Still On You

194 33 0
                                    

Wendy menatap motor ninja yang semakin menjauh dari pandangannya yang kabur karena air matanya sudah membendung lagi di depan wajahnya. Ia menangis kembali.

Wendy memegang pinggiran jaket yang Chanyeol sampirkan pada dirinya. Ia semakin menangis. Hingga kakinya terasa lemas dan membuatnya berjongkok ke tanah.

Hajima! Kajima!

Ingin rasanya Wendy meneriakkan hal itu pada langit. Tapi sejak ia melihat Chanyeol yang berjalan ke arahnya menunggu di parkiran, ia tak bisa mengatakan, mengucapkan, mempertanyakan segala yang sudah ia rencanakan sebelumnya. Kosong. Tak ada suara yang bisa lepas dari mulutnya.

Hingga berakhir di depan apartemennya ini. Dengan angin dingin di malam hari musim semi. Dengan langit yang penuh bintang yang bersinar terang seakan meledeknya yang patah hati dimalam yang seharusnya indah itu.

Wae?

Kenapa kau meminta maaf Chanyeol?

Tentu. Ia mendengar dengan jelas yang dikatakan oleh namjanya itu. Sekalipun suara mesin motor yang berisik ataupun karena namja itu memakai helmnua. Ia bisa mendengarnya dengan jelas.

'Jeongmal mianhada'

Kenapa dari sekian perkataan, itu yang kau katakan?

Kalau kau mengatakan yang satu itu...

Aku jadi tak bisa marah padamu.

Aku jadi tak bisa membencimu sesuai keinginanku karena kau sudah meninggalkanku.

Aku jadi tak bisa...memaafkanmu!

"Nan gidaryeo neo." gumam Wendy di sela tangisnya.

Ya. Ia akan menunggu selama apapun itu. Aku mungkin hanya berharap akan harapan kosong. Tapi aku akan terus menunggu sampai kau mau bertemu dan bicara lagi padaku.

To : Chanyeol

Kau harus mengatakannya dengan jelas jika kau memang ingin mengakhiri hubungan ini.

Jangan justru kau memberikanku jaketmu yang justru akan membuatku tak bisa melupakanmu. Harusnya kau biarkan aku kedinginan.

Jangan justru menyuruhku naik ke motormu. Harusnya kau biarkan saja aku sendirian.

Jangan justru meminta maaf. Itu sama saja kau tak membiarkanku membencimu semauku.

Aku akan menunggu, selama apapun itu. Aku akan menunggu kau mengatakannya secara langsung di depan wajahku, sekali pun itu akan menyakitkan.

Nan gidaryeo neo.

Aku bodoh, ku sadari itu. Tapi tak masalah, selama itu untuk mempertahankan mu.

Park Chanyeol. Kau sudah membuat diriku, yeoja bodoh di dunia ini, yang akan menunggu selama apapun. Sekalipun nantinya kau akan mengakhirinya. Aku tak akan menyesal.

Aku egois, kusadari itu. Jadi jika nanti kau menemuiku, katakan apa yang tak kau sukai dari diriku yang egois ini.

Ini belum berakhir, ingat itu.

Send.

Wendy jadi bingung sendiri. Sebenarnya pesan yang baru saja ia kirimkan itu, apakah pesan cinta atau pesan ancaman atau juga pesan paksaan? Entahlah, yang jelas ketiganya ada di dalam surat itu.

Ia pergi mandi untuk menenangkan dirinya. Begitu selesai, ponselnya ketika dinyalakan masih menunjukkan pesan terakhir yang ia kirimkan pada Chanyeol.

[Read]

Baiklah. Namja itu sudah membacanya. Ia tak memperlukan jawaban apapun. Ya, karena ia akan memberi waktu pada namja itu. Meskipun itu harus seumur hidupnya.

Tapi Wendy tak akan mengisi hari hari penantiannya dengan sia-sia. Karena ia akan berubah menjadi yeoja yang dewasa. Ia ingin minimalnya nanti Chanyeol akan menyesal mengakhiri hubungan mereka. Atau ia ingin membuat Chanyeol merasa bangga ia memiliki yeoja yang berubah menjadi lebih baik.

Ya. Ia tak akan menjalani hari dengan sia-sia.

Stay With Me [WenYeol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang