Sama seperti hari pernikahan pada umumnya, dimana instrument piano juga mengalun di halaman terbuka keluarga besar Xi yang disulap sedemikian indahnya. Cuaca sangat cerah karena Chanyeol sudah membayar mahal untuk itu, tidak boleh ada satu cela untuk hari bahagianya dengan Baekhyun, dan Luhan sesungguhnya sangat menyukai ide Chanyeol tentang menyewa pawang hujan.
Tamu-tamu belum cukup ramai karena matahari belum menghangat, hanya beberapa pelayan yang hilir mudik menyelidiki kekurangan disetiap sudut dan suasana saat ini sungguh menangkan hati.
Tapi tidak juga, karena nyatanya dimana ada Uke-Uke berkumpul, di situ ada kegaduhan.
"Ibu, apa rambut palsu ku sudah rapi?" Luhan berjalan tergesah ke kamar pengantin, tepatnya ke kamar Baekhyun.
sang Ibu yang terlihat berkutat dengan gaun Baekhyun memutar tubuhnya menghadap Luhan untuk mengecek putra sulungnya "ya, kau sempurna-" Ibu nya mendekatkan bibir pada telinga Luhan, "-bantu Baekhyun, gaunnya tidak muat" Luhan sedikit mengumpat, satu kelemahan Baekhyun adalah ketika dia gelisah, dia akan terus makan. Dan Luhan sudah bisa menebak bahwa semalam Baekhyun di penuhi rasa gugup untuk hari besarnya hingga tidak bisa tidur dan terus terjaga dengan mulut tak berhenti mengunyah. Dasar babi.
"kenapa kancingnya tidak mau naik?" Baekhyun bertanya bingung.
Luhan yang juga menggunakan dress, segara meraih zipper punggung pada dress Baekhyun, dan mencoba mengancingnya sekuta tenaga. Sedikit tersentak Baekhyun menoleh "oh hyung! kau cantik!" Tapi Luhan sedang berusaha keras pada dress Baekhyun, dia tidak ada waktu untuk menanggapi pujian mainstream barusan.
"tahan napas mu, Baek"
"ngomong-ngomong, mana sandwich ku?" tanya Baekhyun sambil berusaha menahan nafasnya sesuai perintah Luhan, demi Tuhan, sepertinya Baekhyun naik tiga kilo hanya dalam waktu kurang dari 24 jam, dan Luhan semampunya menarik naik zipper tersebut.
"apa ada yang memakan sandwich ku?!" tuduh Baekhyun nyaris menjerit. Matanya menusuk pada Tao dan Dio yang sedang sibuk dengan rambut palsu mereka. Keduanya serempak menggeleng.
"tidak sayang, tidak ada yang memakannya. Tenang saja, okay?" ucap Luhan sebelum Baekhyun meledak. Ia kemudian menatap dua wanita lainnya sambil menceleng "Tao, Dio, temukan sandwich Baekhyun, segera!" keduanya langsung berpencar dengan masing-masing memegangi rambut palsu mereka.
"okay dengar! aku tidak ingin ada yang panik, tapi-" pria gendut itu, Tomy, dia adalah Wedding Organizer yang baru saja ikut bergabung dalam kepanikan di kamar Baekhyun, dan kalimat pengantar miliknya barusan tidak membantu sama sekali, semua orang menjadi was-was bersamaan.
"apa yang terjadi?!" potong Dio yang sedang menghambur tumpukan pakaian disudut ruangan-dia berharap bisa menemukan sandwich Baekhyun disana- reflek meninggalkan kegiatannya.
semua menatap Tomy dengan wajah pias.
"pemain harpanya tidak bisa datang" ucap final Tomy membuat semua menahan nafas. Terutama nyonya Xi.
"oh, akan ada pemain harpa?" bingung Baekhyun, karena seingatnya Ia tidak memesan pemain harpa.
"dia mematahkan jarinya ketika bermain di orkes simfoni playoff saat liga sofbol, dan mengingat ini salah satu akhir pekan pernikahan tersibuk tahun ini, semua pemain harpa yang ada sudah dipesan untuk hadir dipernikahan lainnya yang juga diselenggarakan hari ini"
Luhan bergidik bahu, tidak terlalu ingin pusing karena menurutnya pemain piano saja sudah cukup bagus. Maka Ia kembali berkutat dengan dress Baekhyun.
"astaga kenapa ini terjadi pada keluarga kami" dan nyonya Xi ada sebagai pemeran berlebihan. Luhan sudah sangat memaklumi kelakuan Ibu nya.
"aku punya daftar pernikahan yang sedang diselenggarakan di kota ini, dan sebisaku menemukan pengganti pemain harpa yang bisa datang secepatnya setelah acara pernikahan pertamanya selesai dan langsung menuju kemari.. dan jika tidak ada yang bisa menggantikan, biar aku yang bermain terompet" ucapan itu diakhiri dengan senyum percaya diri Tomy dan sedikit banyak menyurutkan ketegangan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's your number? - Hunhan
Fanfiction[Ini adalah ff remake ini ber rating dewasa..] ... Luhan merasa cukup lelah saat sadar ia tak bisa bertahan lama dengam satu teman kencan. ... "Baek sebenarnya berapa banyak hubungan lagi yang harus ku jalani hingga mendapatkan yang tepat?" "Pasti...