Chapter 10

3.7K 313 33
                                    

Luhan melangkah cepat, menggerutu sepanjang jalan karena matanya tak dapat menemukan makhluk tinggi bernama Oh Sehun.

Ia baru saja selesai dengan perdebatan kecilnya bersama Baekhyun tentang tanggal pernikahan Baekhyun-Chanyeol. Walau sebenarnya Luhan tidak berhak mengatur, tapi apa salahnya memberi saran? Menurut Luhan, menikah bersamaan dengan tanggal ulang tahun terdengar membosankan. Jika kau bisa medapat 2 surprise dalam setahun, kenapa harus minta satu? Benarkan? Namun Baekhyun bersikeras ingin melangsungkan pernikahan bertepatan dengan hari kelahirannya. Sebenarnya Luhan bisa saja tak ambil pusing, hanya saja Ia merindukan Baekhyun yang menjerit kesal padanya. Oh adiknya itu.

Alis Luhan bertaut tak percaya bersama kakinya yang berhenti tiba-tiba. Sebenarnya Ia sedang terpukau. Disana.. Oh Sehun tidak seorang diri. Ia bersama anak kecil yang menggemaskan, duduk di atas rerumputan dimana posisi Sehun yang setengah membaringkan tubuh dengan lengan kekarnya sebagai penyangga, dan anak kecil itu duduk di samping Sehun dengan fokus matanya menikmati pertunjukan boneka tangan di depan sana. Oh! Jangan lewatkan soal kacamata hitam yang bertengger manis di hidung mancung Sehun. Kenapa Sehun........ looks damn hot and so fuckin Daddy materials?!

"hai" sapa Luhan, segera duduk disamping anak kecil yang masih dipertanyakan identitasnya.

"oh, hai" saut Sehun sekilas sambil menoleh. Beberapa detik Sehun terdiam memperhatikan penampilan Luhan, yang untuk kesekian kalinya membuat Ia cukup terpesona. Yeah, cukup.

Sedangkan Luhan malah sibuk mengernyit bingung pada bocah kecil yang duduk manis di sampingnya sedang menatap antusias pertunjukan boneka didepan sana "anak siapa ini?"

Sehun melirik sekilas, "keponakanku. Kalau aku datang kepertunjukan boneka tanpa membawa anak kecil mungkin terlihat menyeramkan"

"great" saut Luhan. Tangannya mengapit pipi anak itu dengan gemas, dan langsung di sodori tatapan mematikan dengan wajah datar luar biasa.

Ya, dia memang keponakan Sehun. Batin Luhan.

"ucapakan salam, Justin"

"aarrrr!!" raung anak itu dengan lucunya. "dia bajak laut" jelas Sehun kemudian. Dan Luhan hanya tersenyum sekenanya.

"apa maksudmu? Aku akan pulang. Aku harus BAB" suara aneh dari panggung boneka didepan sana mengalihkan perhatian ketiganya dan ikut menikmati pertunjukan.

Tak lama taman yang didominasi anak-anak kecil yang duduk menyaksikan pertunjukan boneka tangan itu bersorak dan bertepuk bersama-sama. Pertunjukan selesai.

Luhan bertepuk tangan tak kalah nyaring dan ucapan Sehun membuatnya menoleh "giliranmu"

"oke." Luhan berdiri dengan sigap, ketika anak-anak lain berlarian untuk mencari hiburan lain, Luhan dan keponakan Sehun malah berjalan bergandengan ke arah yang berlawanan. Mereka akan mendatangi dalang dibalik pertunjukan boneka tangan tadi. Khususnya Luhan, yang punya maksud tertentu.

Semakin Luhan mendekat, semakin pula Ia dapat melihat dengan jelas wajah si dalang. Tak ada yang berubah, wajahnya hanya semakin dewasa dan mungkin dengan tinggi yang sedikit bertambah. Luhan juga tak bisa mengelak untuk mengakui pria itu juga makin tampan, walau tidak berubah banyak. Yeah, kenyataannya dia masihlah pemain boneka tangan.

"Jongsuk?" panggil Luhan tak yakin, hanya akting.

"Luhan? Wow, apa yang kau lakukan disini?" senyum pria itu masih hangatnya. Sebenarnya dulu alasan kenapa Luhan bisa mengencani dalang boneka itu karena Ia tertarik dengan senyum kalem pria itu.dan senyumnya masih bertahan, tapi rasanya berbeda sekarang.

"oh aku sedang mengasuh anak temanku" Luhan menepuk-nepuk kepala Justin namun langsung ditepis dengan tak suka oleh anak itu, Luhan mendelik sekilas.

What's your number? - HunhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang