05

925 119 6
                                    

"Aku pulang..."

____________________________________

'Jangan pernah pergi...
Aku akan menangis...
Aku akan merasa paling kejam didunia ini...'

'Kau tak tau bukan?, seberapa
Berharganya dirimu dihatiku ini'

'Peluk aku, jangan biarkan aku pergi'

____________________________________

Junhui menggerakan anggota badannya, dia menari dengan alunan musik yang teratur.
Suara hatinya masih bergemuruh tak menentu, hujan diluar sana cukup deras, tak banyak kendaraan melintas dibawah gedung yang sedang Junhui tempati.

"Apa Gege sudah lama belajar menari? Mengapa Gege begitu sangat lihai menggerakan anggota tubuh?" Minghao bertanya ketika ia sibuk dengan roti yang sedang ia kasih selai diatasnya.
Yup Minghao selalu memperhatikan Junhui yang ada didepannya, ia kini tengah terduduk dilantai yang beralasan karpet kecil.

"Dulu aku pernah menjadi anggota dance club ngomong-ngomong" Junhui menjawab lalu mengusap keringatnya.

"Um, sejak kapan?" Minghao melirik Junhui dengan antusias.
Junhui mendekati Minghao lalu duduk bersila menatap si pria yang selalu menanyainya seperti wartawan itu.

"Kurasa, sejak umurku 6 tahun" Junhui menjawab ragu lalu meraih kaleng soda dan meminum isinya.

"Gege pernah berpesan padaku waktu itu, aku tak boleh minum soda mengapa Gege meminumnya" Minghao sedikit tak terima, ia membuka kaleng soda ketika akan meminum Junhui malah mengambil paksa kaleng soda itu.
"Dan Gege selalu curang" Minghao mendengus ketika Junhui hanya menatapnya.

"Aku tak suka bila Minghao sudah keras kepala," Junhui bergumam.

Dan Minghao hanya mengangguk, menyerah karena Junhui tak akan memaafkannya bila ia kembali keras kepala.

____________________________________

21.16

"Gege kapan kita pulang," jika kalian tanya dimana sekarang Minghao dan Junhui jawabannya adalah setelah sibuk mencari Minghao ditaman itu, Junhui mengajak Minghao untuk beristirahat dirumahnya ketika melihat Minghao seperti kelelahan.

"Besok," Junhui menjawab dengan suara beratnya, kepala Minghao menghalangi pergerakannya, kepala Minghao sedang berada di dadanya.

Minghao menghela nafas, ia rasa Junhui tak banyak bicara sekarang.
"Nafasku terputus-putus" Minghao menutup matanya ketika terasa susah untuk bernapas.
Jun melirik Minghao dan melihat Minghao tengah menutup matanya.

Jari lentik Junhui mencoba mengusap kening Minghao.

"Hao?"

"Ne..."

"Saranghae..."

Detik itu Minghao semakin memejamkan matanya.

____________________________________

"Bagaimana keadaanya," Pria tinggi berjas layaknya seorang Ceo yang mempunyai banyak cabang perusahaan menatap satu orang didepannya.

Thanks-Junhao [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang