12

654 91 5
                                    

Dan pada saat itu aku sudah tidak tau akan kabarnya.

[]

Junhui sudah menikah seminggu yang lalu, Kyulkyung dan dirinya sudah larut dalam kebahagiaan rumah tangga. Sampai melupakan seseorang yang disana menunggu kembalinya seorang Wen Junhui.

Suatu hari nanti...
Aku ingin ada kabar bahagia...
Suatu hari nanti...
Aku masih ingin tetap bersama-mu.
Suatu hari nanti bila kita ditakdirkan tidak bertemu kembali.
Aku harap kamu tetap bahagia.

[]

"Minghao sedang apa?," tanya Wonwoo lembut,

"Sepertinya aku melupakan bagaimana caranya menulis, lihatlah hyung tulisanku sangat buruk" Minghao terkekeh lalu membenarkan posisi kacamatanya yang hampir merosot karena hidung yang kurang mancung.
"Posisiku menulis juga terlihat miring hyung, kadang badanku terasa sangat berat dan sulit untuk duduk," Minghao bercerita seperti tidak ada beban dalam suaranya. Namun Wonwoo malah terisak.

"Kata Mingyu kamu jangan terlalu lama duduk seperti ini," Wonwoo memegang pundak Minghao dengan gemetar, lalu membaringkan adiknya itu diatas kasur.

"Hyung," Minghao bergumam sambil melepas kaca matanya.
Wonwoo bergumam membalas panggilam Minghao.

"Aku takut tidak bisa melihat,"

[] China

"Sudah 2 hari ini pasien tidak sadarkan diri," adu seseorang kepada laki-laki yang duduk didepannya.

"Koma?"

"Ia tuan Wen, dia memiliki kanker tulang, penyakit langka." Dokter itu menjelaskan kepada seseorang bermarga Wen itu.
Seketika ia mengingat seseorang.

"Nanti akan ku periksa kau keluar saja,"

"Baik tuan Junhui," dokter yang sempat mengadu pada Junhui itu bergegas meninggalkan ruangannya ketika melihat ekspresi Junhui yang berbeda.

Setelah berasa temannya itu keluar, Junhui mengobrak-abrik lemari kerjanya maksudnya lemari berkas-berkas pasien rumah sakit.
Dan ia menemukan sesuatu,

Xu Minghao
20 tahun
Menderita penyakit leukimia stadium 3.      


2 bulan ini Junhui telah melupakan seseorang. Mata Junhui memanas lalu segeralah ia bangkit dan berlari keluar dari gedung rumah sakit milik ayahnya dari China.

"Aku akan pulang secepatnya, aku janji-" Junhui berlari dengan tempo cepat kearah parkiran dibawah gedung.

"Kamu harus tunggu aku pulang, dan harus baik-baik saja." Junhui berjongkok setelah berada didepan mobilnya, air mata berhamburan keluar dari kelopak matanya.

Ia telah membohongi seseorang disana.

[]

"Kini aku tau, sesuatu tak mungkin seindah yang diharapkan"

Wonwoo berlari keatas ketika suara pecahan berhasil terdengar olehnya.

"Minghao?" Dengan panik Wonwoo membuka pintu dan pendapatkan seseorang yang dikhawatirkannya jatuh tersimpuh dilantai.

"Hao...hao" Wonwoo memeluk tubuh kurus sang adik dan yep ia tak dapat menahan air matanya.

"Hao pusing hyung," Minghao menatap sendu hyungnya, nafasnya tak beraturan saat itu dan Wonwoo mampu menangis lalu memeluk tubuh sang adik yang sedikit demi sedikit akan tak sadarkan diri.

Wonwoo memencet tombol pada kontak Mingyu,

"Tolong, aku membutuhkanmu secepatnya gyuu!!" Teriak Wonwoo dan mampu membuat Mingyu disana berperasangka buruk.

"Minghao tunggu sebentar ne, Mingyu akan segera datang. Kamu kuat, jangan seperti ini kamu itu hebat" Wonwoo berusaha menyemangati adiknya yang hampir tak sadarkan diri dipangkuannya.







To be continue.

Thanks-Junhao [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang