Akhirnya masa orientasi sekolah (MOS) berakhir dan siswa/i pun tidak lama lagi akan belajar dengan normal sesuai dengan kurikulum sekolah. Siswa/i pun diliburkan dalam satu minggu dikarenakan guru yang harus menentukan kelas dari masing masing siswa yang memiliki nilai tertinggi hingga nilai terendah.
"Akhirnya mos udah selesai. Jadi kakak kelas ngak akan pdkt lagi deh sama loh"ucap Sia yang mengejek Yasa di taman belakang panti asuhan tersebut.
Di taman itu merupakan taman dimana tempat rahasia mereka bila salah satunya merasa sedih ataupun dimarahi oleh penjaga panti bila mereka melakukan kesalahan. Taman itu dilengkapi dengan banyak tanaman bunga yang dibiarkan tumbuh dan sebuah tenda yang cukup besar untuk mereka berdua. Tenda itu merupakan permohonan Yasa kepada ayah dan ibunya yang sudah lama bercerai dan lebih melanjutkan karir masing-masing hingga Yasa berada di tempat bibi Anne.
Dan di tenda itulah mereka selalu bersama. Apabila mereka merasa gusar mereka akan membangun tenda itu lagi dan bermain di tenda itu.Sewaktu ketika saat mereka berusia 12 tahun ibu Yasa datang ke panti untuk bertemu Yasa dan mengajaknya pergi. Tentu saja Yasa sangat bahagia namun saat melihat Sia sering melamun sejak tahu Yasa akan pergi. Saat hari kepergianya tiba dia tidak melihat Sia dan akhirnya Yasa kecil menyuruh ibunya untuk mengajaknya nanti ketika dia beranjak dewasa. Yasa kecil berfikir Sia tidak akan sedih jika Yasa akan pergi bila dewasa nanti karena pemfikiran orang dewasa yang bijaksana.
Yasa mencari Sia di kamar yang ditempati Sia tidur di panti dan tidak menemukannya. Dengan Segala kekhawatiran diapun ke taman belakang panti dengan melihat tenda yang telah di bangun dan melihat sia yang tertidur di dalamnya. Dia pun ikut tertidur bersama sahabatnya itu. saat membuka mata Sia yang melihat Yasa tidur disampingnya merasa heran apakah dia bermimpi? Bukannya Yasa sudah pergi tadi malam? Dia pun menampar-nampar pipi Yasa hingga terbangun dan menatap satu sama lain. Kedua Anak kecil itupun mulai membuat janji bahwa jika salah satu akan pergi dari mereka maka dia tidak boleh menangis dan membiarkannya pergi demi kebaikannya tetapi akan bertemu kembali di tempat kecil ini. Terjadilah janji itu dengan kedua kelingking anak kecil itu di dalam tenda dan hujan yang sayup-sayup diluarnya*~*~*
Sebenarnya Sia sangat risih bila saat waktu istirahat ataupun saat MOS berlangsung Yasa selalu dipanggil untuk naik ke atas dan membual bahwa Yasa dan salah satu kakak kelasnya itu memiliki hubungan yang khusus antara mereka dan dijadikan pasangan yang favorit. Bukan perasaan cemburu tetapi Sia selalu melihat dan tahu bahwa sahabatnya itu tidak menyukai kakak kelas itu dan selalu mengganggu Yasa. Namun dia hanya bisa memperhatikan Yasa dan memberi nasihat agar meng-iyakannya saja hingga MOS selesai.
"Harusnya gue yang senang bukan loh. Oh iya lupa,loh kan jelek jadi ngak ada yang mau" cibir Yasa yang mulai mengejek sahabatnya itu.
"Ishh, sok kecakapan banget sih loh"
Ucapnya sambil memukul bahu Yasa"Emang" ucapnya enteng. Yang memang sengaja membuat Sia marah karena terus mengatainya di taman belakang.
dengan merasa kesal karena diabaikan oleh Yasa yang lebih memilih membaca buku yang entah apa isinya kemudian mengajak Yasa bermain permainan yang selalu ia mainkan ketika keduanya merasa bosan.
"Dari pada baca buku mending kita main MONOPOLI. Dan yang kalah bakal ngabulin permohonan yang menang" tantang nya dengan mengatur permainan dan menarik buku yang dibaca Yasa.
"Gue dan loh itu udah bukan anak anak lagi Sia. Loh harus mulai dewasa" ucap Yasa yang mengambil bukunya di tangan Sia.
"dewasa? permainan ini yang pernah antar kita sampai sejauh ini! Loh lupa ditempat ini, malam yang sama walau waktu yang berbeda kita ngk pernah bakal sedekat ini tanpa harus dewasa!" ucap sia yang marah karena Yasa yang meremehkan permainan yang selalu dimainkan Yasa dan Sia ketika merindukan sosok orang tua masing-masing
Selamat membaca😃😃
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN KENANGAN
Teen Fictionseorang anak perempuan yang mempunyai mata berkilau berdiri di atas awan yang Tengah dilumuri oleh tetesan-tetesan air yang bertemu dengan anak laki-laki seumurannya. Mereka bermain seperti anak-anak pada umumnya sehingga mereka akrab satu sama lai...