"Loh cantik Sia" spontan keluar dari bibir Yasa
Mendengar perkataan sahabatnya itu Sia mengelus rambut Yasa dan tersenyum
"Dan loh tampan Yas" ucap Sia yang memberi pujian balasan kepada Yasa
Yasa terbangun dari lamungannya saat merasa tangan Sia mengelus rambutnya. Yasa tidak tau harus berbuat apa saat Sia menyentuhnya padahal ini bukan pertama kali Sia mengelus rambutnya. Akhirnya dia memilih diam hingga Sia menurunkan tangannya walau terus menatap Sia.
"Lebih baik loh keluar dari sini. Gue bakal datang 3 menit lagi" ucap Sia yang mengusir Yasa dari kamarnya
"Iya.ini udah mau keluar" jawabnya dengan mengambil langkah besar menuju pintu
Yasa menuju tempat makan para anak panti. Sambil duduk di kursi makan yang ada dan menunggu Sia keluar,Yasa tersenyum kecil mengingat Sia yang mengelus kepalanya tadi. Yasa tidak sadar bahwa dia melakukannya di depan bibi anne dan anak panti lainnya.
"Yas. Kamu kenapa? Ucap bibi anne yang terus melihat tingkah keponakannya itu
"Ah?Ya bibi anne?" Balas Yasa yang tidak tau harus menjawab apa karena tidak mendengar perkataan bibinya
"Kamu ngelamunin siapa? Kata bibi anne lagi yang semakin penasaran
"Si.. ah...pelajaran matematika" jawab Yasa yang bingung mau menjawab apa
"emang matematika kamu lucu ya? Sampai kamu ketawa-tawa gitu" tanya bibi anne lagi yang mulai curiga karena Yasa yang mulai tersenyum sejak memanggil Sia
"Itu bi...pak gurunya yang lucu. HAHAHAHA" jawabnya lagi dengan terus salah tingkah dan memilih pergi dan beralasan akan mengambil tasnya
Sesuai dengan perkataan Sia, dia datang saat 3 menit. Dia melihat Yasa yang terus ditanyai oleh bibi Anne dan pergi meninggalkan meja makan
"Pagi bibi Anne" ucap Sia yang tersenyum kepada Orang yang sangat dia sayangi
"Cantik banget hari ini Si.ada acara sekolah ya?" tanya bibi anne yang memuji
"masa sih" jawab Sia yang tersipu malu
"Emang ada acara sih. Hari ini lomba cheers disekolah aku dan kata temen-temen bakal banyak datang anak cowok dari sekolah lain" lanjut Sia yang tidak sabar ingin cepat pergi
"hmm. Pantasan"ucap bibi anne yang pertanda sudah mengerti
"Kamu langsung ke bawah ya Si. Keknya Yasa nunggu kamu dibawah. Tante mau pergi dulu"lanjut bibi anne dan pergi
Sia hanya mengganguk sambil memakan sarapannya.
Sia melihat Yasa di depan pekarangan panti. Dan melihat Yasa menggambar sesuatu di pohon dengan menggunakan pisau kecil. Ingin mengejutkan Yasa, dia melihat ukiran pohon yang mirip dengan gambar 2 anak kecil yang bermain. Walau Yasa tidak terlalu mahir menggambar namun Sia bisa mengetahui bahwa itu dirinya dan Yasa yang sedang bermain hujan saat pertama kali bertemu.
"Itu kita kan? Loh masih ingat" Ucap Sia dengan menyentuh ukiran di pohon itu
"ini kenangan kita Si. Gue mau ini diabadikan di pohon ini" jawab Yasa dengan memegang tangan Sia
"Makasih" ucap Sia yang masih menatap ukiran itu
"Untuk?" tanya Yasa
"Makasih karena loh ingat kenangan ini" lanjut Sia dengan memegang erat tangan Yasa
Yasa tersenyum kepada Sia pertanda mereka bahagia karena masing-masing dari mereka masih mengingatnya.
*~*~*~*
Pertandingan lomba cheers pun dimulai. Semua tim cheers dari berbagai sekolah mulai bersiap diri. Namun Sia yang masih sibuk dengan Yasa untuk melihatnya tampil, dengan meyakinkan Yasa bahwa dia tidak akan jatuh saat temannya mengangkatnya. Sedangkan tim cheers dari sekolah Sia harus tampil dahulu sebagai tuan rumah.
"Please Yas. Loh datang Ya" kata Sia yang memasang wajah memelasnya
"Tapi loh nanti jatuh Si,Ngak usah ikut!" balas Yasa yang terus khawatir
"Yas gue mohon. Gue bakal jaga keseimbangan kok, lagian kita udah latihan! Gue ngak mau kecewain anak cheers lain" Kata Sia lagi yang akan menarik tangan Yasa kelapangan
"Ok,Tapi kalau loh jatuh loh berhenti dari cheers!"balas Yasa lagi yang sudah tidak bisa menentang sahabatnya ini
PENGUMUMAN KEPADA SELURUH TIM CHEERS AGAR BERSIAP-SIAP KARENA LOMBA AKAN SEGERA DIMULAI
Pengumuman itu sontak membuat Sia berlari kecil dengan Yasa. Sia pergi meninggalkan Yasa di tempat penonton karena akan segera tampil.
tim cheers Sia mulai masuk kelapangan sebagai pembuka dan membuat kolaborasi yang telah dilatihnya dengan anak cheers lainnya. Sia mulai memainkan pompom yang dia pegang, suaranya menggema dilapangan karena teriakan anak cheers belum lagi gerakan-gerakan tim nya. Sia harus naik keatas untuk memperlihatkan tanda cheers di sekolah nya dengan menaiki punggung anak cheers lainnya. Tim cheers Sia berhasil membuat semua orang terpukau dengan kolaborasi mereka sedangkan Yasa hanya bisa berdoa terus menerus agar Sia tidak jatuh.
Seorang anak laki-laki dan teman-temannya yang ikut hadir dalam lomba yang diselenggarakan oleh sekolah SMA HARAPAN BANGSA yaitu sekolah Sia dan Yasa. Terus memperhatikan tim cheers yang merupakan tuan rumah dan pusat perhatiannya kepada seorang gadis yang sedang berdiri di puncak untuk memperlihatkan tanda cheers sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN KENANGAN
Teen Fictionseorang anak perempuan yang mempunyai mata berkilau berdiri di atas awan yang Tengah dilumuri oleh tetesan-tetesan air yang bertemu dengan anak laki-laki seumurannya. Mereka bermain seperti anak-anak pada umumnya sehingga mereka akrab satu sama lai...