SATU

48 1 0
                                    

JAKARTA,02 FEBRUARI 1998

Semuanya diawali saat musim hujan selalu mengiringi waktu di kota itu. Anak perempuan yang tinggal di sebuah rumah yatim piatu tersebut sudah berkali kali diingatkan agar tidak bermain hujan saat hujan deras yang dapat membuatnya basah seketika. Namun itu seperti angin lewat bagi anak perempuan yang baru menginjak 7 tahun yang juga baru menginjak sekolah dasar tersebut yang tetap kokoh ingin bermain walaupun mengetahui dirinya akan sakit.

Saat merasakan butiran-butiran air yang menyentuh kulitnya dan membuat hampir bajunya basah. Seketika ada anak laki-laki yang tidak dikenalnya ikut bermain dengannya bahkan merasa tingkahnya lebih mengejutkan darinya.
TERNYATA MEREKA BERDUA MENYUKAI BUTIRAN AIR TERSEBUT.

setelah mengetahuinya anak perempuan tersebut sontak bahagia dan lebih dalam bermain sehingga mereka seperti sudah lama saling mengenal ketika sudah berurusan dengan hujan yang semakin lama semakin deras....

Setelah hujan secara perlahan semakin menghilang kedua anak tersebut saling tertawa dan mengenalkan diri masing"
"Aku Sia, aku salah satu anak panti disini.kamu dari mana? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya " ucapnya dengan pelan karena tidak sanggup lagi menahan bersin yang akan keluar dari mulutnya.
"Aku Yasa. Ibuku menitipkanku disini sementara karna bibi anne adalah tanteku." tegasnya yang sedari tadi memperhatikan tingkah anak perempuan itu yang sedari tadi bersin-bersin di depannya.

Persahabatan merekapun dimulai disini di bawah rintikan hujan yang menjelang malam waktu itu. Mereka terus bersama mulai dari bersekolah sekolah menengah pertama yang sama hingga pada sekolah menengah atas.

*~*~*

Pada saat pertama masuk sekolah menengah atas untuk pertama kalinya Sia selalu bersama Yasa saat pulang dan pergi untuk kesekolah. Mereka sadar bahwa mereka hampir senasib dengan tidak adanya orang tua disamping mereka walaupun Yasa mempunyai orang tua, orang tuanya selalu saja pergi untuk waktu yang lama dan menitipkan nya kepada bibi anne yang merupakan pendiri yayasan PANTI ASUHAN MIKASA yang merupakan panti asuhan yang cukup besar di kota itu.

Mereka berduapun tumbuh menjadi remaja. Sia yang selalu kelihatan tomboy mulai merubah dirinya dengan memakai rok pendek yang digunakan anak anak sekolah disekolahnya dan juga mulai memakai make up sedikit demi sedikit . Tetapi berlainan dengan Yasa yang selalu lebih memperhatikan buku" nya, tetapi Yasa tumbuh menjadi pribadi yang pintar dan bijaksana dan belum lagi mewariskan wajah ibunya dan ayahnya yang rupawan walaupun bukan orang ter ganteng disekolah itu. Namun saat pertama masuk sekolah banyak siswi yang selalu memperhatikannya hingga menjadikannya anak terfavorit saat pertama masuk sekolah atau masa perkenalan sekolah (MOS). Tidak heran banyak yang mengiriminya surat saat kakak kelasnya menyuruh anak kelas 1 untuk membuat surat kepada teman angkatannya sendiri. Tetapi dengan kepribadian Yasa yang hanya terbuka bagi teman yang dia lama kenal dan tertutup kepada orang lain. Dia hanya menyimpan surat-surat itu tanpa membaca satu suratpun.

Akhirnya hari pertama MOS Pun selesai. Dan Yasa menunggu Sia didepan pagar untuk pulang bersama dengan jalan kaki berhubung sekolah dengan panti cukup dekat bila melewati lorong lorong dan sedikit jalan raya.

"Gue nunggu di depan gerbang,jangan lama.nanti gue tinggal!" kata Yasa yang memegang ponselnya dan mengirimi sebuah chat kepada Sia.

setelah pesan terkirim beberapa menit. Sia muncul didepannya dengan terlihat lelah karena berlari takut Yasa meninggalkannya yang walaupun Sia tidak yakin akan ancaman sahabatnya itu.
"ngak sabar banget sih.yuk pulang" ucap Sia dengan membersihkan wajahnya dari keringat.

"Emang loh percaya bakal gue tinggal? Biasanya walau dikirimin itu loh tetap lama datang" tanya Yasa yang heran karena melihat Sia yang percaya akan ancamannya karena biasanya Sia tidak peduli dan selalu datang terlambat.

"Ya gimana lagi, Soalnya nanti loh pulang sama cewek lain ngak sama gue. Tadi loh banyak dapat banyak suratkan dari cewek?" tegasnya dengan terus berjalan disamping Yasa.

Yasa yang mendengarnya tertawa sambil terus berjalan dan berkata
"Gue ngak mau pulang sama orang lain klo bukan loh atau ngak ada loh"
Ucapnya dan terus berjalan dan menghadap kedepan.

"Emangnya kenapa klo gak ada gue?
Tegasnya yang tidak lagi melihat jalanan melainkan menghadap ke Yasa.

"Karna loh itu PENTING!"

Hai. Selamat membaca semoga suka yah sama ceritanya😇

TERBITNYA NGAK MENENTU YA!!

SALAM DARI PENULIS😙

HUJAN KENANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang