11

50 14 23
                                    

Inilah cinta, kata sederhana tapi bisa memabukan seseorang. Samapi ia pernah lupa di sakiti dan menyakiti

Gadis itu duduk termenung pikirannya kosong entah kemana. Dia bingung entah apa yang harus ia perbuat, semuanya terlalu kejam jika di perbolehkan untuk berhenti maka dengan senang hati dia memintanya.

Cairan itu. Terus mengalir dan mengering dengan sendirinya.

'Tuhan inikah takdirku? Inikah kisah asmaraku? Boleh kah aku merubahnya? Boleh kah aku menukarnya dengan kisah yang lain, kenapa kau jatuhkan padaku dengan orang yang salah. Sungguh mencintai sepihak bukanlah hal yang menyenangkan'

Keesokan harinya Nadya sekolah sepertu biasanya, dia tidak mau orang tahu keadaanya yang sekarang. Intinya dia tidak suka di kasihani.

Nadya terpaksa berangkat pagi agar, dia tidak bertemu dengan lelaki itu, lelaki yang membuatnya seperti ini. Tapi dari kejauhan Nadya melihat sosok itu, yang sedang tertawa lepas dengan wanita tidak lain mantan sahabatnya sendiri. Ya, dia sudah menganggapnya mantan sahabat.

Karna tidak ada sahabat yang rela menyakiti sahabatnya sendiri, tidak ada sahabat itu bagaikan sodara saling melindungi dan melengkapi.

Sosok itu semakin dekat Nadya berusaha menahan cairan itu, Nadya menggigit bibirnya kuat kuat agar cairan itu tidak jatuh.

"Nadya" Nadya tidak menggubrisnya dia terus berjalan melawati Fero dengan Vela "Nadya gue bilang berhenti" seperti robot yang di gunakan dengan remot kontrol Nadya berhenti tiba tiba kakinya terasa berat untuk di angkat.

Nadya terus menunduk melihat kebawa, dia enggan menatapnya, cairan itu sudah pasti meluncur dengan derasnya. Hatinya begitu sesak dan ngilu.

Harus kah Nadya memasang senyum palsu setiap harinya? "Maafin gue, maafin semua omongan gue. maafin semua kesalahan gue dan maaf gue ngga bisa bales perasaan lo" ujar Fero

"Jujur Fero, aku memang dulu dan kemarin sempat berharap lebih padamu. Tetapi saat aku menyerukan namamu kau malah menyerukan nama wanita lain, saat itu pula aku sadar. Perasaan itu hanya aku yang merasakannya, sedangkan dirimu tidak. Pada saat itu aku mulai belajar melepasmu belajar merelakanmu bersama cinta yang bersama cinta notabennya sahabat aku sendiri dan aku mulai mengubur kenangan dirimu dalam dalam kedasar jurang yang curam"

Fero seperti tertampar oleh kata katanya Nadya dia di buat bisa hatinya ada rasa yang aneh ada rasa ketidak rela tapi entah apa, dari dulu memang dia merasakan rasa ini jika dengan Nadya tapi Fero berusaha menyembunyikannya

"Aku adalah kata yang tak pernah kau ucapkan, Fero. Aku adalah luka yang tak pernah kau obati dan aku adalah rasa yang sejatinya tak pernah kau rasakan. kamu adalah luka untukku tapi kamu adalah cinta bagiku. Maaf karna aku terlalu mencintaimu dan maaf aku mengganggu hidupmu, dan lo Vel, bahagia dengan Fero jangan sampai kau sakitinya seperti kau yang menyakitiku" Nadya pergi berlalu meninggalkan mereka, hatinya sudah bertekad bahwa ia akan melupakan cintanya untuk Fero.

Andai dia bisa seperti burung yang bisa terbang kesana kemari Nadya ingin sekali melakukannya

Tiba tiba terlintas di pikirannya sosok yang selama ini selalu ada untunya, sosok yang selalu menyemangatinya. Nadya selalu nyaman berada di dekatnya tapi Nadya menganggap bahwa itu hanya sebuah perasaan antara adik dengan kakak laki-lakinya. Dan sekarang sosok itu mulai mendekatinya

"Nad? Lo abis nangis lagi? Ya ampun udah gue bilangin hei liat keatas prinses nanti mahkotamu jatuh, lelaki  seperti dia tidak pantas terus kau tangisi"

'Liat gue Nad, gue yang mencintai lo dengan tulus.Apa gue harus menghilang dulu agar kau. Apa gue harus menyakiti lo seperti layaknya Fero menyakiti lo supaya lo ngeliat kegue dan menyadari perasaan gue' batin Taufan

"Apaan sih, engga kok gue ngga nangis" Jawab Nadya sambil memamerkan senyum manisnya.

"Itu ingus lo ihh kemana mana, ihh ketera banget boongnya. Dasar es gabus"

"Apa es gabus?"

"Iya es gabus dingin tapi lemer itu lo banget HHH" Taufan terus terawa karna melihat ekspresi wajah Nadya tidak trima di katakan es gabus

"Eh lo kali kanebo kering, idup lo terlalu kaku, makanya jomblo terus" sinis Nadya

"gue jomblo karna nunggu lo kali" celetuk Taufan

"Ah apa" Nadya ngga salah dengerkan

"Ngga kek kantin yu gue belum sarapan, sakalian kita atur jadwal latihan nyanyi buat acara sekolah nanti" kata Taufan mengalihkan pembicaraan

"Oke deh, gue juga belum sarapan. Nanti traktir ya" Nadya memamerkan senyum manisnya karna itu jurus paling ampuh untuk Taufan

Taufan menghembuskan nafas kasar, dia paling tidak kuat jika sudah menampilkan senyum manisnya "oke deh, asal jangan lebih dari seribu ya"

"Yeh si tai ya udah ngga usah traktir lagi, tapi lo gue pecat jadi sahabat gue"

'Sahabat ya' batin Taufan

"Yah sahabat kejebak Friendzone deh" celetuk Franda

"Lo pada mau kemana, masih pagi?" tanya Jesi

"Nyarap ke kantin mau ikut?" jawab Nadya

"Ngga deh ntar ganggu"

"Iya jangan, eh Fan gue tinggal nunggu PJnya aja sekalian sama traktiran yang kemaren" Jesi mengedipkan matanya sebelelah

"Apaan sih emang kemarin kalian kenapa? Ko gue ngga tahu" Nadya bingung

"Udah kekantin aja yuk laper gue, takut bel juga cepet es gabus"

"Iya iya kanebo kering"

Sedikit maaf ya😪

Sorry baru up, janji abis UNBK aku bakal sering up. komen next dong biar nambah semangat nulisnya😂

Oh iya semangat ya buat kakak kaka ade ade yang mau UNBK semoga soalnya bonus semua wkwk

Jangan lupa vote dan komennya❤

Salam
Ernawati armin❤

True  LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang