13

43 7 0
                                    

Dari Nadya, Taufan mengerti bahwa cinta bukan hanya tentang kata-kata manis atau tentang sebuah kata-kata yang menyakitkan.

Tapi cinta adalah, soal kesabaran tentang perjuangan, keiklasan untuk melepaskan atau mempertahankan

Kata orang kita harus punya kekuatan untuk melepaskan. Tapi, Taufan dia ingin kekuatan untuk mempertahankan, karna dia yakin waktu bisa merubah perasaan seseorang.

Hatinya terlalu kebal, menurutnya rasa sakit yang ia rasakan selama ini tertutup oleh rasa sayangnya untuk Nadya.

Mungkin tuhan belum menjawab bisakannya setiap waktu, mungkin tuhan belum mendengarkan keluhannya.

Dia begitu yakin, karna cinta tidak butuh balasan saja tapi juga cinta melatih kesabaran.

Dari semua pertanyaan yang ada baginya satu, jawabanya setelah sekian lama kebersamaanya dengan Nadya. Dia ingin Nadya dengannya seperti bulan dan bintang yang selalu berada di langit yang sama.

Dia tahu, langit yang begitu jauh yang mustahil di gapai.

Tapi, dengan dia berada di dekatnya semua itu terasa lebih dekselamat yat dimana bulan dan bintang selalu bersama selamanya

Dalam hidup ngga ada jaminan buat terus bahagia, ngga ada kepastian buat apapun. Semua orang bisa terlempar keluar dari kotak rasa nyamannya secara tiba tiba.

Di dalam tubuh kita ada banyak air. Tapi, bila terluka darah yang keluar. Dalam hati kita ada banyak darah. Tapi, bila hati kita yang terluka air mata yang keluar.

Begitu juga dengan Nadya, dia belum bisa menghilangkan perasaannya untuk Fero, dia tidak bisa berhenti untuk mencintainya.

Sedari tadi Nadya latihan nyanyi dengan Taufan dia hanya muram, perasaannya tidak bisa di bohongi.

ternyata Dilan salah. Ada yang lebih berat dari rindu yaitu, mengendalikan perasaan sendiri. Sungguh ini lebih sulit dari apa pun

"lo lagi chating sama siapa sih Nad dari tadi main hp mulu, ngga fokus fokus"

"Ssst diem fan, gue lagi cari cara 1001 cara Move on dari gebetan. Kali aja ada keajaiban" kata Nadya tidak lepas dari Hpnya.

"Banyak amat, sebenarnya kunci Move on itu cuma satu"

"Apa? Sok tahu lo, emang lo pakar cinta. pacar aja ngga punya, Glagak"

"Yehh si tai malah ngejek, gue gini karna nunggu lo kali" Taufan reflek langsung membungkan mukutnya sendiri.

"Eh maksud gue, gue lebih nyaman kaya gini aja gitu, emm jadi mau tahu ngga caranya?"

"ngeles ae lu kaya bajaj, iya iya apa"

"cukup lo bahagiain diri sendiri"

"gimana gue mau bahagia, kalo tiap hari ketemu Fero. Gue ngga bisa lupain wajahnya yang terlalu sempurna" Kata Nadya sambil menopang dagunya.

"Ya lo apa kek. Ngelakuin hal hal yang menyibukan diri lo biar lo lupa sama Fero, pergi ke toko buku kek, emm shoping kek, apa kek salon gitu, atau jalan jalan sama sahabat sahabat lo. Pokoknya ngelakuin hal hal yang lo suka deh"

"oke deh gue bakal coba, Btw latiannya segini aja dulu ya? Mending kita jalan jalan gimana? Gue bosen nih, udah sore juga yah plisss" kata Nadya memohon

"oke deh, kita ke taman depan komplek aja di sana biasanya ada kang jangung bakar. Nanti gue traktir deh" usul Taufan

Nadya dan Taufan berjalan beriringan dari kejauhan mereka seperti sepasang kekasih. Tapi, kalo di lihat dari dekat jangan tanya mereka kaya emak emak lagi ngomeli anaknya, sedari tadi Nadya terus ngomel ngomel tidak jelas.

"Lo ada motor atau mobil gitu di Rumah lo? Kaki gue pegel nih, katanya deket"

"Kok lo jadi matre sih"

"Ih apaan sih ngga kok, maksudnya kaki gue pegel, nanti betis gue gede kaya petinju, ahh omaga ngga ngga apa nanti kaki gue kapalan karna jalan jauh banget ahhh lo orang pertama yang gue tungtut kalo itu terjadi"

"Ngomel mulu lo kaya emak emak".

Selang beberapa menit setelah perdebatan mereka, akhirnya mereka sampai di tempat yang di tuju, Nadya langsung mencari tempat duduk, sambil menunggu pesanannya datang.

"Bang jangungnya dua ya?"

"Oh iya den, pacarnya ya? Cocok sama sama cantik dan ganteng"

"Apaan sih bang, ngerayu yah? Biar beli banyakan HHH"

"apaan ini serius den atuh"

"Nih jagungnya" kata Taufan menyerahkan jagungnya pada Nadya

"lo sering kesini?"

"Ngga, gue pertama kali, cuma gue penasaran aja. Gue sering lewat sini banyak yang anak cowo bawa pacarnya nongkrong beli nih jagung"

"Oh. Fan?"

"Apa"

"Minum"

"Beli sendiri gue bilangnya traktir jagungnya doang bukan sama minumnya juga"

"yehh dimana mana kalo traktir itu ya semuanya"

"Yehh si tau itu mah menurut lo, emang tadi lo ngga inget pas di Rumah gue bilang apa? Lo pinter tapi oon ya?"

"Ya udah semerdeka lo" Nadya beranjak ingin pergi

"Eh mau kemana lo? Gitu aja marah baperan banget sih"

"Beli minum. Males debat sama lo ngga ada ujungnya"

Selang beberapa menit.

"Nih minuman lo"

"Oh makasih, ini lo ngga kasih sianida kan"

"Jahat mulu pikiran lo. Lama lama gue cuci pake deterjen biar sadar"

"maaf deh maaf, candaan elah"

"Eh Fan, lo kan udah kasih gue tips buat Move on nih"

"Ya trus emang kenapa?"

"Emang lo ngga ada gitu cewe yang lagi lo suka, gue bakal bantu deh. Ceritannya joinan gitu" kata Nadya sambil menaik turunkanAlisnya

"Emm ada kok"

"Siapa? gue bantu deh serius"

"Lo ngga akan bisa bantu gue. sementara lo-nya aja belum biisa move on".

Yey.. Akhirnya aku bisa selaikan part 13.

Jangan lupa vote dan sarannya masih di tunggu☺


Salam
Ernawati armin

True  LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang