15

52 8 3
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu. Tapi, gadis itu masih setia dengan buku novel di tangannya.

Sesekali ia melihar jam di pergelangan tangannya, hari ini Nadya dan Taufan akan latian seperti biasanya. Hari jadi sekolah tinggal beberapa hari lagi jadi, dia harus sering-sering latian akhir-akhir ini "Taufan lama banget sih, mana hp-Nya ngga aktif awas aja kalo ketemu" grutu Nadya.

Disisi lain Fero sedang mencari keberadaan Nadya. Taufan meminta pada-Nya agar mengantarkannya pulang hari ini, karna dia tiba-tiba ada pertemuan keluarga yang mendadak.

'Itu Nadya' batin Fero

"Nadyaaaaaaaaaaaa" teriak Fero sambil melambaikan tanggannya.

Nadya celingukan mencari sumber suara 'Fero? Ngapain tuh bocah? Santai Nad rileks' batin Nadya

"Apa" itulah yang keluar dari mulut Nadya setelah jarak mereka sudah dekat.

"Jutek banget, masih marah ya sama gue?"

'Si bego pake nanya lagi iyalah ogeb. Minta di sleding nih bocah' batin Nadya

"Marah? Ngapain juga marah sama lo, ngga ada faedahnya" akhirnya itulah yang keluar dari mulut Nadya.

Fero garuk garuk kepalanya yang tidak gatal. Pasalnya bingung ia harus memulai dari mana sementara itu, Nadya juga masih marah padanya.

"Sana gih jauh-jauh dari gue ntar gue dikira apa lagi" sambung Nadya.

"Segitu marahnya ya sama gue"

'Bego begoo iya masih marah sama lo tai, sumpah pen teriak kaya gitu depan mukanya kalo bisa' batin Nadya.

"di bilang ngga ya ngga lo lama lama ngeselin ya"

"Oke-oke lo tunggu di sini bentar"

Fero langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Nadya "mau kemana tuh boca, bodo ah mending gue baca"

Padahal sedari tadi nahan senyum, ingin sekali Nadya teriak depan muka Fero bahwa ia sangat merindukannya.

Merindukan sosok Fero yang selalu menjahilinya ketika butuh jawaban soal, walaupun dingin tapi menyenangkan.

Fero tuh kaya ice cream dingin tapi manis, makanya gue suka

Ngga kaya sekarang semua terasa canggung setelah kejadian yang kemaren kemaren.

Bippp... Bipppp.

Taufan calling...

"Kambing.... Lo dimana woiii"

"Aduhhh kuping gue Nadyaaaa ya ampun"

"Udah ngga usah basa basi lo udah basi, sekarang ada dimana heh"

"Di rumah"

"Enteng bener lo ngomong, trus apa kabar gue yang di sini dari tadi nungguin lo. Sumpah lo bukan tipe pacar yang baik, ogah gue punya cowo kaya lo"

"Belum nembak aja udah di tolak ya ampun"

"Mati dodol"

"Btw gue udah minta Fero buat anterin lo pulang kok, sori soalnya tiba-tiba nyokap telp suruh pulang cepet"

"Tunggu-tunggu jadi maksud Fero nyamperin gue itu.. Aishhh"

Nadya langsung mematikan sambungan telp sepihak

'Gue kira lo nyamperin gue karna apa? Jadi ini maksud lo, fiks lo udah buat gue gagal move on lagi' batin Nadya

"Nih ice cream buat lo" Tiba tiba Fero datang dan menyerahkan ice cream cup untuk Nadya "katanya ice cream itu bisa ngontrol mood seseorang" sambungnya.

"Gue boleh nanya sesuatu ngga" tanya Fero

"Boleh" kata Nadya yang tidak lepas dari ice creamnya

"Lo pacaran ya sama Taufan, kok akhir-akhir ini sering bareng"

"Pacaran? Ngga gue cuman temenan doang"

"tapi dia kayanya suka sama lo keliatan banget"

"Iya gue tahu"

"Emang lo ngga ada niatan gitu buat bales perasaannya?"

"Ngga tahu"

"Perasaan lo gimana sama dia? Jangan-jangan lo udah mulai suka sama dia"

"ngga tahu, gue bingung"

"Yah ngga ada kesempatan dong"

"Maksud-Lo"

"Lo makan kaya anak kecil ya"

Tiba tiba tanpa sadar Fero membersihkan nida ice criem pada bibir tipisnya Nadya.

'Anjuuuu bibirnya minta gue cium, sadar Fer sadar' batin Fero

Tanpa sadar wajah mereka saling mendekat sampai hidung mereka hampir saling bersentuhan.

'Ehh si Fero ngapain nih, rileks Nad rileks okeyy' batin Nadya

Tiba-tiba Nadya menutup matanya.

Nadya merasakan benda kenyal di keningnya. Fero mencium kening Nadya begitu dalam seolah menyalurkan perasaan rindunnya selama ini. Nadya membuka matanya dan pandangan mereka saling bertemu, Fero tersenyum manis padanya.

"Bibirnya nanti aja nyusul kalo udah sah"

'Kalo ini mimpi plis jangan bangunin aku tuhan'

"maksudya"

"permen ngga boleh dimakan sekarang"

"Kenapa" Nadya reflek langsung menutup mulutnya kata itu begitu lancar ia keluarkan.

"kenapa? Mau di lanjutkan hmm?"

Vote dan sarannya jangan sampe ketinggalan.

Salam
Ernawati armin

True  LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang