Empat

9.9K 555 0
                                    

'Bismillahhirrahmanirrahim '

Sayup-sayup aku mendengar suara anak-anak mengaji . Dengan perlahan aku membuka mata . Aku menyentuh kepalaku yang terasa berdenyut . Lalu melirik ke sekeliling .

Saat mataku terbuka sempurna, aku baru sadar kalau ini bukan kamarku. Tapi ini dimana ? . Kamar ini di dominasi warna hijau , sedangkan kamarku warna biru langit .

Dengan menahan denyut di kepala , aku berusaha untuk duduk , dan bersandar di atas ranjang . Mataku menjelajahi setiap sudut kamar . Di lihat dari dekorasinya , kayaknya ini kamar cewek . Tapi siapa? Kenapa aku ada disini ?.

'Cklek '.

Saat aku mencoba mengingat-ingat, tiba-tiba seorang perempuan berbaju gamis warna hijau , masuk dan menghampiri ku . Lalu duduk di tepi ranjang . "Kamu udah sadar ?. ''. Tanya perempuan itu dengan senyum tercetak di wajahnya , cantik .

"Lo ... siapa? " .tanyaku heran, karena nggak kenal siapa dia .

Lagi-lagi dia tersenyum "saya Aisyah. Tante dari bayi yang udah kamu selametin 2 hari yang lalu ". Katanya yang membuatku terkejut

"Bayi ?". Kataku heran .

"Iya , kamu udah nyelametin bayi saya ". Tiba-tiba perempuan lain masuk dan memotong obrolan kami .

Aku menyentuh kepalaku yang kembali berdenyut. "Maksudnya apa sih ? Gue nggak ngerti ". Kataku . Jujur , aku nggak ingat apa-apa.

"Dua hari yang lalu di tengah hujan deras , saya nggak sengaja ninggalin bayi saya yang ada di baby troll di depan toko, buat ngambil handphone yang ketinggalan ". Katanya mulai cerita .

"Nggak taunya ada truck yang remnya blong, melaju kearah baby trolley bayi saya . Saya baru sadar karena dengar teriakkan orang-orang di luar toko .saya panik . Dan alhamdulillah, kamu berlari dan menyelamatkan bayi saya .". Katanya tersenyum lega ."Terima kasih ya ". Lanjutnya berterima kasih padaku .

Aku bergeming , berusaha mengumpulkan ingatan ku yang bercecer seperti potongan puzzle .

"Setelah kejadian itu, kamu pingsan selama dua hari. Karena kami nggak tau Tempat tinggal kamu , jadi kami bawa kamu kesini . Ke rumah kami" lanjutnya lagi .

Oh ,,, aku ingat sekarang, waktu itu pulang kuliah , aku terjebak macet di jalan karena ada demo. Lalu aku memutuskan untuk putar arah waktu Verel nelpon karena khawatir aku belum pulang. Sebelum berhasil putar arah , aku lihat ada kereta bayi yang melaju ke tengah jalan yang dari kejauhan ada truck yang melaju kencang . Tanpa sadar aku berlari menyelamatkan bayi itu . Setelah itu , aku lihat truck itu menabrak semua kendaraan yang ada di depannya, termasuk .....

"Arrggh". Aku menyentuh kepalaku yang kembali berdenyut .dadaku sakit , dan darahku berdesir saat kejadian mengerikan itu kembali berputar di otakku .

"Kamu nggak apa-apa? Ada yang sakit? ". Kata perempuan yang tadi mengaku sebagai ibu si bayi ." Tunggu sebentar ya ". Kata perempuan itu lalu pergi entah kemana .

Aku masih terdiam sembari masih memegangi kepalaku yang terasa berdenyut saat wanita itu pergi keluar dari kamar  . Sementara wanita yang satunya lagi duduk di depanku sambil memeperhatikan wajahku .

"Kamu beruntung ". Kata perempuan yang kalau nggak salah namanya Aisyah ."Kamu menyelamatkan keponakan saya . Dan Allah menyelamatkan kamu dari maut ". Lanjutnya yang membuatku tersentak.

"Semua pengemudi yang tertabrak, meninggal dunia karena hantaman keras dari truck". Aku tersentak mendengar informasi darinya .

Semua pengemudi yang mobilnya tertabrak meninggal ? . Kecuali aku . Hanya mobilku yang hancur .

Tubuhku tiba-tiba lemas . Dadaku sesak , peluh bercucuran di dahiku.

Aku selamat dari maut ? Dan itu karena bayi yang aku selamat kan? .

"Kamu nggak apa-apa? , pucat banget". Tanya Aisyah karena melihat wajahku tiba-tiba pucat . Ada nada khawatir di setiap katanya.

"Kenapa cuma gue yang selamat ?". Kataku mulai terisak .

Dahi Aisyah mengkerut ."seharusnya kamu bersyukur, bukan malah mempertanyakan ". Katanya .

Aku menatap wajah gadis berhijab itu dengan air mata bercucuran. "Kenapa Allah nyelametin gue yang penuh dosa ini ? . Kenapa ?". Racau ku.

"Sssttt. .. kamu nggak boleh mempertanyakan kuasa Allah". Katanya sambil merengkuh tubuh ku dalam pelukannya , mengusap punggungku pelan .

"Aku nggak tau masalah apa yang sedang kamu hadapi, tapi ber-khusnudzon lah pada Allah . Mungkin Allah mau memberi kamu kesempatan kedua. Allah ingin kamu bertobat. Berubah menjadi manusia yang lebih baik lagi di kehidupan kedua yang Dia beri". Katanya menasehati ku . Air mata ku semakin turun dengan derasnya . Aku menangis , menangis dalam penyesalan .

****

Seorang gadis berhijab panjang warna merah muda sedang duduk termenung di atas sebuah gazebo di tengah taman belakang sebuah rumah. Memeluk lengannya sambil menatap langit kosong tanpa bintang.

"Veren ". Gadis itu menoleh saat mendengar namanya di panggil . Lalu tersenyum menyambut kedatangan gadis yang sejak 3 hari yang lalu menjadi temannya. "Kamu ngapain di luar sendirian ? Nggak dingin emang ? ."tanya gadis itu sambil duduk di samping Veren.

Veren tersenyum , lalu kembali menatap langit gelap ."nggak apa-apa syah . Gue lagi pengen liat bintang . Tapi mendung , jadi bintang nya nggak kelihatan , langit nya kosong. " katanya dengan wajah lesu.

"Kayak hati kamu ?". Veren hanya terkikik ringan mendengar pertanyaan Aisyah.

"Hmmm Ren, ".kata Aisyah menggantung.

"Bukannya aku nggak suka kamu ada disini, aku seneng kamu disini , aku jadi punya temen dan rumah ini nggak sepi.  tapi ...".Veren menoleh . Menanti lanjutan dari kalimat Aisyah yang menggantung.

"Apa nggak sebaiknya kamu pulang ?. Keluarga kamu pasti khawatir sama kamu". Lanjut Aisyah yang membuat Veren terdiam. "Masalah nggak akan selesai kalau kamu lari". Katanya .

Veren merindukan keluarganya . Veren merindukan sahabat-sahabat nya , dan Veren merindukan ....Akbar .

Adakah rindu di hati pemuda itu untuknya ?
Adakah khawatir pemuda itu saat tak melihat dirinya? .

5 hari yang lalu saat peristiwa yang hampir membuat nya di jemput malaikat maut, dan pingsan di rumah kakaknya Aisyah selama 2 hari , Veren memilih untuk menghilang, paling tidak untuk sementara. Sampai perasaannya membaik .

Terdengar seperti melarikan diri , Tapi semenjak dia tau bahwa Allah memberinya kesempatan kedua dalam hidupnya , Veren menangis. Dan dia bertekad untuk berubah, dia ingin Hijrah di jalan Allah . Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang di berikan Allah padanya .

Jadi sejak tiga hari yang lalu , dia sengaja menjauh dari kehidupannya, keluarga, sahabat, Lian dan juga Akbar. Sebagai langkah untuk merenung.

Bukan mudah jalan yang ditempuhnya . Aisyah bilang, Hijrah itu mudah, hanya Istiqomahnya yang sulit . Veren hampir ingin menyerah . Namun beruntung ada Aisyah disampingnya yang selalu membimbing dan menyemangatinya . Jadi sedikit banyak membantu Veren melewati kesulitannya untuk istiqomah dalam hijrahnya yang masih sangat baru .

Tapi sekarang dia merindukan semua keluarga dan sahabatnya , apa sudah saatnya dia kembali ?.

Veren tersenyum pada Aisyah. "Besok anterin gue pulang ya ". Katanya mantap . Dan Aisyah tersenyum mengiyakan .

Tbc

Bukan Fatimah Az-zahra(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang