Sesampai mereka di tempat tujuan, Alya memutuskan enggan turun dari mobil. Ia masih merasa kesal pada kedua orang tuanya, namun dengan sedikit gertakan akhirnya ia mau turun dan masuk ke dalam bangunan yang cukup megah bertuliskan PESANTREN AL-FALAH.
Seorang perempuan cantik bergamis putih dan berhijab panjang memberikan ucapan selamat datang untuk Alya, Lisa juga Aji. Perempuan tersebut biasa dipanggil dengan sebutan Ustadzah. Alya merespon dengan senyum terpaksa.
"Mari ustadzah tunjukan asrama anti!" ajak perempuan tersebut sambil mengarahkan Alya untuk mengikutinya namun Alya tak menuruti ia masih berdiam ditempat.
"Nama gue Alya bukan anti," ucapnya mencoba meluruskan.
Perempuan tersebut tersenyum. "Alya, anti itu dalam bahasa arab artinya kamu."
"Oh mana gue tau."
"Sekarang udah tau kan."
Alya mengangguk.
"Ayo ustadzah antar!" ajaknya lagi.
"Mami sama papi ikut, kan?" tanya Alya sambil menatap kedua orang tuanya berkaca.
"Gak sayang. Umi sama Abi pulang," jawab Lisa.
"Iya kamu baik-baik disini, nak. Nanti umi sama abi bakal jenguk kamu kok sebulan sekali," ujar Aji menyambung.
"Terus aku disini berapa lama?" tanyanya antusias.
"Sampai tamat dong," kata Lisa.
"Ah lama banget, aku gak mau, Mam!"
"Kalo dijalanin gak lama kok."
"Gak mau! aku mau pulang aja."
"Alya kalo kamu pulang, kamu pulang sendiri aja! gak usah bareng Umi Abi," gertak Aji agar Alya tidak terus merengek.
Alya langsung terdiam dan mengerucutkan kedua bibirnya.
"Umi sama abi pulang dulu ya, sayang. Ini uang jajan buat kamu. Belajar yang rajin ya, nak," ucap Lisa seraya mencium pipi Alya dan memberikan amplop berisikan uang.
***
Alya meratapi kekesalannya, ia mengurung diri untuk tidak keluar dan tidak mau melaksanakan tugas atau peraturan yang ada di pesantren.
"Alya anti dipanggil ustadzah Jani di basecamp," kata Nuri teman asrama Alya yang datang dengan ngos-ngosan.
Alya tak menggubris ia hanya melirik sebentar. "Ya sudah kalau anti tidak mau, biar ana bilang aja ke ustadzah," katanya lagi kemudian menghilang dari balik pintu.
"Mana Alya nya Nuri?" tanya Jani setelah melihat keberadaan Nuri tanpa Alya.
"Alya gak mau, ustadzah." Jani pun mengangguk dan memperbolehkan Nuri kembali beraktifitas.
Hentaman keras yang berasal dari pintu asrama membuat Alya terkejut, didapatinya Jani yang sedang berdiri di depan pintu sambil membawa sebuah cambukan yang terbuat dari sapu lidih.
"Brisik tau!"
Jani menggelengkan kepala sambil mendekat ke Alya. Dilecutnya kembali cambukan tersebut mengenai lemari yang berada di samping Alya. Alya sedikit shock, ia tak pernah dapat perlakuan seperti ini oleh orang tuanya.
"Astaghfirullah Alya! Kamu sudah tiga kali meninggalkan sholat fardhu hari ini. Kamu tau seisi dunia ini pun tidak dapat menggantikan satu sholat fardhu yang kamu tinggalkan!" tukas Jani.
Alya menatap Jani kesal. "Suka-suka gue dong.!
"Astaghfirullah, baiklah terserah kamu. Tapi jangan salahkan saya jika sewaktu-waktu Allah akan berbuat suka-suka juga terhadap kamu."
"Maksudnya?"
"Allah hanya memerintahkan sholat fardhu dalam sehari lima kali, namun kamu tidak mau melaksanakan sedangkan kamu menghirup udara yang Allah berikan setiap saat, itu yang saya maksud. Kapan saja Allah bisa mengambil udara yang tiap hari kamu hirup," jelasnya lantas Alya langsung terdiam dan menggigit jarinya.
Ada rasa malas namun sedikit ketakutan, Alya berdiri dari kasur tipisnya dan mengambil alat sholat yang tersusun rapi dalam lemarinya. Menuju tempat wudhu yang diatasnya tertera tulisan ikhwan. Alya tidak mengetahui jika itu tempat wudhu untuk laki-laki ia masuk tanpa bersalah dan membuka mukenanya di dalam. Semua santri wan pun terkejut dan segera keluar dari tempat wudhu, begitu pun Alya. Ia merasa malu karena telah salah memasuki tempat wudhu. Dengan langkah tergesa-gesa ia keluar dan tak sengaja menabrak seorang santri wan yang kini tengah menunduk akibat di tatap oleh Alya.
"Makanya kalo jalan jangan nunduk, liat dong ada manusia ni!" kata Alya menyalahkan sebelah pihak.
"Afwan ukhti, anti yang gak seharusnya masuk tempat wudhu ikhwan," ucap laki-laki tersebut dengan tetap menunduk.
Alya mengernyitkan dahinya.
"Lo ngomong apaan sih, gak jelas banget," cerca Alya kemudian melanjutkan langkahnya.
"Kayanya ini hari kesialan gue deh, mana dipindahin ke pesantren, dimarah sama ibu-ibu yang tadi terus salah masuk tempat wudhu lagi," gerutunya kesal seraya mencari tempat wudhu perempuan.
***
Hy? Maaf ya aku updetnya kelamaan. Belakangan kemarin aku sibuk sama ujian, tapi sekarang udah selesai kok. Insyaallah up-nya gak lama² amat. Oh ya aku juga mau kasih tau beberapa arti dari bahasa arab yang ada di part ini.
⏬
⏬
Ukhti = saudara perempuan
Ikhwan = para laki-laki
Uztadzah = guru perempuan
Ana = saya
Anti = sebutan kamu untuk perempuan
Afwan = maaf.Ok jangan lupa vote ya, biar tambah semangat updetnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajadah Cinta [SUDAH TERBIT]
Spiritualité[SUDAH TERBIT] untuk pemesanan link di bio. Wahai lelaki yang suatu saat nanti sajadahku berada tepat dibelakangmu, bimbinglah aku agar menjadi makmummu yang selalu bertaqwa pada Allah. Aku tak perduli betapa banyak kekurangan atau pun kelebihan dal...