Pada Era Joseon, tepatnya pada pemerintahan raja Sejo, seorang bayi berwajah tampan dengan warna kulit seputih salju dan bibir semerah bunga mawar akhirnya lahir.
Tapi rupanya kelahiran itu tak diinginkan oleh raja Sejo. Karena anak yang dilahirkan itu berasal dari rahim selir Wang.
Sebelumnya, raja Sejo telah memberi perintah untuk mengasingkan selir Wang yang telah berselingkuh, ke luar istana. Tapi raja memberi waktu pengasingan sampai bayi itu lahir.
Selir Wang tak bisa berbuat banyak dengan tuduhan palsu itu. Hingga saat bayi itu lahir, dan raja Sejo mengunjungi kediamannya, selir wang akhirnya mulai mengatakan ketidakadilannya.
"Yang mulia, aku sungguh tidak berselingkuh" ungkapnya membela diri.
Tak ada tanggapan. Seperti yang telah dia duga, raja hanya bergeming, berdiri dengan tangan di belakang punggungnya. Menatap tubuh lemahnya sehabis melahirkan yang terbaring di ranjang. Aroma anyir segera memasuki indra penciumannya yang tajam. Raja Sejo memalingkan wajahnya lalu menutup hidungnya dengan sapu tangan sutera bersulam. Sambil berdecih, raja meremehkan pembelaan dirinya.
Menyangkal untuk saat ini, tiada berguna. Karena sebentar lagi selir itu akan menerima hukuman pengasingannya.
Mengabaikan perkataannya, raja Sejo menatap tubuhnya yang pucat dan kehilangan tenaga.
"Keluarga kerajaan akan mengurus anakmu dan mendidiknya dengan baik" raja Sejo akhirnya bicara, penuh kepahitan. Seolah ujung lidahnya tertempel ramuan obat yang biasa diminumnya ketika ia sedang sakit parah.
Andai saja kau tak menghianati kepercayaanku. Raja Sejo meratap dalam hati. Ada rasa ketidakrelaan dalam dirinya saat harus mengusir selir tercintanya.
"Yang mulia... bisakah aku membawa anakku serta," itu bukanlah permintaan tapi hati nurani seorang ibu yang tak ingin berpisah dengan anaknya.
Tatapan tajam menghunus ke arahnya. Sebenarnya selir Wang tak mengharapkan reaksi seperti itu darinya, tapi entah kenapa, dirinya yang dulu memiliki keberanian mendadak keberanian itu hilang tergantikan dengan rasa takut yang tinggi. Membuatnya merinding.
"LANCANG!!" Segera setelah ucapan dingin itu keluar dari mulutnya, selir Wang terkesiap.
Dulu bahkan untuk berucap dengan nada dingin saja, raja Sejo selalu tak berani. Sikap dan kata-katanya selalu lembut hingga bisa membiusnya. Tapi sekarang, selir Wang hanya bisa merasakan kemarahan dan aura kebencian di dalam matanya. Selir Wang benar-benar telah kehilangan harapan.
Padahal ia sangat berharap bisa bersama buah hatinya. Membesarkan anaknya. Karena membiarkan dia tumbuh di sini sama saja melemparnya ke lubang neraka.
Selir wang tahu, kalau anaknya pasti aman jika berada dalam kerajaan. Ia tak perlu hidup susah dan bisa makan dengan nyaman, berpakaian dengan pantas serta bisa bermain dengan anak seusinya. Tapi apakah semua itu menjamin jika anaknya akan merasa aman? Apakah tak akan ada hal buruk yang akan menimpanya? Sedang ia difitnah sedemikian kejam hingga menggulirkannya dari posisi selir utama.
Tidak bisa. Ia harus membawa anaknya ikut bersamanya. Mungkin memang ia harus mencoba lagi.
"Yang mulia... aku paham jika tinggal di sini lebih pantas baginya tapi..." di sini terlalu berbahaya. Bahkan yang mulia saja selalu sibuk hingga tak sempat mengunjungi anak-anak. "Seorang anak tak bisa begitu saja dilepaskan dari ibunya" Selir wang tak bisa menuangkan kekhawatirannya.
"Apa kau sedang meremehkan anggota kerajaan?!"
"Ti-tidak yang mulia...bukan begitu..."
"Lalu apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Vampire Loves
VampirBagaimana rasanya hidup bersama seorang vampir tampan? Pasti menakutkan dan memesona di saat bersamaan. Garis wajahnya yang lembut dan kepribadiannya yang dingin, membuat siapapun tak akan berani mendekat apalagi menyerangnya. Adalah Shin Eun So. G...