Alena berusaha sekuat tenaga pergi dari tempat gelap itu. Kedua kelopak matanya pun terbuka, pertama yang ia lihat adalah lampu berwarna putih yang mengantung tepat di atasnya.
Bau obat pun tercium sangat menyengat disana. Dia merasakan ada udara yang mengalir dilubang hidungnya. Di lihat nya, ada dua buah selang bertengger indah disana. Menambah kesan dirinya yang sedang tidak sehat betul.
Tak lama, terdengar langkah kaki menghampirinya, dengan sisa tenaganya dia mencoba duduk dan melihat siapa yang sedang menghampirinya itu. Tapi baru saja dia ingin bangun ada suara serak yang membuatnya terkejut. "Jangan bangun!"
Alena menatap mata hitam pekat itu. "Siapa?" tanyanya kebingungan.
"Oh..gue Ifan." ucap pemilik mata hitam itu.
"Gue..gue kenapa?" tanya Alena, sambil memandang ke kanan kirinya. Tak ada seorang pun kecuali dirinya dan orang bernama Ifan itu.
"Gue emang nolong lo, tapi cuma nolong masangin oksigen ke hidung lo. Gak lebih." ucap Ifan sambil melepas oksigen yang masih setia di hidung Alena.
"Udah gak butuh kan?" ucapnya lagi disambut anggukan lemah dari Alena.
"Terus..siapa yang nolong gue?" tanya Alena penasaran.
"Oh..tadi ada cowok yang ngendong lo kesini. Em..kalo gak salah anak kelas 11, sama kayak gue. Anak ipa, anak bandel se sekolahan. Elios."
"APA!!!???" teriak Alena tak mengerti.
"Wah reaksi lo...bener-bener nakutin. Tenang aja, dia baik kok anaknya. Bener deh!" ucap Ifan dengan penuh penekanan.
"Oh..yaudah makasih kak Ifan."
"Yaelah jangan panggil kak, berasa tua gue." ucap Ifan
"Oh..ya thanks Ifan." Alena beranjak turun dari ranjang uks.
"Gue bantu." Ifan langsung memegangi Alena. Alena sedikit risih tapi, mau bagai mana lagi dia masih sedikit lemas.
"Oke..gue balik ke kelas dulu. Thanks ya."
"Yaelah..udah kali bilang thanks nya."
"Hehe..maaf," Alena langsung beranjak keluar dengan tertatih-tatih.
Tiba-tiba ada sebuah lengan yang mencengkram tubuhnya. Tanpa melihat si pemilik lengan Alena langsung berseru "Ifan..udah aku bisa sendiri!"
"Gue bukan Ifan!" suara dingin itu membuat Alena menatap ke pemilik lengan.
Berdiri seorang pria yang tampan disampingnya kini. Pria tampan berhati iblis tepatnya.
Siapa lagi kalau bukan Elios."Lepas!!!" ucap Alena dengan kasar. Tanpa ba bi bu, Elios melepas Alena yang nampak sedikit terhuyung, tapi tak sampai jatuh.
"Mau apa lo? Jauh-jauh sana!" ucap Alena lagi dengan sinis.
"Salah kalau gue bantu pembantu gue yang lagi sekarat kek gini?" ucapnya sambil menunjuk kearah Alena.
Alena sedikit syok, lalu "Persetan sama lo! Bye..." dia berlari, namun belum juga beberapa langkah tangannya dicekal lagi.
"Mau mampus lagi? Gak usah sok kuat. Lo itu lemah, sadar diri." Elios menatap Alena dengan tatapan yang sangat tajam.
Alena sendiri sampai ketakutan. "Kalo gak bisa lari, gak usah lari. Jalan kan bisa! Dasar bego!" lalu pergi meninggalkan Alena yang masih berdiri mematung di sana.
Hellooooo, yuhhhuuuu...pada kangen aku gk?😂😁 oke..tunggu part selanjutnya yaa..
KAMU SEDANG MEMBACA
INVOLUTE
Teen FictionHidup penuh dengan intrik, siapa yang mau sih? Takkan ada...dan ini juga berlaku bagi seorang gadis bernama Alena. Gadis cantik yang hidupnya harus berada dibawah bayang-bayang kebencian Elios, pria yang merupakan musuh dari kakaknya yang dia sayang...