Sixteen

22 2 0
                                    

Alena berjalan kepintu gerbang dengan perasaan jengkel. "Len, lo yakin gak bareng gue?" tanya Dila.

"Udah lo duluan aja."

"Lah lo gimana?" tanya Dila, "Halah, tadi kan gue udah pinjem hp lo buat ngehubungi abang gue, gimana sih!"

"Tapi tetep aja, kan belum dibales, dibaca aja belum pesan lo!" mereka terus berdebat sampai sebuah motor sport merah berhenti dihadapan mereka. Pengendara itu menyopot helmnya, dan ternyata itu Deon.

"Eh Deon!" ujar Dila, ia pun mendapat inisiatif. "Deon, lo buru-buru gak?" tanyanya.

"Enggak, kalian belum pulang?" tanya Deon.

"Ini mau pulang...Em, kalo gue minta tolong gak papa kan? Ini Alena belum juga dijemput, gue takut dia gak bisa pulang. Lo bisa nganter dia?" Nampak senyum kemenangan dari Dila, sedangkan Alena menatapnya tidak suka.

"Gak...gak perlu!" ucap Alena cepat, Deon meliriknya. "Gak apa-apa, lagian gue juga mau ketemu sama kakak lo, udah lama gak ketemu."

"Tapi.."

"Udah naik aja!" potong Dila, Alena menatapnya tajam. Mau tak mau Alena menaiki motor Deon.

"Em, udah?" tanya Deon memastikan Alena sudah duduk dengan benar.

"Udah." Jawab Alena.

"Gue sama Alena duluan ya." Pamit Deon kepada Dila. Disana Dila tertawa cekikikan melihat muka Alena yang geram.

🍂🍂🍂

"Lo udah makan?" tanya Deon sambil menatap jalan.

"Belum."

"Mau makan?" tanya Deon lagi, Alena terdiam lalu.. "Boleh deh, di Mcd ya!"

Deon menatap Alena yang memakan Cheese burger nya dengan lahap. "Masih aja doyan itu!" serunya membuat Alena tersadar bahwa dirinya sedang bersama dengan Deon.

"Oh..hahaha iya nih, habis enak!" Alena tersenyum lebar menampakan gigi-giginya.

"Eh..kok lo pindah ke sekolah gue sih? Maksud gue kok bisa kebetulan banget." Ujar Alena

"Itu..gue nyusul lo." Jujur Deon, Alena bingung "Maksudnya?" tanyanya.

"Yah, waktu lo pindah ke Indonesia, jujur gue ngerasa kehilangan lo. Jadi gue minta sama ayah kalo gue mau sekolah di Indo." Alena terdiam, "Gue gak nyangka, ternyata lo begitu suka sama gue sampe-sampe nyusul gue kesini. Lo emang sahabat gue yang paling the best." Alena menepuk bahu Deon.

Deon tersenyum tipis meski dia tau yang ingin dia dengar bukan lah itu tetapi dia sungguh-sungguh bersyukur dapat bersama Alena lagi.

Mereka sampai di gerbang rumah Alena. "Thanks ya, lo udah repot-repot nganter gue bahkan nraktir gue segala."

"Sama-sama."

"Lo mau mampir, tapi kak Rico belum pulang sih." Alena melihat kearah garasi yang tertutup.

"Kapan-kapan aja deh, gue balik dulu ya." Pamit Deon

"Hati-hati dijalan!" Teriak Alena kepada Deon yang sudah mulai menjauh. Melihat Deon yang sudah hilang dibelokan Alena segera membuka gerbang dan masuk ke rumah. Tetapi, saat dia ingin masuk sebuah tangan mencekalnya. Ia membalikan badan dan mendapati Elios dengan wajah yang sungguh mengerikan.

"Lo..Lo kok disini?" ucap Alena terbata-bata. Tanpa berbicara apapun Elios menyeret paksa Alena.

"Oi..lepas, mau kemana sih!!!!" Alena memberontak tetapi apa daya Elios jauh lebih kuat darinya.

"Elios sakit!" Ucap Alena, tapi tetap Elios tidak mendengarkannya bahkan dia tidak memandang Alena sama sekali. Ia membuka pintu mobilnya lalu mendorong masuk Alena. Alena terduduk keget saat Elios membanting pintu mobil.

"Lo kenapa?" tanya Alena, Elios masih sama tetap diam. Mereka melesat meninggalkan kompleks perumahan itu. Dijalan, Elios seakan kehilangan kendali. Ia mengebut seperti ingin menghampiri maut.

Mereka tiba diapartermen Elios. Entahlah, Alena tidak tau apa yang dipikirkan ELios saat ini. "Keluar!" satu kata itu meluncur dari mulut Elios, kata-katanya terlihat sangat tidak bersahabat. Alena langsung meurut. Elios langsung memengang tangan Alena dengan erat dan masuk kedalam apartermennya .

Kemudian mereka sampai didepan sebuah kamar. Mereka masuk dan Elios mendorong Alena ke sebuah ranjang. Alena panik. "Mulai sekarang lo tinggal disini!" ucap Elios dengan tegas.

"Maksud lo?"

"Lo maid gue kan, lo tinggal disini!"

Alena hampir tak percaya lalu, "Apa-apaan sih lo! Gue gak mau! Ini sama aja dengan penculikan. Gue mau pulang!" ucap Alena emosi. Ia sudah tak tahan dengan sikap Elios. Tetapi sorot mata Elios menunjukan bahwa dia lebih emosi dari Alena.

"Sama hp gue balikin! Lo gak berhak ngambil punya orang!!" Alena berdiri tetapi didorong oleh Elios lagi. Kali ini Elios menindihi tubuh Alena dan mencengkram kedua tangannya.Alena memberontak, ia panik jika Elios melakukan hal yang tidak-tidak terhadap dirinya.

"Denger, lo maid gue. Gak ada yang boleh deketin lo." Ucap Elios dengan sangat menakutkan.

"Lo gila ya!! Kalo gue cuma pembantu bagi lo, apa hak lo ngelarang kayak gitu!" Alena berteriak sambil menatap wajah Elios yang hanya berjarak beberapa senti darinya.

"Bac*t." tangis Alena pecah, dia benar-benar dalam keadaan buruk sekarang. Elios yang melihat itu langsung berdiri dan melepas cengkramannya. "Shit!" umpatnya lalu keluar kamar meninggalkan Alena yang menangis sambil meringkuh.


Holaaa!!! lama ya gak up, maaf aku sibuk banget akhir-akhir ini...mohon dimakhlumi

INVOLUTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang