Ten

48 2 0
                                    

Alena dan Elios kemudian sampai disebuah rumah megah berdominasi warna abu-abu.

Nah kan, cowok sarap. Orang sakit larinya mah ke rs, ini malah kerumah nggak jelas. Batin Alena

"Sebaiknya bukannya kita ke rs aja ya." Alena bersuara.

"Diem lo. Turun!" Perintah Elios, dengan segera Alena turun dari mobil tak lupa membukakan pintu dan memapah Elios masuk kedalam rumah tersebut.

"Rumah lo?" Alena bertanya sambil terus memapah.

"Bukan."

"Terus kenapa kita disin.." Alena bingung.

"Diem aja!" Elios memotong perkataan Alena.

Eliso merebahkan dirinya disofa. Lalu mengeluarkan handphone nya. "Panggil ini!" dia menyodorkan handphone nya kepada Alena.

Tertera dilayar sebuah nama, IA
Tak mau berpikir lama-lama, Alena segera menekan tombol hijau.

Terdengar nada sambung dari sebrang, "Hallo, ada apa sih El?" Suara berat dari seorang laki-laki membuatnya menyrengit kebingungan.

"Hem..maaf ini bukan Elios. Tapi pembantunya..PEMBANTUNYA." Alena menekankan perkataannya sambil menatap Elios yang menatap Alena dengan tajam.

"Hah?" orang disebrang nampak kebingungan.

"Begini..Elios saat ini sedang sakit, dia mem.."

"Lelet. HEH BADAK KESINI LO SEKARANG! KERUMAH LO!!" Teriak Elios yang nampak tak sabar.

Lalu tak lama telepon itu terputus.

"Lo, tadi orang yang punya rumah ini? Lo kok kurang ajar banget sih!" Alena terlihat marah, ya..cowok dihadapannya ini benar-benar tidak sopan. Lalu Elios, dia nampak tidak peduli dengan segala ocehan yang keluar dari mulut Alena.

🍂🍂🍂

Sekitar 30 menit kemudian, ada motor sport merah berhenti dihalaman. Alena mengintip siapa pemilik motor itu, dan saat pemilik motor itu melepaskan helmnya. Betapa terkejutnya dia, pasalnya orang itu adalah Ifan.

Alena yang sedang dilanda kebingungan tak menyadari kehadiran Ifan yang ada disampingnya kini.

"Lama banget lo!" gerutu Elios.

Alena lalu tersadar dan menatap Ifan lama.

"Gue cari izin dulu." Ifan nampak meletakkan tas ranselnya dan berjalan masuk menuju dapur.

Tak lama, ia kembali dengan baskom berisi air hangat, handuk, dan kotak P3K.

"Eh..kok lo ada disini?" Ifan nampak terkejut karena baru menyadari kehadiran Alena disana.

"Gue..gue pembantunya Elios." Alena mendengus sebal.

Lalu ada senyum tersembunyi dibalik wajah Ifan.

Dengan segera Ifan membersihkan luka di wajah Elios.

"Kakak temennya dia?" tanya Alena penasaran.

Ifan menoleh kearahnya dan mengangguk. Dan Alena, dia ber O ria.

"Woy..luka gue! Lo niat ngobatin gak sih!" tiba-tiba saja Elios marah-marah tanpa sebab.

Mulai kan, kumat..batin Alena

"Alen, boleh minta tolong ambilin air dingin. Dapurnya ada disebelah sana" Ucap Ifan sambil menunjukkan arah.

"Oh..ya, ditaruh baskom kah?" tanya Alena.

"Gak. Gue haus." Seru Ifan dengan tawa, membuat Alena tersipu malu.

"Eh..iya.." Alena langsung beranjak menuju dapur.

Setelah kepergian Alena, Ifan meletakkan handuk yang digunakannya untuk membersihkan luka Elios.

"Lucu juga." Ucapnya sembari memasang plester di wajah Elios yang terluka.

"Ngomong apaan lo?"

"Dia. Gak nyangka, dia orangnya."

"Selesai." tambah Ifan lalu membereskan kotak P3K.

"Lo? Jangan salah paham. Dia cuma maid gue!" Elios menatap Ifan dengan tatapan tajam

"Maid?..gue rasa dia lebih dari itu." ujar Ifan sambil tersenyum miring

"Bacot lo." Kini Elios memegang krah baju Ifan hendak memukulnya.

"Kalian ngapain?" Seru Alena sambil menatap Elios tak percaya.

"Ayo balik!" Elios menarik paksa tangan Alena. Dia tak memikirkan bagaimana sakitnya Alena dan juga dirinya yang sedang terluka.

"Eh..kok! Lo kenapa? Lepas!!" ungkap Alena dengan geram

"Bacot lo!!" Elios menyeret Alena dengan paksa. Sedangkan Alena, dia menatap Ifan berharap ada bantuan darinya, tapi..

"Hati-hati dijalan!" ucap Ifan lembut membuat Alena melongo tak percaya.

"Dasar setan!!" umpatnya sendiri sambil mengikuti Elios, Dan Ifan terkekeh mendengar umpatan Alena.

INVOLUTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang