Suasana kantin sangat ramai sekarang, banyak siswa siswi yang berlalu lalang. Pergi membawa makanan yang dibelinya atau tinggal dibangku-bangku yang telah disediakan.
"Wahh...capek!" Alena merebahkan tubuhnya di sebuah kursi.
"Gue bilangin ngeyel. Tadi sok-sokan gak mau dibantu. Ya sekarang liat. Lo kecapekan kaya gini." ucap Dilara sambil memakan snack yang dibelinya.
"Gue gak mau ketauan guru BK monyet." ucap Alena
"Lo tadi katain gue apa? Dasar! Gak bakal gue bantuin lo kalo ada masalah!" ucap Dilara pura-pura marah.
"Fix..gak gue restuin lo sama abang gue." Alena menyeruput segelas lemon miliknya.
"Eh..gak gitu juga kali Len..canda kok!" Dilara memasang wajah yang menurut Alena sangat menjijikan.
"Tau lo takut. Hahaha." Alena tertawa melihat sahabatnya yang satu itu.
"Btw..who is Elios Alessio?" Alena menatap Dilara yang kini melongo karena pertanyaannya.
"Lo kenal dia dari mana?" Dilara memelankan suaranya.
"Suara lo kurang pelan!" Alena mendengus kasar.
"Gue serius!" Alena binggung kini sahabatnya itu menunjukan raut muka yang ketakutan.
"Lo kenapa sih?"
"..."
Tak ada jawaban. Gadis didepannya itu kini diam membisu.
"Dil? Are you okay?" Alena bertanya. Untuk memastikan bahwa sahabatnya itu baik-baik aja.
"Kita bicarain itu dirumah nanti." Dilara lalu mengunyah makanannya kembali.
"Sebenarnya siapa itu Elios? Dan kenapa Dilara jadi kek gini?" ucap Alena dalam hati
🍂🍂🍂
Bel tanda pelajaran berakhir berbunyi. Seluruh lautan siswa siswi memenuhi gerbang sekolah. Alena masih dikelasnya, ya..dia harus mengumpulkan tugas keruang guru dahulu.
"Lo pulang dulu aja Dil.. Pasti udah ditunggu sama supir lo di gerbang sana!" ucap Alena.
"Lah terus lo gimana?"
"Gue..gue mah gampang, naik odong-odong juga gak keberatan." Alena tersenyum kearah Dilara.
"Gue serius Len!"
"Udahlah lo pulang aja dulu."
"Yaudah. Tapi janji sama gue, habis naruh nih tugas-tugas lo langsung balik."
"Of course baby." Alena memutar kedua bola matanya.
"Oke..see you." Dilara melambaikan tangan lalu keluar dari dalam kelas.
Untuk menghilangkan keheningan yang ada Alena bersenandung pelan menyusuri koridor-koridor sekolahannya itu. Lalu saat tiba diruang guru. Dia langsung meletakan semua tugas yang dibawanya kemeja guru yang bersangkutan.
Tak lama, dia keluar. Lalu melangkah pergi menuju gerbang. Dilihatnya ada seorang laki-laki yang berjalan didepannya. Laki-laki itu kemudian merogoh kantung celanannya.
Sepertinya dia mengambil sesuatu, ucap Alena dalam hatiDan benar, laki-laki itu mengeluarkan benda kecil dari kantung celananya. Lebih tepatnya, benda itu adalah kunci motor.
Tapi, tanpa disandari oleh laki-laki itu. Bersamaan dengan dia mengambol kuncinya. Dompetnya terjatuh ke tanah.Alena yang melihat itu langsung berteriak. "Kak! Kakak!" tapi naas, laki-laki itu tidak berbalik sedikitpun. Dia malah terus melangkah pergi.
Alena memungut dompet berwarna hitam itu. Dia lau berlari kearah parkiran. "Kakak! Duh..gue panggil dia apaan ya?" seru Alena. "Eh, bukannya itu ya orang tadi." ucapnya lagi.
"Eh..mas, duh salah.. Kak! Ini dompetnya tadi ketinggalan." ucap Alena sambil menepuk pundak laki-laki yang sedang memakai masker itu.
"Apa?" ucap laki-laki itu sambil menoleh kearah Alena.
"Apa? Gak denger kak?" ucap Alena setengah berteriak.
Laki-laki itu terlihat mencopot maskernya. "Apa?" ucapnya. Alena terkejut bukan main. Ternyata laki-laki dihadapannya ini adalah laki-laki yang sama waktu diperpus tadi.
"Eh..em..anu, ini dompetnya tadi jatuh." Alena yang tersadar buru-buru menyerahkan dompet berwarna hitam itu.
"Oh..thank." jawab singkat laki-laki itu sambil mengambil dompet hitam yang ada ditangan Alena.
"Siapa nama lo?" ucap laki-laki itu.
"Eh..nama gue? Alena kak." Alena menjadi kikuk sendiri saat ditanya oleh laki-laki dihadapannya itu.
"Gue Elios. Dan gue punya hutang sama lo. Lo pulang naik apa?" ucap Elios yang membuat Alena terpana.
"Eh..aku..gue ikhlas kok kak bantuin kakak." ucap Alena
"Santai aja. Lo pulang naik apa?"
"Dijemput kak."
"Oh..jemputan lo udah dateng?"
"Kayaknya belu.."
"Alena!!!!" ucap Alena terpotong dengan suara teriakkan laki-laki yang familiar di telinganya. Sontak membuat Alena maupun Elios menoleh kesumber suara.
"Cepat pulang!!! Ngapain lo sama tengkik kadal itu cepet sini!!!" dapat dilihat dengan jelas raut muka marah dari wajah kakak satu-satunya itu.
"Eh...kak, gue pulang dulu udah dijemput." kata Alena.
Alena sempat memandang wajah Elios yang tersenyum. Tapi senyjm itu seperti senyum meremehkan kepada Alena.
Alena langsung menghiraukan pikirannya itu. Lalu berjalan menuju kakak tempramentalnya itu.
"Kak lo apa-apaan sih?" ucap Alena lirih."Diem. Bicaranya dirumah aja!" kemudian motor sport hitam milik kakaknya Alena melaju dengan kecepatan tinggi.
Membuat Alena mati kutu di kursi penumpang.
Hi readers.. I hope you like this story... Thank for your appreciation..see you😊😘
KAMU SEDANG MEMBACA
INVOLUTE
Teen FictionHidup penuh dengan intrik, siapa yang mau sih? Takkan ada...dan ini juga berlaku bagi seorang gadis bernama Alena. Gadis cantik yang hidupnya harus berada dibawah bayang-bayang kebencian Elios, pria yang merupakan musuh dari kakaknya yang dia sayang...