*12 | Do You Want go with me?

272 30 9
                                    

Satu rahasia yang ku tahui, menjadi awal kemisteriusanmu yang terus menghantui.

🌟🌟🌟

Duduk diam seraya memandang danau, dengan ribuan pikiran aneh yang terus menggangguku sejak semalam.

Tentang kekuatan-kekuatan yang sama sekali tidak realistis. Tapi harus ku akui bahwa salah satu dari kekuatan itu adalah nyata. Aku melihatnya kemarin.  Dan yang lainnya?

Aku harap kekuatan-kekuatan itu tidaklah nyata. Cukup satu yang membuatku hampir gila, jangan kesebelasnya.

Ah iya, mengenai kekuatan itu aku belum memberitahu Taerin. Alasannya, karena ingin kupastikan dulu kebenarannya. Bimbang sebenarnya, apakah aku harus memercayai semua ini atau tidak?

Tapi aku percaya ini adalah sebuah misteri yang harus kupecahkan.

"Sudah merasa baikan?"

Suara yang tiba-tiba terdengar itu membuatku terperanjat. Awalnya kesal, namun saat pandanganku menangkap sosok yang tengah menunjukan senyum manisnya, membuatku urung untuk menjadikannya korban dari kekesalanku.

"Kris."

Seperti tahu dari wajahku yang menunjukan raut tak bersahabat, ia meminta maaf. "Maafkan aku jika mengejutkanmu."

Kenapa sekarang jadi aku yang merasa tidak enak?

"Tidak apa."

Ia mengambil posisi duduk di sampingku. Semakin terlihat jelas ketampanannya yang membuatku harus meredam debaran jantungku yang saat ini sedang berteriak sehisteris mungkin. Bukan pertama kalinya aku melihat orang tampan, namun hanya di tempat ini aku merasa berdebar saat melihat pria dengan visualisasi yang menakjubkan.

"Kau belum menjawabku, kau sudah merasa baikan?" Tanyanya seraya menoleh ke arahku sekilas.

"Ya... sudah lebih baik daripada kemarin."

Mendengar jawabanku, senyum tergambar di wajahnya yang tegas. "Sedang apa di sini?"

"Aku... hanya duduk?" jawabku seadanya.

"Hanya duduk saja?"

Aku mengangguk sebagai jawaban.

"Tidak bosan?"

"Sebenarnya bosan-" ucapanku dipotong.

"Kalau begitu ayo pergi!"

HAH?!!
Dia akan mengajakku kemana?

"Kemana?"

"Jalan-jalan ke tempat yang belum pernah kau kunjungi."

Belum aku berkata IYA, dia sudah menarik tanganku. Membawaku berjalan-jalan dengan langkah santai. Hari sudah menjelang siang, tetapi matahari terlihat malu-malu untuk menampakan diri, sehingga hanya gumpalan putih yang mendominasi langit.

Kami berjalan cukup jauh. Tetapi anehnya aku tidak merasa lelah, malahan semakin bersemangat saat melihat padang bunga.

Lavender, Chrisantemum, Daisy, Rose dan masih banyak jenis yang tak bisa ku sebutkan satu-per-satu. Kontan aku berlari menghampiri bunga-bunga itu penuh antusias. Satu fakta tentangku, aku... suka... BUNGA!!!

Karena terlalu senang sampai-sampai aku tidak sadar bahwa Kris menghilang. Pandanganku tak menangkap batang hidungnya. Langkahku bergerak menyusuri ladang ungu Lavender yang tingginya sepinggangku. Aku harus hati-hati dengan langkahku, tak mau merusak tanaman cantik dengan aroma khasnya itu.

"Kris," panggilanku menguap ke udara tanpa sahutan. Hal itu membuatku takut.

"Kris... kau dimana?" Kali ini suaraku gemetar, sangat takut jika harus tersesat lagi.

Lost in EXOplanet ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang