PROLOG & CAST;

44.6K 2.7K 1.2K
                                    

20 Januari, 2005.

"deka, bangun bang." yuri menepuk pelan anak lelaki semata wayangnya yang masih tertidur di sampingnya.

hari ini keluarganya pindahan, yuri pikir dirinya dan deka, anaknya membutuhkan suasana baru semenjak menghadapi masa duka 5 bulan yang lalu.

lee donghae, suaminya meninggal saat membawa pesawat menuju columbia. ya, donghae merupakan seorang pilot. yuri sendiri berprofesi menjadi seorang dokter anak.

kesedihan masih menyelimuti perempuan berusia 27tahun itu. nampak jelas, kantong matanya menghitam bukti bahwasannya ia lupa tidur dan lebih memilih menangis.

"eungg--bun? udah sampai ya?"

suara polos anak laki-lakinya mengintrupsi yuri yang sedang melamun.

yuri menoleh, kemudian tersenyum.

"ayo keluar dari mobil, masuk ke rumah baru." ajaknya.

deka mengangguk, tak terlihat semangat.

sesungguhnya anak laki-laki berumur 7 tahun itu tak ingin pindah dari bandung ke jakarta. karna, menurutnya bandung merupakan tempat yang nyaman. dan rumah itu, satu-satunya kenangannya dengan ayahnya.

langkah yuri terhenti, saat deka menarik genggaman mereka berdua.

"iya sayang?" yuri berjongkok menyamai tinggi badannya dengan deka.

"bunda janji ya, jangan sedih lagi?"

yuri terdiam, taklama tersenyum haru. memeluk deka begitu saja.

"setidaknya tuhan masih menyisahkan figuranmu, donghae." batinnya.

***

"anak balu ya?"

deka menoleh, menangkap lima bocah perempuan dengan kedua matanya.

deka tak menjawab, karna tak mengerti pertanyaan anak perempuan berbaju biru dengan kepangan dua itu.

"bisu ya?"

kali ini gadis dengan pipi gembul berbaju ungu berbicara dengan kedua bola mata berbinar, ingin tau.

"enggak." jawan deka seadanya, tak menghiraukan mereka berempat. bocah laki-laki itu kembali menatap langit lapangan bola terbuka kompleks rumahnya.

deka meringis kesakitan, saat bocah perempuan berbaju kuning dengan potongan rambut pendek bak laki-laki menarik rambutnya.

"kamu anak baru ya di kompleks ini? kenalin, aku jio. j-i-h-o, jio." jiho mengulurkan tangannya, mengeja tapi membacanya salah.

deka menerima, "dekyeom, tapi panggil aja deka."

"aku yuju!" ungkap bocah perempuan berponi depan dengan lantang. deka meringis, ucapannya terlalu lantang.

"deka."

"halo, aku mina." kali ini bocah perempuan yang  berbicara dengannya pertama kali, si pelet huruf 'r'.

"deka,"

"kalau aku rose. r-o-z-e-z. half aussie hehe! tau aussie kan?"

deka menatap bocah perempuan didepannya, pantas saja rambutnya blonde seperti ini.

deka mengangguk.

"nah, aku eunha. una." si bocah dengan kedua pipi gembul kali ini berbicara.

deka takjub dengan kedua bolamata yang ia miliki. benar-benar menggemaskan.

"deka."

"kok kamu nggak main sama igyu?"

deka menatap rose, "igyu?" tanyanya ulang.

Ice Cream Cake.一1997line✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang