seluruh keluarga blok B, kecuali keluarga eunha berada di RS sekarang ini ditambah juga dengan donghyuk dan arin. orangtua mereka berada di depan kamar kedua orangtua rose, sedangkan mereka berada didepan ruang ICU. rose masuk ruang ICU. keadaan kedua orangtua rose baik-baik saja hanya ada beberapa luka ringan, dan walaupun keduanya belum sadar. tapi mereka tetap baik-baik saja.
"gue takut rose kenapa-napa." bisik mina dalam pelukan jiho. "its ok, lo tau kan rose itu kuat banget. dia pasti nggak apa-apa." balas jiho tegar, sebenanrya pikirannya juga takut sekarang ini.
yuju sudah ditenangkan oleh mingyu, gadis berambut panjang itu sampai mimisan, karna menangis terus menerus tanpa mau makan.
deka dan june masih menatap lantai rumah sakit dengan tatapan kosong.
"bang." bisik arin, donghyuk menoleh,
"are you ok?"
donghyuk tak menjawab, "gue takut dia kenapa-napa." bisiknya.
arin menatap punggung abangnya itu, gadis itu rasa donghyuk benar-benar tulus kali ini.
arin harap, rose dan bayinya tidak apa-apa. entahlah, banyak hal yang ditakutkan oleh gadis itu untuk saat ini.
"jungkook."
panggilan papinya mengintruksi pikirannya, jeka menatap papinya dengan jas dokternya. bogum, merupakan salah satu dokter yang bertanggung jawab pada keluarga rose.
jeka berdiri menghampiri bogum-sang papi.
"papi mau ngomong sebentar, ayo ke ruangan papi."
***
"rose hamil?"
jeka menatap papinya khawatir, "apa bayinya enggak apa-apa?"
bogum mengelus kedua tangan miliknya, "jungkook, apa dongwook dan shinye tau kalau rose hamil?"
"jangan bilang ke mereka pi. aku mohon, rose belum berani cerita."
"anak siapa?"
"kim donghyuk, temen sekolah kami."
bogum menipiskan bibirnya, lelaki berusia kisaran hampir 40 tahun itu menatap jungkook anaknya, "kamu harus nguatin rose. bayinya nggak selamat. benturan karna kecelakaan benar-benar kuat."
anak semata wayangnya itu terdiam, dengan tatapan kosong.
"jungkook, kamu nggak boleh ikut lemah. kamu harus bisa nguatin rose. mengerti?"
jungkook terdiam, lalu akhirnya mengangguk.
"good boy, ayo keluar." bogum memeluk bahu anaknya.
pintu ruangan terbuka, saat mereka berdua keluar, dengan timing yang pas, keluarga eunha bertemu mereka.
"diruangan mana?" tanya yunho langsung.
bogum menjawab kemudian mereka berjalan beriringan, menyisahkan eunha, yujin dan jeka.
"kakak duluan ya na, jeka."
jeka dan eunha mengangguk.
sepeninggalan yujin, belum sempat jeka berbicara, gadis mungil itu sudah lebih dulu berhambur dalam pelukannya.
"jekaaa." rengek gadis itu dengan isakan tangisannya.
tangan jeka mengelus pucuk kepala eunha, pikirannya blank saat ini. di tambah lagi mendengar tangisan milik eunha, beban dipundaknya serasa kian bertambah.
***
saat mendengar kabar rose siuman, mereka langsung berdiri.
namun, bogum melarang, karna hanya boleh dua orang saja yang boleh jenguk rose saat ini. donghyuk sempat berdebat kecil dengan june karna ingin masuk. namun jeka melarang, dan memberi tahu kabar bayi mereka yang membuat tubuh donghyuk lemas seketika.
akhirnya, june dan jeka yang masuk lebih dulu.
"rose..." bisik june.
rose dengan infus dihidung menatap june berat, "june? jeka?"
"ada yang sakit?" tanya june.
rose mengangguk, "semuanya sakit june." perkataan rose refleks membuat june menggenggam tangan mungil gadis itu.
"lo pasti bisa rose. kata papi, lo udah baik-baik aja sekarang." kata jeka mengelus surai hitam milik rose.
gadis itu terdiam cukup lama, hingga terdengar isakan.
june menatap rose khawatir, "kenapa ada yang sakit????"
rose menggeleng, "dia udah nggak ada kan?"
jeka terdiam, june juga. mereka tau kemana arah pembicaraan rose saat ini.
gadis itu melanjutkan dengan terbata, "gue jahat banget ya? sebelum pergi, gue berharap dia nggak bakal ada. gue berharap ada keajaiban agar dia nggak ada lagi dalam perut gue. karna gue takut, takut buat nikah sama dia. karna gue nggak punya perasaan apa-apa sama dia. gue egois, cuman mikirin ketakutan gue itu. hingga akhirnya Tuhan jawab permohonan gue."
tangan rose menutup kedua matanya, gadis itu menangis tersedu-sedu.
jeka bingung harus bagaimana, hingga akhirnya june berbicara,
"apapun itu. jangan pernah nyalahin diri lo sendiri. lo nggak salah rose, ini takdir udah di tetapin. siapa lo yang nyangka kalau diri lo yang nyiptain takdir? jangan mikir kejauhan rose. ini takdir."
tangis rose kembali pecah. biasanya ia akan meminta pemuda itu memeluknya. tapi kini, june lebih dulu memeluk gadis yang terbaring lemah itu.
"please dont cry again, we all here for you, as full team, as you wish princess, so please dont cry again." bisiknya serak.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cream Cake.一1997line✔
Fanfictiontentang persahabatan, yang tinggal di blok yang sama. 2018.