11. tangga

160 22 0
                                    

"dek..?"

pintu kamar sanha diketuk.

"masuk aja, ma." jawab sanha yang lagi main game, of course.

mama sanha yang cantik dan masih awet muda masuk, terus duduk di pinggir tempat tidur sanha. ngeliatin anaknya yang lagi sibuk main game.

"lucy kemana, dek?" tanya mamanya tiba-tiba.

sanha bingung mau jawab apa. anak bungsu ini belum cerita ke mamanya soal dia yang lagi break sama lucy.

"di rumahnya. AH STRIKE!! YES!" jawab sanha, masih fokus sama gamenya.

"udah lama ya lucy gak kesini. mama kangen."

sanha makin bingung harus gimana.

"lagi sibuk, ma, banyak tugas." ujar sanha berbohong.

"oh gitu. abang baru putus sama gayoon, kakak juga udah putus sama seola, adek jangan putus sama lucy ya."

eh? mampus, jangan-jangan mama tau, pikir sanha.

"iya, enggak lah, ma."

"yaudah nanti jam 11 anterin mama ke ranch market ya, dek."

sanha mengangguk dan mamanya keluar dari kamar sanha. sanha langsung berharap mamanya gak bakal ketemu lucy dan nanya kabar mereka.

-

hari sabtu, doyeon dan anak banyak bacot lainnya udah janjian mau ke puncak. sengaja jalannya sore-sore, supaya kalo macet gak panas.

mereka kumpul di rumah chani dan membagi siapa di mobil siapa. hasilnya, doyeon, naeun, woojin dan chani di mobil doyeon. sementara sanha, yeonjung, yoojung dan rocky di mobil sanha.

doyeon udah siap banget hari itu, dia sampai bawa berbagai macam kamera mulai dari instax, gopro, disposable, sampai camera dslr biasa. rencananya mereka mau ke nicole's dan safari night, abis itu nginep di jambuluwuk sampai besoknya.

"si woojin segala telat bangun kan, ah. mestinya kita udah di jalan juga. kalo macet kan bete." omel yeonjung yang kesel karna harusnya mereka berangkat jam 4 sore, tapi karna woojin telat bangun jadi harus nunggu dan sekarang udah jam 5.

"sabar, yeon. dari dulu emang gitu kan anaknya. eh tapi tadi gue liat di waze lancar sih." ujar yoojung.

"kalo dia ga dateng-dateng juga tinggal aja lah." usul rocky.

sebenernya rocky gak boleh ikut sama papanya gara-gara kakinya, tapi dia maksa ngancem mau bolos kuliah 2 minggu kalo gak dibolehin.

"jangan gitu, ky. kasian dia jauh-jauh dari bekasi." jawab chani yang emang selalu benar.

naeun terus mengecek jam tangannya sambil gigit-gigit kuku, kebiasaannya kalo lagi gak sabar.

"gue telfon lagi deh, ya. lama banget soalnya nanti keburu maghrib." kata naeun.

tiba-tiba hp doyeon berbunyi, ada yang nelfon, tapi bukan naeun yang nelfon doyeon.

cha eunwoo is calling...

ada apaan, ya? tumben nelfon, pikir doyeon

"kenapa?"

"do, lagi dimana?"

ada nada panik di suaranya. doyeon mulai bingung.

"rumah temen, kenapa?"

"tolongin gue, please. ini gue kejebak di tangga darurat lantai 25, gue gak tau kenapa tiba-tiba pintunya cuma bisa dibuka dari luar. please, do, gue takut banget." ujar eunwoo.

suara eunwoo emang bener-bener kedengeran panik dan ketakutan. gimana nggak, eunwoo ini anaknya penakut banget. ngedenger kata 'hantu' atau 'setan' aja suka merinding sendiri, gimana kejebak di tangga darurat sendirian gini.

eunwoo dan doyeon temen deket, walaupun gak deket-deket banget kaya doyeon ke sanha, apalagi ke yoojung. kenal sejak mereka jadi model iklan bareng waktu doyeon kelas 2 smp. mereka suka jalan bareng, ngevlog bareng, bahkan sama followers mereka, mereka suka dikira pacaran atau dijodoh-jodohin supaya jadian.

tapi, walaupun banyak yang jodohin, mereka gak ada pikiran buat pacaran sama sekali. doyeon kenal eunwoo dari jaman eunwoo baru diputusin saerom, sampai gak bisa move on, sampai eunwoo udah mulai rela. sedangkan eunwoo kenal doyeon dari jaman doyeon gak terlalu mikirin pacaran, sampai doyeon gak percaya sama romance.

"iya, iya, gue kesitu. tunggu bentar." jawab doyeon.

doyeon langsung ngasih kunci mobilnya ke chani, chani yang gak ngerti maksudnya apa cuma keheranan.

"bawa mobil gue, chan. gue ada urusan. nanti gue nyusul kalian."

yoojung, naeun, rocky, yeonjung dan sanha barengan nengok ke doyeon, bingung.

"bye! ntar gue nyusul!" seru doyeon yang langsung ngeberhentiin taksi yang lewat depan rumah chani. kebetulan rumah chani ini di pinggir jalan.

-

doyeon lari-lari pas udah sampai di the summit, apartemen eunwoo. dia pernah beberapa kali main kesini, ketemu sama kakaknya eunwoo, kak irene, dan mamanya. mereka tinggal bertiga karna orangtua eunwoo udah cerai dari eunwoo umur 5 tahun, makanya eunwoo jadi semacam pelindung mama sama kakaknya, ngegantiin posisi papanya. ya, walaupun eunwoo gak jadi tulang punggung keluarga karna mamanya adalah wanita karir yang sukses.

doyeon buru-buru memencet tombol 25 di lift.

"aduh cepetan, kek." gumam doyeon.

ting.

begitu pintu lift terbuka, doyeon lari lagi ke arah tangga darurat. dia membuka pintunya dan keluar eunwoo, yang mukanya udah pucat dan lemas banget. eunwoo terduduk dan tiba-tiba memeluk doyeon yang setengah jongkok karna megangin eunwoo, takut pingsan.

"thanks." ujar eunwoo. suaranya pelan, gak terlalu kedengaran. doyeon cuma bisa mengangguk.

begitu sampai di apartemen eunwoo, kak irene yang lagi nonton tv kaget ngeliat adeknya dateng-dateng pucat banget. eunwoo nyeritain semuanya.

eunwoo tadi abis pulang main basket dari pagi, karna iseng dia nyoba-nyoba lewat tangga darurat. terus pas udah kejebak eunwoo panik banget karna emang dia penakut. eunwoo udah capek dan ngantuk banget jadinya dia telfon doyeon.

"kenapa gak nelfon kakak aja? kasian doyeon jauh-jauh kan."

"ini hp baru kan, belum ada apa-apa, aku belum punya nomor hp siapa-siapa." jawab eunwoo.

"loh kok kamu bisa nelfon doyeon?"

"aku cuma hafal nomor doyeon."

wait. doyeon kayanya paham kenapa eunwoo cuma hafal nomor hpnya.

doyeon akhirnya pamitan ke kak irene dan eunwoo mengantar doyeon ke bawah.

"mesen grab? kemana?" tanya eunwoo pas mereka lagi di lift.

"ke puncak."

"ngapain? ini kan udah malem?"

"gue tadi mau ke puncak sama temen-temen. mereka udah berangkat sekarang, jadi gue mau nyusul." jawab doyeon santai.

eunwoo langsung mencet tombol 25 di lift. doyeon mengira eunwoo mencet tombol supaya nanti pas doyeon udah keluar lift dia bisa langsung naik lagi ke apartnya.

ternyata waktu pintunya kebuka di lantai 1, eunwoo langsung buru-buru mencet tombol tutup.

"lah kok ditutup???"

"cancel aja grabnya. gue yang anterin lo." jawab eunwoo. tiba-tiba doyeon ngerasa pipinya memanas.

"lo kan ngantuk, mana bisa nganterin gue. yang ada nanti kecelakaan."

"yaudah lo yang bawa mobil gue, tapi gue ikut."

"ih ngapain? gue bisa sendiri."

"gue gak mungkin ngebiarin lo ke puncak sendirian malem-malem, do."

doyeon makin yakin sama alasan eunwoo hafal nomor hpnya.

sillies (99 & 00 liners) | discontTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang