31. #throwbackthursday

104 15 3
                                    

"ck, ah. om, nungguin siapa sih? kok belom jalan juga? telat nih aku bisa-bisa." tanya lucy dengan nada super bete dan muka cemberut yang jadi ciri khasnya kalau ada yang bikin dia kesel atau apa yang dia mau gak diturutin. maklum, anak bungsu, walaupun keseringan dewasa dan mandiri, tetep aja ada waktunya jadi ngeselin.

"itu, cy, anaknya bu mirna. siapa ya namanya... om lupa. dari s pokoknya!" jawab om alif sambil berusaha mengingat nama anaknya bu anet.

lucy mengangguk santai, "oh, seungjun?"

om alif mengerutkan alisnya seakan mengatakan "kayaknya bukan."

"kak seungjun mau ngapain ya? tumben bareng." gumam lucy pelan.

"kata ibu si anaknya bu mirna ini satu sekolah sama lucy, jadi nanti tiap hari bareng pulang pergi soalnya bu mirna dinas diluar kota."

lucy bingung karna sebenernya dia gak tau siapa yang dimaksud om alif, kalo kak seungjun, dia udah kerja. siapa sebenernya yang satu sekolah sama lucy?

gak mau mikir panjang, lucy lanjut scroll handphonenya sambil sesekali melihat ke jam tangan gudetama yang dipakainya di tangan kanan. sebenarnya lucy agak panik karna waktu udah menunjukkan pukul 06.10 sedangkan jalanan udah pasti macet dan dia cuma punya waktu kurang dari 20 menit untuk sampai di sekolah tepat waktu. masalahnya, hari ini adalah hari ke-7 sejak MOS dan guru pasti kesel kalo ada anak kelas 10 yang telat padahal baru seminggu sekolah.

tiba-tiba pintu tengah bagian kanan mobil lucy terbuka dan cowok tinggi dengan rambut lurus jatuh dan wajah agak bulat masuk.

"om, maaf ya lama." ujarnya sambil cengengesan.

lucy yang duduk di sebelahnya cuma memandangnya sinis. akhirnya lucy ingat kalau di keluarga bu mirna ada satu anak lagi yang nama depannya dari huruf S selain kak seungjun, yaitu sanha. salah satu anak komplek yang paling gak akrab sama lucy. bukannya saling benci atau apa, tapi lucy emang gak pernah ngobrol sama sanha. pernah sih, dulu, waktu lucy nyari doyeon di rumah sanha, tapi kayaknya itu yang pertama dan terakhir.

tapi lucy salah, itu bukan yang terakhir karna sekarang sanha menarik tangan kanannya pelan.

"apa sih?!" tanya lucy galak sambil menjauhkan tangannya dari sanha.

sanha yang gak paham kenapa lucy tiba-tiba galak cuma bisa memasang muka bego.

"eh kenapa kenapa??? gue mau liat jam doang kok, sorry sorry."

ternyata lucy barusan geer, dia mengira sanha menarik tangannya karna sanha genit, tapi ternyata dia cuma mau liat jam.

karna udah terlanjur malu, akhirnya lucy malah melotot ke sanha sambil menggerakan matanya ke kursi depan, mengisyaratkan sanha supaya pindah dan gak duduk di sebelahnya.

tapi yang dikasih kode malah bingung dan berkali-kali menatap ke lucy dan kursi depan bolak-balik sambil menaikkan alisnya seakan berkata "hah?"

bukannya pindah duduk di kursi depan, sanha malah menjulurkan tangan kanannya ke om alif untuk salim.

"saya sanha, om, anaknya bu mirna."

sanha salah mengira kode dari lucy dan lucy cuma mendengus sambil akhirnya terpaksa dia sendiri yang pindah ke kursi depan. daripada harus menahan awkward duduk sebelahan sama sanha yang dia gak kenal-kenal amat.

-

setelah macet-macetan di jalanan ibukota, akhirnya lucy dan sanha sampai di gerbang sma mereka.

sillies (99 & 00 liners) | discontTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang