chapter 3

160 20 0
                                    

Sesampai dirumah Adera masuk kekamarnya untuk mengganti pakaian dan membersihkan mukanya. Selesai mengganti baju Adera duduk di tempat tidurnya dan mengambil sesuatu yang dulunya di kasih oleh Marcel.

Ternyata Adera mengambil boneka yang dulunya di kasih sama mantannya itu. Hati Adera sangat sakit kenapa dia bisa kembali dikehidupannya lagi sehingga Adera pun udah ngelupain semuanya. Dan satu hal yang bikin Adera sakit hati dia baru saja kasih penjelasan semuanya kenapa dia dulu bisa ninggalin Adera, padahal itu udah lama banget 473 hari dia ninggalin dan baru sekarang dia kasih penjelasan semuanya.

"Kenapa sih lo dateng lagi di kehidupan gue hikss. Padahal gue udah susah payah ngelupain lo tapi lo malah dateng lagi udah kayak ga punya dosa lo dasar mantan brengsek" Adera menangis merasakan sakit hatinya kepada mantannya itu. Adera tidak tahan lagi betapa sakitnya hati Adera,ingin berteriak tapi enggak bisa

"Adek makan dulu yuk bunda udah masakin nasi goreng kesukaan kamu" bundanya mengetok pintu kamar Adera, tapi Adera tidak merespon apa-apa. Bundanya sangat kwatir terhadap Adera. Akhirnya bundanya masuk kekamar Adera yang tidak dikunci itu.

"Adek kenapa kok nangis?" Kata bundanya yang sangat kwatir itu.

"Bunda hikss Marcel mantan aku dia dateng lagi bun" Adera memeluk irat bundanya dan menceritakan semua kejadian yang tadi siang.

"Marcel?mantan kamu yang dulunya pernah ninggalin kamu?" Kata bundanya yang sangat panik.

"Iya bun udah dia ngajak aku pergi ketaman terus dia baru aja kasih penjelasan ke aku kenapa dia bisa ninggalin padahal itu lama banget bun 473 hari aku tungguin kabar dia tapi apa bun??dia sama sekali enggak ada kabar dan baru ini dia muncul lagi bun" Adera tidak tahan lagi dengan sikap Marcel tersebut. Udah ninggalin enggak ada kabar tiba-tiba muncul kayak setan aja.

"Udahh sayang enggak usah ditangisin. Buat apa kamu tangisin tapi dia enggak tangisin kamu percuma kamu tangisin sampai mata kamu bengep kayak gitu" sambil mengelus kepala Adera dengan lembut.

"Hikss iya bun. Bundaa" akhirnya Adera sudah berhenti tangisin Marcel bener juga apa kata bunda percuma kita buang-buang air mata tapi dia juga enggak tangisin kita.

"Apa sayang?" Jawab bunda

"Ayah kemana kok Adera jarang liat ayah bun" kata Adera.

"Ayah lagi lembur,jadi ayah enggak bisa pulang"

"Tapi kok lembur setiap hari bun?emangnya bunda percaya sama ayah?budan enggak curiga sama ayah atau jangan-jangan ayah punya selingkuhan?" Adera sangat curiga kepada ayahnya yang setiap hari lembur dan enggak pulang kerumah.

"Sstt jangan bilang gitu bunda percaya kok udah ayok kita makan" bundanya sangat curiga terhadap ayahnya tersebut. Benar kata Adera yang diomongin itu apa jangan-jangan ayahnya selingkuh. Ah tapi udah lah.

Akhirnya Adera dan Bundanya turun kebawah untuk makan bersama dan sudah ada abangnya yaitu Rasya. Lagi asik-asik makan tiba-tiba ayahnya pulang kerumah dan bentak-bentak bundanya.

"Ayah udah pulang,sini makan dulu yah" kata bunda.

"Arghh apaan sih, ayah udah makan tadi. Ayah cape mau istirahat makan aja sana" jawab ayah yang sangat kasar dan ngebentak bunda padahal bundanya itu adalah istrinya sendiri tapi ayah tega ngebentaknya.

Ayah kenapa sih kok hari-hari ini bawaannya marah terus apa jangan-jangan dugaan gue benar ayah punya selingkuhan-batin Adera.

"Udah bun paling ayah cape mau istirahat" kata Rasya.

"Iya bun positif thinking aja dulu" Adera menenangin bundanya itu yang baru saja dibentak oleh ayah. Adera sangat curiga sama ayahnya sendiri.

Selesai makan Adera dan Rasya berjalan menuju ke kamarnya.

Adera dan Rasya ingin menaiki tangga rumahnya tiba-tiba ada suara orang bertengkar dan ada suara pecahan beling. Adera dan Rasya serontak panik dia mendengar di arah kamar bundanya dan ayahnya tersebut.

"Woy bang lu denger enggak ada suara orang lagi bertengkar" kata Adera

"Iya nih asalnya dari kamar bunda apa jangan-jangan bunda sama ayah lagi..." Rasya dan Adera berlari untuk menguping pembicaraan orang tuanya tersebut.

Ternyata benar dugaan Adera dan Rasya yang lagi bertengkar itu bundanya dan ayahnya tetapi bertengkar karena apa. Ayahnya keluar dari kamar dan berjalan menuju mobilnya, Adera dan Rasya serontak kaget melihat sikap ayahnya belakangan ini yang selalu marah-marah. Bundanya berjalan sambil menangis manggil nama ayahnya tersebut, tapi ayahnya seolah-olah tidak mendengar dia menaiki mobilnya dan menancapkan gas mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi.

"Bundaaa. Ayah kenapa pergi?" Kata Adera sambil menangis melihat bundanya bersedih.

"Bunda enggak tau dek,bang. Tadi bunda cuma nanya doang ayah abis dari mana tapi kata ayah "enggak usah nanyain gue abis dari mana,pikirin anak-anak lo sekarang. Gue pengen pergi". Kata ayah gitu dek,bang jadinya ayah beneran pergi, bunda juga bingung kenapa ayah berubah ya sikapnya" bundanya sambil menangis melihat ayahnya yang begitu tega meninggalkannya.

"Yaudah bunda sabar ya palingan ayah kecapean bun, bunda tidur bareng sama aku aja ya biar bunda enggak kesepian" Adera tidak ingin melihat bundanya itu menangis karena ayahnya, Adera ingin membuat bundanya tersebut senyum bahagia bukan menangis.

"Iya dek. Maaf bunda udah buat kalian enggak bisa tidur. Maaf kalo bunda belum jadi bunda yang benar buat kalian. Tapi yang bunda inginkan, jangan pernah tinggalin bunda ya. Bunda sayang sama kalian" sambil meluk anak-anaknya dan Adera sama Rasya merasakan kehangatan dari seorang bundanya tersebut.

Family is one of the most important that we have, which will never and always exist when needed-batin Adera.





Oke gaess segitu dulu ya maaf kalo cerita ga seru baru pertama kali kok bikin wattpad. Jangan lupa ya vote and coment💜

ADERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang