chapter 8

86 11 0
                                    

Kedatangan Adera membuat mama Marcel semakin membenci. Adera yang sangat kebingungan dengan muka mamanya Marcel yang sangat membencinya.

jangan bilang mamanya Marcel benci gue gara-gara kejadian tabrakan itu??

"Ngapain kamu kesini!??" dengan nada kebencian.

"Saya mau liat keadaan Marcel tante" ucap Adera sambil berjalan kearah pintu ruangan Marcel.

"JANGAN SOK BAIK YA KAMU. KAMU KAN YANG BUAT MARCEL KOMA!??KALAU KEMARIN MARCEL GA SAYA IZININ PASTINYA GA BAKALAN KOMA KAYAK GINI. EMANG DASARNYA KAMU ITU ANAK PEMBAWA SIAL UNTUK MARCEL. JADI SAYA INGATKAN KE KAMU JANGAN PERNAH DEKETIN ANAK SAYA LAGI. KALAU KAMU MASIH DEKETIN ANAK SAYA, GA SEGAN-SEGAN YA SAYA AKAN BUAT KAMU MENDERITA. INGAT KAMU!!!!" ucap mamanya Marcel yang tidak tahan lagi dengan kemarahannya itu.

Adera hanya menunduk dan menangis. Dia butuh waktu untuk sendiri. Ucapan mamanya Marcel membuat hatinya merasa sakit.

Salahin aja gue,emang gue selalu salah -batin Adera.

Rasya membawa Adera pergi dari ruangan Marcel. Adera hanya ingin ke taman dia butuh waktu untuk sendiri.

"Bang gue mau ke taman" ucap Adera

"Iya gue anter ke taman. Udah jangan dimasukin ke hati ucapan nenek lampir kayak gitu mah, udah tau Marcel yang salah bukan lu" Rasya sangat tau bagaiman perasaan adeknya sekarang.

"Gue butuh waktu untuk sendiri bang" sambil menatap ke arah taman.

"Yaudah gue kesana dulu ya. Kalo ada apa-apa telpon gue" ucap Rasya sambil meninggalkan adeknya itu.

Gue salah apa sih. sampe-sampe keluarganya Marcel benci sama gue. Coba aja waktu bisa diulang. Kalo ujungnya kayak gini gue ga bakal mau makan malam sama Marcel. batin Adera.

Apakah kita bisa kembali seperti dulu??
Apakah cinta selalu menyediakan airmata??
Kata orang cinta itu indah tapi bagi gue cinta itu rumit. -batin Adera.

Adera hanya ingin menangis dan hatinya sangat sakit. Dia keliatan sangat bodoh untuk hidup. Diam-diam ada yang memerhatikan Adera dari jauh, ternyata ada seorang anak kecil yang duduk di samping Adera dan mengusap air mata Adera.

"Kakak kenapa nangis??kakak ga boleh nangis. Kakak harus kuat" ucap anak kecil itu.

"Aku gpp kok" kata Adera.

"Kalau kakak nangis nanti cantiknya ilang lohh. Kenalin ka nama aku Fahri. Kemarin aku ngeliat mama kakak sayang banget sama kakak. Aku jadi iri sama kakak punya orang tua yang sayang banget sama kakak." ucap Fahri sambil menangis.

Adera serontak kaget dengan perkataan fahri tersebut. Bisa dibilang fahri masih kecil pasti dia perlu kasih sayang kedua orang tuanya.

"Aku Adera. Emangnya orang tua kamu kemana?" tanya Adera sambil memeluk Fahri.

"Mama aku udah meninggal ka waktu aku masih kecil. Kalau ayah,dia ga mau ngerawat aku ka katanya ayah aku itu cuma anak pembawa sial bagi dia. Jadinya aku di buang dirumah sakit ini. Untungnya ada dokter Hendra yang mau rawat aku." ucap Fahri.

"Emangnya ayah kamu ga nyesel apa buang kamu dirumah sakit. Padahal kamu itu baik banget sama aku. Kamu boleh kok anggep aku siapa aja. Kalau aku punya  adek kayak kamu pastinya aku bakal sayang banget sama kamu." ujar Adera.

"Aku juga udah anggep kakak sebagai kakak aku sendiri kok. Pastinya aku bakal sayang banget sama kakak. Kakak jangan pernah ninggalin aku ya jangan kayak orang tua aku ka" kata Fahri.

"Oh iya ka. Kakak punya penyakit Alter Ego??" tanya Fahri.

"Hm...iya. Kamu kok tau aku punya penyakit itu?" ujar Adera.

"Dokter Hendra cerita sama aku kalau kakak itu punya penyakit Alter Ego sama kayak aku, aku juga punya penyakit yang sama kayak kakak." ucap Fahri.

"Kamu juga punya penyakit it-" Adera melihat ada seorang cowok yang duduk di sebelah Fahri.

Omongan Adera terhenti ketika ada seorang cowok yang memotong perkataan Adera tersebut dan duduk disamping Fahri.

Ternyata yang duduk disebelah Fahri itu adalah Rey. Dia datang kerumah sakit ingin menjenguk Adera.

"Halloo Ra" ucap Rey.

"Juga"

"Ini siapa Ra?" tanya Rey sambil menunjuk ke arah Fahri

"Oh ini Fahri. Dia dari tadi yang nemenin gue ditaman" ujar Adera.

"Aku Fahri ka. kakak siapa?pasti pacaranya ka Adera yaa" tanya Fahri sambil mengulurkan tangannya.

"Aku Rey. Enggak kok aku cuma temen doang" Rey sambil melihat kearah Adera.

"Ra lo dicariin sama bunda tuh dia khawatir sama lo" lanjur Rey.

"Bunda??dimana dia??" tanya Adera.

"Ada di ruangan lo. Katanya, lo ga harus istirahat" ucap Rey.

"Oh yaudah anterin gue ke ruangan ya Rey" Adera meminta tolong supaya Rey mengantarkan dia keruangannya.

"Okeyy. Fahri kamu mau ikut ga keruangan ka Adera?" tanya Rey sambil menatap kearah Fahri.

"Ga deh ka. Aku mau main disini aja" sebenarnya Fahri ingin ikut keruangan ka Adera tapi kata ka Rey, ka Adera butuh istirahat. Fahri tidak mau mengganggu ka Adera.

***

Diperjalanan Adera melihat kearah ruangan Marcel. Dia ingin sekali melihat keadaan mantannya itu. Tapi hanya saja orang tua Marcel tidak mengizinkan Adera masuk.

Didalam ruangan Adera sudah ada Bundanya,Abangnya dan Thalia sahabatnya. Adera melihat kearah Thalia, Adera bingung kenapa sahabatnya baru saja jenguk dia padahal sudah 2 hari dia dirumah sakit tapi baru hari ini dia dijenguk oleh sahabatnya.

aturan mah kalo sahabat jenguk duluan gitu eh ini malah Rey yang khawatir banget sama gue. batin Adera

Thalia berjalan mendekati Adera.

"Lo gpp kan Ra??ada yang sakit ga??" tanya Thalia.

"Gpp kok. Tumben baru jenguk gue biasanya lo duluan kan yang jenguk gue dari pada Rey. Tapi sekarang malah Rey yang khawatir banget sama gue, bukan lo" ucap Adera sambil melirik matanya ke arah Rey.

"Gu gu gue sibuk banyak banget pr" Thalia berbohong kepada Adera. Padahal dia tidak sibuk sama pr melainkan sibuk dengan Marcel.

"Oh sibuk. Sesibuk apa sih sama gue sahabat sendiri ga dipentingin." Adera kesal bukan sahabatnya yang jenguk dia duluan melainkan orang lain yang duluan menjenguk Adera.

"Udah udah Ra yang penting Thalia dateng kan jenguk lo" ujar Rey.

"Sekarang adek istirahat dulu ya" ucap bundanya sambil menggendong Adera ke atas tempat tidur.

Hari ini Adera sangat cape sekali. Dia hanya butuh istirahat dan butuh ketenangan.

Adera sudah tertidur dan bermimpi indah.

Thalia langsung keluar meninggalkan ruangan Adera dan berjalan kearah ruangan Marcel. Rey yang melihat Thalia buru-buru jalan kearah pintu ruangan Adera, dia ingin mengikuti kemana Thalia pergi. Ternyata Thalia pergi keruangan Marcel dugaan Rey benar kalau Thalia itu sibuk merawat Marcel.

benerkan dugaan gue. Lo itu bukan sibuk banyak pr tapi sibuk jagain Marcel.

Gimana sama chapter ini??
agak ga jelas ya??
emang sih. soalnya aku bingung mau nulis apa wkwk.
yaudah lah ya like aja sama coment.
btw thank you 400 ya makasih yang udah baca cerita aku💜

ADERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang