chapter 7

104 13 4
                                    

Keluarga Adera dan Marcel tiba di rumah sakit. Semua yang berada disitu sangat panik.

Hanya Ayahnya Adera yang tidak ada di rumah sakit untuk melihat keadaan Adera.

Darah yang berada ditubuh Adera mengalir sangat banyak. Bunda Adera histeris dengan keadaan Adera. Dokter yang lagi menangani Adera keluar dari ruangan itu.

"Gimana dok keadaannya anak saya?" ucap bunda yang sangat panik dan histeris.

"Anak ibu baik-baik aja kok. Tapi di bagian kakinya ada tulang yang kegeser sedikit." ucap dokter hendra

"Apa kaki anak saya bisa disembuhkan dok?" tanya bunda adera

"Kaki Adera itu bisa disembuhkan dengan cara mengontrol setiap dua minggu sekali ke rumah sakit. Dan selama kaki Adera belum sembuh total dia harus menggunakan kursi roda." jawab dokter Hendra

"Oh iya satu lagi Adera punya penyakit yang tidak diketahui banyak orang. Dia punya penyakit Alter Ego. Hanya beberapa orang yang memiliki penyakit itu." lanjut dokter Hendra

"Alter Ego?" tanya bunda yang bingung dengan penyakit itu.

"Iya. Alter Ego itu merupakan diri kedua yang dipercaya berbeda daripada orang kebanyakan atau kepribadian yang sebenarnya. Jadi dimasa kecil Adera dia mengalami penyakit Alter Ego hanya dia doang yang tau dan semenjak dia dewasa penyakit Alter Ego ketahuan dari sikap dia. Semenjak saat itu dia merasa dirinya tidak berguna. Dia selalu kesepian." ucap dokter Hendra langsung meninggalkan keluarga Adera.

Setelah berbicara kepada bunda Adera, dokter Hendra segera meninggalkan ruangan tersebut.

Bunda Adera masuk kedalam ruangan untuk melihat anaknya itu. Dia tidak tega melihat anaknya terkapar ditempat tidur sangat lemas.

Sedangkan Marcel berada dirumah sakit yang sama dengan Adera dan kebetulan  disamping ruangan Adera. Marcel koma, keluarga Marcel akan membawa Marcel pergi ke Amerika untuk pengobatan anaknya itu.

***

Sejak kecelakan kemarin Adera belum siuman. Mama Adera dan abang Rasya menuggu hingga Adera siuman.

Tiba-tiba ada seorang yang mengetuk pintu.

tokk tok tok

"Masuk" gumam Rasya.

Rey melihat kearah tempat tidur disana ada Adera seorang perempuan yang sangat cantik, terkapar sangat lemas dengan selang dan infusan. "Assalamualaikum tante" sambil mengulurkan tangannya dan untuk bersalaman kepada bunda Adera itu.

"Waalaikumsalam, kamu temannya Adera ya?"tanya bunda.

"Bukan tante tapi calon pacarnya eh bukan deh tante cuma teman doang paling besok Adera mau anggep aku pacar otw tan. Ngomong-ngomong aku Rey tan temannya Adera sekaligus pacar tapi otw" dengan muka yang selengean dan berbicara asal ngejeplak.

Bundanya Adera cuma terkekeh melihat Rey berkata itu. Tapi Rasya yang melihat Rey dengan tatapan tajamnya,Rasya tidak suka dengan perkataan Rey tadi.

Rey berjalan kearah tempat tidur dimana seorang wanita cantik yang terkapar lemah dan harus kuat dengan infusan di tangannya. Dia mengelus kepalanya Adera dan mencium puncak kepala Adera.

Rey kelihatan sangat tulus mencintai Adera. Dia tidak mau terjadi apa-apa kepada Adera. Rey sangat khawatir dengan kesehatan Adera. Maka dari itu Rey akan berjanji untuk berada di samping Adera. Kemana pun Adera pergi akan Rey ikutin sampai dia sudah lelah.

Bundanya Adera yang melihat kearah Rey. Bundanya Adera tau kalau Rey beneran tulus sama Adera. Bundanya sangat tau dengan sikap Rey yang mengelus puncak kepala Adera dan menciumnya. Sangat nyakin kalau Rey itu berhak menjadi kekasih Adera.

Adera sama sekali belum siuman. Bundanya sangat khawatir dengan keadaan Adera. Kata dokter Hendra kalau Adera belum sadar sampai jam 10 malam kemungkinan Adera koma. Bunda dan Rasya hanya berdoa kepada tuhan agar Adera bangun dari tidurnya itu.

Jam sudah menunjukan pukul 8 malam tapi Adera sama sekali belum siuman kemungkinan besar dia akan koma. Bundanya hanya bisa menangis melihat keadaan Adera,sedangkan Rasya abangnya cuma bisa menenangkan bundanya itu. Bunda Adera mengelus tangan anaknya dan mencium puncak kepala Adera.

Bundanya Adera sontak kaget melihat tangan Adera bergerak. Ternyata Adera sudah bangun dan memanggil langsung memanggil nama Marcel. Bunda dan Rasya sontak kaget mengapa dia memanggil nama itu??.

"Ra lo udah sadar?" ucap Rasya.

"Gue dimana??gue kok bisa ada disini??Marcel mana bun,bang??" Adera ingin mencari Marcel. Dia ingin tau keberadaan Marcel. Tapi bundanya melarang karena dia baru sadar.

"Tenang dek...Marcel baik-baik aja kok dia ada disamping ruangan kamu" bundanya menunjuk ruangan yang berada disamping Adera.

"Aku mau liat dia bun,bang. Aku enggak mau dia kenapa-kenapa" Adera sangat takut kalau Marcel terluka. Dia segera menemui Mantannya itu.

"Ra denger gue. Lo baru sadar dan sekarang lo mau cari Marcel buat apa cari dia??kalau dia enggak bisa jagain lo Ra. Percuma lo perhatian sama dia tapi kalau dia enggak perhatian sama lo??ngapain sama aja lo perhatian sama orang tapi malah sebaliknya dia enggak bisa jagain lo. Udah sekarang lo istirahat aja" Rasya membentak adeknya itu. Adera dan Bundanya sontak kaget dengan sikap Abangnya itu.

Bundanya menenangkan Adera dan Rasya. Bunda Adera langsung memanggil dokter Hendra.

"Bentar ya bu saya periksa dulu." ucap dokter Hendra

"Gimana dok keadaan Adera?"

"Adera baik-baik aja. Tapi, jangan kebanyakan gerak dulu ya kamu harus banyak istirahat. Kalau mau keluar atau ketaman pakai kursi roda aja, itu kursi rodanya udah dokter siapin" ucap dokter Hendra sambil menunjuk kursi roda disamping Rasya. Dan pergi untuk melihat pasien berikutnya.

Akhirnya Adera melihat keadaan Marcel dengan dibantu oleh abangnya menggunakan kursi roda. Sampai diruangan Marcel, mamanya Marcel melihat ke arah Adera dengan tatapan kebencian karena dia sudah membuat Marcel koma sampai saat ini.

oke gaiss maaf kalo telat post😊
Vote and coment yaa...

ADERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang