Aku terdiam bukan berarti aku takut tapi, aku diam untuk yang terbaik.
- Adera Musical Geofrey.
Malam ini terasa cukup dingin. Saat pulang sekolah hujan sudah membasahi bumi. Adera lagi berada di balkon kamarnya, dia menatap langit malam, bulan dan bintang yang begitu indah. Adera masih ingat dulu Marcel pernah berkata.
Flasback on
"Ara liat deh bulan sama bintangnya bagus ya. Mereka berdua tidak pernah saling terpisahkan kayak kita, anggap aja aku bintangnya dan kamu bulannya." ucap Marcel sambil menatap langit malam.
"Kenapa aku harus bulan?Dan kenapa kamu harus bintang?Aku tidak mau jadi bulan yang setiap hari muncul di malam hari saja." kata Adera.
"Sebenarnya bulan itu ga cuma diliat pada malam hari sayang, sore hari bulan ada cuma dia ngumpet di matahari kata matahari bulan itu sangat pemalu. Jadi bulan munculnya pada malam hari, dia cuma mau dikehidupan sang bintang. Sama kayak kamu, kamu muncul dikehidupan aku. Tapi ga cuma 1x beribu-ribu kali kamu ada dihidupku."
Senyum Adera mengembang di pipinya. Dia salting mendengar ucapan Marcel. Pipi Adera memerah, Marcel yang melihat perubahan pipi Adera itu sangat gemas ingin sekali Marcel remas pipinya.
"Jangan salting gitu deh, pipi kamu merah tu jadi pengen aku tampar rasanya"
"Sini tampar mau yang mana kanan?kiri?depan?belakang?atas?bawah. Pilih sesuka kamu"
Tawa Marcel pecah melihat Adera marah kepadanya. Marcel gemass melihat pipinya Adera yang memerah. Dia mencubit pipi Adera dan mengacak-ngacak rambut Adera seperti anak kecil. Adera membalas dengan pelukan yang sangat hangat kepada Marcel.
Flasback of
Adera tertawa miris mengingat masa lalunya bersama Marcel. Untuk apa Adera mengingatnya lagi kalau Marcel tidak pernah ngingatnya.
kalau dulu, aku jadi bulannya dan kamu jadi bintangnya saling melengkapi dan saling bersama. Tapi sekarang beda aku bulannya dan kamu mataharinya, saling melengkapi namun tak bisa saling bersama -batin Adera.
Sudah sangat lama Adera berada di balkon. Dia cape ingin istirahat ditempat tidurnya, tapi sebelum tidur Adera harus membersihkan mukanya.
Dia berjalan ke kamar mandi dan mengambil sabun cuci mukanya. Tapi ada yang aneh di dalam cermin, Adera melihat ke cermin ada 2 orang yang satu tidak tersenyum dan yang satunya lagi tersenyum seperti orang jahat. Adera serontak kaget dan mundur menjauh dari cermin tersebut. Tapi ada yang memanggil Adera di balik pintu kamar mandinya.
"ADERA..."
Adera sangat panik dan ketakutan. Dia bingung ingin melihat atau tidak. Tapi Adera harus berani tidak ada orang selain Tuhan dan Bonyok yang harus ia takuti.
gue panik nii ya Tuhan gue harus apa. -batin Adera.
"ADERA..."
Panggilan ke 2xnya yang Adera dengar. Adera memberanikan diri untuk melihat dibalik pintu kamar mandinya. Adera sudah dekat di balik pintu.
"Lo siapa si jangan ganggu gue please pergi pergi hus hus sana." ucap Adera sambil menutup matanya.
Orang yang ada dibalik pintu itu pun berjalan ke arah Adera.
"Apa-apain si lo Ra ini gue Rasya abang lo. Lo kenapa ketakutan gitu kayak orang abis ngeliat setan aja"
"Kutu kupret gue kira siapa. Ngapain lo?" tanya Adera.
"Gue cuma mau ngasih makanan disuruh bunda. Lo kenapa si abis liat setan?"
"Iya gue abis liat setan. Nih setannya ada didepan gue"
"Wah wah jadi lo ngatain gue setan gitu?Masa cowok secakep gue disebut setan."
"Idih cakep dari mana masih cakepan pantat ayam dari pada lo. Pede gila lo"
"Emang lo udah liat pantat ayam kayak gimana?Palingan lo liat nanti isinya tai semua. Dari pada liat pantat ayam mending liat pantat gue dulu. HAHAHA"
"Jiji bego sana pergi lo"
"Setan gangguin aja nih adek gue gpp kok gue ikhlas."
"Ih awas lo ya kalo gue di ambil setan, gue gentayangin lo ampe lo ketakutan."
Rasya berlari keluar dari kamarnya Adera. Adera sudah tenang sekarang tidak ada pengganggu lagi. Tapi Adera sekarang masih kepo ingin mengetahui siapa orang dibalik cermin tadi. Sebenarnya Adera ingin melihat kembali di cermin tapi dia udah mulai ketakutan, jadi Adera sekarang menghabiskan makanannya dan cepat-capet langsung tidur.
****
Besoknya paginya Adera berangkat kesekolah bersama Rasya. Hari ini moodnya sudah kembali seperti semula. Dia berdoa semoga hari ini tidak ada kejadian yang buruk lagi bagi dirinya.
Adera turun dari mobil dibantu oleh Rasya abangnya. Adera berjalan menggunakan kursi roda menuju kelasnya tapi ada seseorang yang menabraknya.
gubrakk
"Woi kalo jalan tuh liat-liat" ucap Adera.
"Eh sory sory gue mau nanya ruang guru diman--" tanya cowok yang sudah menabraknya dan menatap Adera.
"Ara ini Ara beneran?yang dulu culun tapi sekarang gila gila cantik par par lo"
"Ha elo Arrel?serius?kok kurusan si dulu lo gendut banget sampai dikatain beruk lo"
"Iya dong kurus masa mau gendut terus si. Btw kaki lo kenapa?"
"Oh ini gpp kok cuma kecelakaan kecil."
"Lo sekolah disini juga?Asik bisa 1 sekolah lagi ini. Kasih tau gue ruang guru dimana yuk"
"Sebenarnya gue males si anterin lo, tapi demi sahabat gue tercintahhh gpp deh ayok"
Arrel membantu Adera untuk mendorong kursi rodanya menuju ruang guru.
Darrel Nararya adalah sahabat smp Adera. Dia sangat baik, Adera sudah menggap Arrel sebagai kakaknya sendiri. Biasanya Adera memanggil Darrel dengan sebutan Arrel. Waktu dulu mereka saling mempunyai rasa tapi mereka tau persahabatan lebih penting daripada pacar, karna mereka berfikir kalau pacaran pasti berujung kata putus tapi kalau sahabatan tidak ada kata putus. Biasanya jaman sekarang kalau pacaran sudah putus pasti last kontak. Adera dan Arrel tidak mau seperti itu. Jadi mereka lebih memilih sahabatan daripada pacaran.
Baca ya gaes aku disini ga mau bnyk bacot cuma mau kasih tau jangan lupa coment sama likenya. Jangan ada yang siders doang ya:v
KAMU SEDANG MEMBACA
ADERA
Teen FictionSeorang gadis remaja yg sangat ceria menutupi kesedihan nya dengan tawa riang nya, padahal banyak beban yg dia tanggung dan ia pikirkan. Disaat ia ingin berbagi cerita dengan seseorang yg ia sayang dan ia percaya, orang itu pergi, lebih tepat nya me...