een

2.5K 252 29
                                    

Guanlin terbangun dari tidurnya yang jauh dari kata cukup karena alarm nya yang terus berbunyi.

Waktu masih menunjukkan pukul 03.00 pagi dan itu berarti ia baru tertidur selama satu jam.

Tangan kanannya terangkat keatas mencoba meregangkan tubuhnya, sedang tangan satunya menggaruk lehernya ringan dengan mata yang masih enggan terbuka.

Tidur, Guanlin hanya butuh itu.

Jika ia diberi pilihan untuk pergi berlibur ke pulau yang indah atau pergi ke tempat makan-makanan enak berasal, siapapun berani taruhan ia pasti memilih untuk diberi waktu tidur saja.

No doubt for it.

Badannya seperti akan hancur karena tertidur di atas sofa entah untuk keberapa kalinya.

Setelah selesai menghadiri siaran radio yang persiapannya dari mulai pagi buta, hingga melakukan fansign dan evaluasi kegiatan sampai menjelang tengah malam, Guanlin jelas tidak peduli dimana ia menghempaskan tubuhnya ketika tiba di dorm, lalu tak butuh waktu lama baginya untuk segera tertidur.

Belum lagi dengan semua masalah yang mengahantui fikirannya akhir-akhir ini, semakin membuatnya kelelahan.



"Kenapa vanilla aku suka coklat!"

"Guan, belikan aku ice cream"

"Yya! Cepat nanti meleleh"

"Aku bilang rasa coklat bukan vanilla atau caramel TT"



Handuk basah sontak membangunkan Guanlin dari pikirannya.

Seseorang dengan rambut yang masih basah dan terlihat sudah segar dengan hanya menggunakan celana pendek selutut tanpa sehelai benang apapun menutupi bagian atas tubuhnya itu adalah si pelempar handuk basah yang sukses membuat Guanlin membuka matanya.

Jinyoung, sang pelaku hanya terkekeh puas melihat tampang Guanlin.

"Taehyun hyung sudah menelponku lebih dari 4x, kalau kalian semua belum juga siap sampai pukul 3.30 jangan menangis di depan makamku nanti ya!"

Suara Jisung memenuhi dorm, menyindir halus penghuni disana sambil memunguti bantal yang berserakan di ruang tengah.

"Kita semua tidak akan menangis hyung, justru kita akan berpesta semalaman." Seru woojin yang kemudian berlari menuju dapur menghindari bantal guling hingga sendal yang sedang dalam perjalan menuju wajahnya.

Tentu saja kali ini jisung yang melemparnya.

Bukan main jadwal mereka tahun ini, seperti panen buah rambutan di bulan maret.

Hari ini saja mereka sudah harus bersiap untuk pergi melakukan syuting cf dan pemotretan produk coklat yang cukup terkenal di Korea dan sore nanti pemotretan majalah edisi tahun baru.

Belum lagi fanmeeting, fansign, siaran radio, live di statsiun tv dan konser yang akan memenuhi sederet jadwal Wanna One di tahun ini.

Tak heran jika Jisung─sang leader─harus mengeluarkan tenaga extra untuk mengurusi kelima para membernya yang tak jarang membuat kepalanya mau pecah.

"Yya Lai Guanlin! Kenapa kau diam saja? Cepat angkat pantat mu dari sana dan mandilah sebelum aku lempar sepatu-sepatu mahal kesayanganmu itu dari lantai sepuluh!" Omel jisung dengan mulutnya yang sudah maju 5 centi saat melihat Guanlin masih terduduk dengan wajah mengantuknya.

"Haruskah? Mereka tidak akan marah jika aku tak ikut, lagi pula aku hanya bayangan." Guanlin menatap Jisung dengan senyuman yang, yah, bisa dibilang dipaksakan.

Horde - PanwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang