vier

986 163 6
                                    

Seharusnya ini akhir pekan yang dihabisi dengan kegiatan mari bersantai di kamar namun Jihoon masih disini, disebuah ruangan berlatar pemandangan kota dari luar kaca.

Ia masih berkutat di hadapan benda persegi empat itu.

Meja kerjanya sedikit kacau, dipenuhi tumpukan dokumen-dokumen yang belum selesai ia benahi.

Jihoon sangat lelah, namun entah kenapa ia tidak keberatan untuk melakukannya.

Ddrrtt...

Ddrrtt...

Dilihatnya layar ponsel yang menyala, adanya panggilan masuk dari seseorang.

Ayah

Jihoon menghela napas, melepas specsnya sebelum kemudian mengangkat telepon masuk dari ayahnya itu.

"Hallo ayah, ada apa?" Sapa Jihoon sembari menekan-nekan dahi nya yang sedikit terasa berat karena terlalu lelah.

"Apa kau sedang sibuk nak?"

"Emm tidak, sebentar lagi aku akan makan siang."

"Kalau begitu ayo makan siang bersama." ajak sang ayah yang membuat alis kanan Jihoon naik karena bingung.

"Ng? Ayah di Korea?"

"Aku sudah disini sejak semalam karena ada keperluan mendesak." Jawab lelaki tua itu sembari terkekeh.

"Kenapa tidak meneleponku? Ayah sekarang dimana? Aku akan kesana."

"Kedai ramen dekat kantormu sayang."

"Baiklah tunggu aku."

Kemudian telepon itu pun terputus.

Jihoon meraih dokumen diatas mejanya untuk ditata sedikit lebih rapih sebelum meninggalkan ruangannya.

Ia menulis sebuah notes untuk staff yang akan mengambil beberapa dokumen di atas mejanya. Berjaga-jaga jika dirinya kembali sedikit lama, kemudian  menempelkannya di depan layar komputer.

Jihoon pun melangkah kan kaki nya keluar ruangan, hendak menuju lift. Ia berjalan dengan menundukkan kepalanya sehingga tidak sengaja menabrak seseorang.

Jihoon pun mendongak hendak melihat orang yang ditabraknya.

"Ah Daniel, maafkan aku." Kata Jihoon kepada lelaki bernama Daniel itu.

"Tidak apa. Kau mau makan siang?" Tanya Daniel dengan lembut.

"Iya, ayah sedang berada di Korea. Dia mengajakku untuk makan siang bersama."

"Benarkah?"

Jihoon mangangguk dan tersenyum melihat Daniel yang sepertinya terlihat sangat senang saat mendengar bahwa Park Chanyeol sedang ada di Korea.

"Hm, kau mau ikut ?" ajaknya pada Daniel.

Daniel memang mengenal dan cukup dekat dengan keluarga Jihoon terutama ayah Jihoon yang memang sedikit sering berkomunikasi dengannya.

Mungkin orang lain akan percaya jika Daniel dan Chanyeol adalah seorang ayah dan anak setelah melihat kedekatan mereka.

Daniel dan Jihoon juga sudah mengenal satu sama lain sejak mereka kecil.

Walaupun di perusahaan Daniel adalah atasan Jihoon, namun ia tidak pernah mengizinkan Jihoon untuk memanggilnya dengan panggilan formal.

Jihoon sempat menolak, namun Daniel terus merayunya dan mengancam akan memberikan pekerjaan yang banyak sehingga mau tak mau Jihoon pun menurutinya.

Horde - PanwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang