Vijf

892 173 22
                                    

"Honey, wake up! Kamu gak kangen aku apa? Aku kangen banget sama kamu makanya kamu harus bangun kalau gak aku marah nih!" lelaki manis dengan kunciran apel itu membangunkan lelaki tinggi yang sedang tertidur.

"Lima menit lagi sayang." Jawabnya tanpa mengubah posisi ataupun membuka matanya. Lelaki dengan kunciran apel itu kemudian mencubit pelan pinggang sang lelaki tinggi itu, tetapi lelaki itu diam saja seakan tidak merasa sakit.

Lelaki kunciran apel itu kemudian mencoba menggelitik badan lelaki tinggi, tetapi nihil.

Lengan nya ditahan ketika ia hendak berdiri untuk mengambil air yang ingin ia gunakan untuk menyiram wajah sang lelaki tinggi.

"Iya iya aku bangun, jangan disiram lagi mbul. dingin, tau."

***

Guanlin termenung di beranda dorm mereka sementara anggota yang lain sedang beristirahat.

Mereka lelah setelah pulang dari latihan untuk album baru yang akan mereka rilis dua minggu lagi.

Guanlin memandangi langit yang dihiasi dengan bintang-bintang yang indah serta bulan. Malam ini terasa tenang bagi nya, udaranya pun menyejukkan.

"Indah bukan?"

Sahut Jisung yang kini sudah berada disamping Guanlin dengan teh hangat dikedua tangannya.

Ia kemudian memberikan satu untuk Guanlin dan disambut dengan senyuman hangat bocah itu.

Mereka kemudian kembali menatap langit, seolah tersulap dengan keindahannya.

"Hyung."

Guanlin memecah keheningan yang mereka buat.

Jisung hanya berdahem membalas panggilan Guanlin dan menunggunya untuk melanjutkan.

"Apa kau pernah memimpikan orang yang belum pernah kau temui berkali-kali?"

Guanlin menggaruk-garuk tengkuk nya yang tidak gatal, merasa seperti idiot karena pertanyaannya.

"Sepertinya tidak. Kenapa? Kau memimpikan siapa?"

Guanlin diam sesaat, menimbang-nimbang haruskah ia bercerita kepada Jisung atau tidak.

Guanlin takut dikatai idiot karena bercerita sesuatu yang tak mungkin, sementara jika tidak bercerita dia merasa akan mati penasaran.

"Aku- memimpikan orang yang sama belakangan ini. Aku tidak tau dia siapa, dan kurasa aku belum pernah menemuinya. Dimimpi itu dia begitu dekat dengan ku, bahkan aku memanggilnya 'sayang'.  Aneh bukan?"

Jisung tertawa mendengarnya.

Tertawa hingga terpingkal-pingkal.

Seketika perasaan menyesal menghampiri Guanlin.

Bodoh.

"Kau bertemu banyak fans mu sejak kau debut. Mungkin orang yang kau mimpikan itu salah satu dari mereka dan kau menyukainya. Mungkin kau tidak menyadarinya, tapi kau tidak mungkin juga menghafal satu persatu wajah mereka." Jawab Jisung setelah berhasil meredakan tawanya.

Benar juga ya, kenapa tidak kefikiran?

"Jadi, kau akan mengambil part Woojin?" Tanya Jisung berusaha mengalihkan pembicaraan setelah melihat wajah masam Guanlin.

"Iya, dia bilang part ku terlalu sedikit makanya dia memberikan 2 part nya kepadaku. Biar imbang, katanya." Kekeh Guanlin dan kemudian menyesap teh hangat ditangannya.

"Baguslah. Mereka keterlaluan memberikan satu part padamu, yakan? Kau juga bisa mengambil part ku jika kau mau, kau hanya perlu mengatakannya."

Jisung menepuk pelan pundak Guanlin dan kemudian melangkah menuju kamarnya untuk beristirahat.

Horde - PanwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang