"Park Jihoon."
Suara tegas itu mengalihkan pandangan sang empunya nama dari layar komputernya.
"Ke ruanganku sekarang."
Jihoon mengerjapkan matanya, ia sedikit kaget saat melihat kehadiran dewan direksi di ruangannya dan memanggilnya seperti itu.
Oh Sehun, ia adalah dewan direksi perusahan keluarga Daniel.
Melihat dewan direksinya sudah tidak lagi berdiri di ambang pintu, Jihoon dengan segera menyusulnya.
Tidak sedikit karyawan yang memperhatikan Sehun dan Jihoon yang berjalan sedikit tergesa-gesa.
Pasalnya wajah Sehun tidak seperti biasanya, luar biasa serius.
Keduanya sudah tiba di dalam ruangan.
"Aku pikir kau bisa bekerja dengan baik Park Jihoon." sahutnya sambil membalikkan badan menghadap Jihoon dengan tatapan mengintimidasi.
Jihoon sedikit bingung, tidak mengerti apa maksud dari perkataan Sehun.
"A-apa aku berbuat kesalahan?" tanya Jihoon yang dalam hatinya sedikit khawatir tetapi tetap mencoba untuk tenang.
Belum menjawab pertanyaan Jihoon, Sehun duduk dan segera mengambil beberapa dokumen di dalam lokernya lalu melemparnya keatas meja.
"Tidakkah semua ini terlalu ceroboh?"
Jihoon sedikit kaget lalu dengan sigap mengambil dokumen-dokumen itu dengan sangat hati-hati, ia mengerti sepertinya ia melakukan kesalahan.
"Kau menyetujui lebih dari sepuluh pertemuan dalam satu minggu, apa yang sebenarnya kau pikirkan?"
Jihoon diam.
"Kau tau kita hanya boleh menerima tidak lebih dari tujuh kan? Semuanya tidak bisa dibatalkan jika sudah seperti ini." tegas Sehun dengan nada tinggi sambil mengurut keningnya.
Sekarang Jihoon paham apa kesalahannya.
Demi apapun Jihoon ingin merutuk dirinya sendiri, kenapa bisa ia seceroboh itu. Kenapa bisa ia tidak menyadari ia berbuat kesalahan.
Jihoon itu seorang sekertaris, dan ia juga bukan anak baru dalam bidang ini. Tapi baru kali ini Jihoon melakukan kesalahan.
"Apa Kau pikir Kang Daniel itu robot yang mampu memenuhi lebih dari 10 pertemuan dalam satu minggu? Apa kau pikir Kang Daniel itu Presiden yang memiliki banyak menteri untuk mewakili pertemuan-pertemuannya? Apa kau pikir jarak setiap pertemuan itu hanya sebatas kantor sampai halte? Yya Park─"
Sehun menghentikan ucapannya, lalu memejamkan matanya. Mencoba meredam emosinya agar tidak berkelanjutan.
Jihoon masih diam dan menundukkan pandangannya.
Benar, pekerjaan Jihoon memang banyak dalam waktu yang sangat sedikit itu, sehingga ia membuat kesalahan yang tidak ia sadari.
Tapi jika boleh dibandingkan, memang waktu dan pekerjaan Daniel jelas lebih berat bila dibandingkan dengan Jihoon dan sebagai seorang sekertaris Daniel, Jihoon terlalu ceroboh.
"Maafkan aku karena terlalu ceroboh."
Jihoon menundukkan pandangannya.
"Bukankah aku sudah bilang tidak perlu mempermasalahkan hal ini?"
ucap seseorang dengan suara berat.
Itu Daniel, awalnya ia hanya berniat lewat saat hendak menuju ruangannya. Namun mendengar sebuah percakapan bernada tinggi, ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak masuk kedalam ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horde - Panwink
FanfictionLai Guanlin seorang idol dari grup ternama Wanna One mendapat banyak rintangan dalam karirnya. Guanlin selalu memimpikan pria yang sama selama berhari-hari, dan suatu hari tanpa sengaja ia bertemu dengan pria itu didunia nyata dan mulai jatuh cinta...