Ini dulu ya sisanya nanti, kalau gak besok karena masih kubikin part 4 dan terakhirnya
Lay pov
Akhirnya dia menangis dipelukanku, bahkan sampai tertidur dalam pelukanku. Aku memindahkan tubuhnya ke atas ranjang miliknya sambil mengusap kepalanya lembut, entah sejak kapan aku jadi mulai sering memikirkan dia diam-diam. Betapa bahagia orang yang pernah memiliki hatimu, bahkan setelah dia meninggalkanmu kamu kamu tidak langsung melupakannya dan masih mengenangnya, menyimpannya dalam hatimu. Aku benar-benar ingin menjadi orang itu, aku memasak makanan untuk kami. Aku bahkan menunggunya sambil menonton tv di sofa ruang tengahnya, akhirnya dia terbangun dan kami makan bersama. Aku melihatnya lekat sambil memakan makanan yang ada dalam sendokku
"Apa?"
"Tidak apa, aku baru sadar kalau kamu terlihat lebih cantik kalau sedang marah"
Dia melotot kearahku bahkan sampai berdecak tidak percaya akan perkataanku
"Besok kamu mau kan menemaniku?" lanjutku
"Kemana?"
"Aku mau meminta ijin tunanganmu untuk menikahimu"
Dia langsung tersedak mendengar perkataanku
"Aku sudah bilang kan kalau aku tidak mau menikah denganmu"
"Kenapa?" kali ini aku mengangkat kedua alisku sambil melihatnya
"Tuan harus berapa kali aku bilang kalau aku tidak menyukaimu"
"Jadi kamu akan menikah dengan Jungkook?"
"Bukan begitu juga maksudku"
"Aku tidak akan berhenti sampai kamu menerimaku"
"Dasar pria keras kepala!"
Kali ini aku hanya tersenyum melihatnya yang mulai melunak dihadapanku.
Jungkook pov
Akhirnya aku memaksa Jihyo menemaniku pulang kerumah hari minggu ini, dia tampak cantik dengan gaun hitam sepanjang lutut dan kalung mutiara berwarna putih.
"Kenapa mengajakku sih!"
"Appaku menyuruhku membawa pacarku"
"Bukannya bilang sebenarnya kenapa malah menyuruhku berpura-pura"
"Kenapa, kamu tidak mau ikut denganku?"
"Bukannya begitu, aku..."
Kali ini dia menahan satu tangannya di dinding dan menghimpitku
"Park Jihyo yang cantik, bantu aku..."
Bodoh, kenapa aku jadi berdebar-debar melihatnya menatapku seperti itu...Park Jihyo sadarlah!
"Awas, minggir!"
Aku tersenyum penuh kemenangan sambil terus membuntutinya, kali ini aku bahkan membukakan pintu mobilnya untuknya. Dia langsung masuk dan duduk di jok depan disampingku, aku menjalankan mobilku menuju sebuah rumah mewah keluargaku. Eomma tiriku menyambut kami didepan pintu dan aku langsung melingkarkan tanganku pada pinggangnya, menariknya mendekatiku. Appaku menyuruh kami menginap dan Jihyo langsung mengiyakan permintaan appa
"Istirahatlah di kamar Jungkook"
Aku hampir tidak bisa menahan tawa saat raut wajahnya tiba-tiba berubah setelah mendengar kata-kata appa. Memangnya dia kira akan tidur dimana? Appa mendekat pada kami kemudian berkata
"Bilang saja kalau kalian perlu pengaman. Appa ada di laci meja kerja, kalian bisa memakainya"
Wajahnya berubah merah entah karena malu atau justru merasa marah karena perkataan appa. Kami masuk kedalam kamar, suasana menjadi sangat canggung padahal biasanya terasa biasa saja saat kami ada di apartemen miliknya. Aku mulai melepas dasiku dan dia mulai bertanya
"Mau apa?"
"Hya, memangnya aku tidak boleh melepas dasiku dirumah!"
Aneh, padahal dia biasanya bersikap biasa saja bahkan saat aku bertelanjang dada di dalam rumahnya.
"Kamu ada baju lain, aku merasa risih memakai gaun ini"
Aku mengambilkan satu stel piyama milikku padanya, rasanya aneh melihat dia memakai bajuku bahkan saat kami tidak sengaja saling menatap diatas ranjang milikku. Sebenarnya ada apa denganku? Kenapa tubuhku merasa memanas, kualihkan pandanganku kearah lain sampai dia berkata
"Jungkook, akhir-akhir ini aku merasa aneh dengan diriku. Kemarin aku menangis dalam pelukan pria asing itu, bahkan rasanya seolah Chanie lah yang memelukku"
Entah kenapa tiba-tiba dadaku terasa sesak mendengarnya
"Jungkook, apa kamu sudah tidur?"
Aku hanya diam sambil memejamkan mataku karena tidak mau mendengarkan kata-katanya yang anehnya terasa sedikit menyakitiku. Saat aku sudah tidak mendengar suaranya lagi, aku mendudukkan diriku disampingnya dan merapikan rambut panjangnya yang menutupi wajah. Diam-diam aku mendekatkan wajahku dan menciumnya, entah ada apa denganku yang jelas saat ini aku tidak bisa berhenti memainkan bibirnya dalam mulutku sampai dia membulatkan matanya
"Apa yang kamu lakukan?"
Aku langsung menjauhkan diriku, menjaga jarak kemudian langsung memejamkan mataku agar pikiranku tidak semakin kacau. Malam itu aku benar-benar tidak bisa tidur sampai keesokan paginya kami mulai menjadi lebih canggung dari sebelumnya.
"Bagaimana malam kalian berdua?" tanya appa sambil tersenyum apalagi dia melihatnya kaos milikku melekat ditubuhnya
Dia hanya tersenyum, kulihat wajah Jieun noona berubah seketika, dia langsung meletakkan sendoknya dan pergi dari meja makan
"Eomma kenapa?" tanyaku pada appa
"Dia sedang tidak enak badan"
Aku juga meninggalkan meja makan dan mengikutinya diam-diam, dia langsung menutup setengah pintu kamar tamu ketika dia tahu aku mengikutinya. Kali ini dia langsung menciumku dan bermain dengan bibirku sampai akhirnya Jihyo tidak sengaja membuka pintu kamar tamu, dia seperti terkejut melihat kami berdua. Dia segera pergi saat aku akan mengejarnya bahkan kali ini dia pergi tanpa bilang apa-apa, aku menyusulnya pulang ke apartemen miliknya tapi dia tidak ada disana. Pintunya masih terkunci rapat dan tidak ada satu suara yang keluar dari dalam rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARK JIHYO (Short Story) Vol 1 END
Short StoryLain judul lain cast cowoknya, lain juga jalan ceritanya. Isinya cuma kumpulan cerpen Jihyo dan beberapa cast cowok lainnya, silahkan baca dulu aja siapa tahu ada yang kamu suka. Nt: beberapa mengandung adegan sedikit dewasa jadi kalau tidak nyaman...