LIMA

1.4K 251 22
                                    

.
.
.
.

"Jangan peluk kekasihku!"

Pelukan Felix dan Woojin pun terpisah setelah Changbin menarik Felix ke belakangnya. Changbin masih terus menatap tajam Woojin.

"Lee Felix, jangan dekat-dekat dengan orang lain selain aku!"

"Apa maksudmu? Memang siapa kau?" Tanya Felix pada Changbin dengan sedikit menaikkan intonasinya.

"Aku ini kekasihmu!"

"Aku tidak buta Seo Changbin! Aku tau dengan jelas jika kau mencintainya bukan aku."

Felix berjalan ke hadapan Changbin. Ia lelah sekarang, Felix bingung dengan mau Changbin yang sebenarnya.

"Aku hanya pelarian mu kan?" Felix menatap nyalang pada Changbin yang masih terus bungkam seakan semua perkataan Felix memang benar adanya.

"Ayo Woojin Hyung." Felix menggandeng tangan Woojin dan mengajaknya untuk pergi dari sana.

Changbin masih terdiam mematung. Ia hanya mampu melihat Felixnya pergi dengan orang lain. Dan pada saat itu juga ia baru menyadari sesuatu. Kehilangan Felix jauh lebih menyakitkan dibanding kehilangan Hyunjin. Jisung benar selama ini, mungkin ia hanya terobsesi pada Hyunjin sampai-sampai ia melupakan kenyataan bahwa yang ia cintai adalah Felix bukan Hyunjin.

Tapi bukankah semua sudah terlambat, ia kehilangan Felix karena kebodohannya sendiri.

"Kau sudah menyadarinya?" Ucap Jisung yang tiba-tiba berdiri di sebelah Changbin dan menepuk bahunya pelan.

"Aku bodoh kan Sung?"

"Sangat bodoh. Tapi semua belum terlambat Bin. Kejar dia dan dapatkan dia, sebelum ia benar-benar menutup hatinya padamu."

"Terima kasih Sung." Jisung hanya tersenyum simpul. Sejak lama Jisung kagum dengan namja dihadapannya ini. Dulu Jisung selalu merasa menjadi yang terhebat dalam segala hal, tapi kedatangan Changbin dalam hidupnya membuatnya sadar bahwa diatas langit masih ada langit.

.
.
.

Keesokan harinya di sekolah, Changbin masih berdiri di depan gerbang. Ia sengaja berangkat pagi-pagi sekali karena ada yang harus ia lakukan. Changbin sedang menunggu kedatangan seseorang.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya orang yang ditunggu Changbin pun datang. Ia turun dari sebuah mobil yang nampak tak asing bagi Changbin. Tapi Changbin tau itu bukan mobil Chan. Dan begitu sadar, Changbin menggeram kesal. Itu mobil Woojin, Felix turun dari mobil Woojin.

Setelah mobil Woojin pergi, Felix berjalan menuju gerbang sekolah dan melewati Changbin begitu saja seakan ia tak melihat Changbin yang saat itu berdiri tepat di tengah gerbang.

Changbin pun berlari mengejar Felix yang sudah masuk ke area sekolah. Changbin menghentikan langkah Felix hingga mau tak mau Felix menolehkan wajahnya jengah ke arah Changbin.

"Bagaimana bisa dia mengantarmu?"

"Apa salahnya di antar oleh kekasih sendiri?" Jawab Felix datar.

"Apa?"

"Barusan yang mengantarku adalah Woojin, kekasihku. Apa masalahmu?"

Tanpa sadar kini keduanya sudah menjadi tontonan siswa siswi sekolah mereka.

"Aku ini kekasihmu! Kita belum putus Lee Felix!"

"Apa kau bilang? Kekasihmu? Bukankah aku hanya lintah sawah yang selalu menempelimu kemana-mana?"

Mendengar perkataan Felix, Changbin hanya mampu mengepalkan tangannya erat. Katakanlah ia menyesal, tapi ia tak tahu harus berbuat apa.

"Tenang saja Changbin-ah, aku tidak akan mengganggumu lagi." Setelah mengucapkan itu, Felix berjalan pergi ke kelasnya meninggalkan Changbin yang masih diam. Kini siswa siswi yang lain hanya mampu menatap kasihan ke arah Changbin, pangeran sekolah mereka dibuang begitu saja oleh kekasihnya.

FRIENDZONE ( ChangLix HyunJeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang