ENAM

1.5K 249 28
                                    

.
.
.
.

"Changbin."

Felix memanggil Changbin yang sedang berbicara di UKS berdua dengan Jisung. Mengetahui ada yang ingin Felix bicarakan dengan Changbin, Jisung pun pergi keluar dari UKS dan memberikan kesempatan pada mereka berdua untuk berbicara.

"Ada apa Fel?"

"Apa yang Hyunjin katakan benar?"

"Apa maksudmu? Aku tak mengerti." Tanya Changbin heran.

"Apa kau menyukaiku? Ah bukan, apa kau mencintaiku?"

Changbin kaget dengan pertanyaan yang Felix ajukan. Apa yang Hyunjin katakan pada Felix hingga ia menanyakan hal itu?

Changbin hanya terdiam lama sebelum akhirnya ia menghela nafas berat sebelum menjawab pertanyaan Felix.

"Tidak, kau tau itukan. Aku hanya mencintai Hyunjin. Aku tak pernah menyukaimu bahkan mencintai mu. Apapun yang Hyunjin katakan, itu hanyalah sebuah kebohongan." Changbin mengatakan semua itu dengan sangat lancar. Sedangkan namja didepannya sudah berkaca-kaca ingin menangis.

"Kau itu hanya lintah sawah pengganggu yang sangat menganggu hidupku." Lanjut Changbin yang sukses membuat Felix menangis.

"Kau memang kejam! Kau namja terjahat yang pernah kutemui. Aku menyesal pernah jatuh cinta padamu!" Setelah mengatakan itu, Felix pun berlari keluar dari UKS meninggalkan Changbin sendirian.

Tak lama kemudian Jisung masuk ke UKS setelah berpapasan dengan Felix yang berlari sembari menangis.

"Changbin-ah, kenapa Felix menangis?" Tanya Jisung.

"Aku menyakitinya lagi Sung."

"Apa maksudmu?"

"Aku hanya ingin ia bahagia dengan Woojin Hyung. Aku ini namja brengsek yang hanya bisa menyakitinya saja. Lebih baik Felix dengan Woojin Hyung yang bisa menjaganya, bukan denganku yang hanya bisa menyakitinya. Lagipula Felix terlihat jauh lebih bahagia bersama Woojin Hyung."

"Lalu kau bahagia?"

Changbin hanya menggeleng lemah sebelum menjawab.

"Selama ini ia yang selalu sakit saat bersama ku. Kali ini aku yang akan sakit agar ia bahagia."

"Kau yakin Felix bahagia?"

Changbin hanya mengangguk menjawab pertanyaan Jisung. Tadi pagi ia melihat Felix diantar oleh Woojin, dan Felix terlihat amat sangat bahagia. Dan Changbin tau ia tak pernah membuat Felix bahagia.

"Felix tadi menangis Bin. Itukah yang kau sebut bahagia?"

"Itu hanya sementara, ia akan lari ke Woojin dan semua akan baik-baik saja. Ia akan jauh lebih bahagia setelah bersama Woojin dan setelah aku pergi dari hidupnya."

Jisung hanya menghela nafas frustasi. Ia ingin menyatukan Changbin dan Felix lagi. Tapi sepertinya itu sudah tak bisa.

.
.
.

Hari demi hari berlalu, Felix tak pernah lagi pergi ke kelas Changbin. Bahkan saat mereka berdua tak sengaja berpapasan, mereka hanya diam seolah-olah tak pernah saling mengenal.

Dan hari ini pun tiba, hari terakhir Changbin di sekolahnya, karena keesokan harinya ia akan pindah ke Jepang.

"Bin, kau serius? Kau mau meninggalkanku sendirian?" Tanya Hyunjin pada sahabatnya.

"Kan kau sudah ada Jeongin. Jeongie-ya, titip Hyunjin ya!"

"Changbinie Hyung jangan pergi, nanti siapa yang traktir Jeongin lagi?" Kali ini giliran Jeongin yang merengek.

FRIENDZONE ( ChangLix HyunJeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang