tak perduli?

1.8K 23 3
                                    

tok tok tok..  " ma.. apa kau tidur " minho mengetuk pintu kamar ibunya yang sedari tadi tak ada jawaban sama sekali dan ia mencoba mengulanginya lagi, namun masih tak ada jawaban dan memutuskan untuk masuk kedalam yang ternyata tidak dikunci sama sekali

ia melihat ibunya yang telah terlelap menutupi setengah tubuhnya dengan selimut tebal, minho tersenyum berjalan mendekat kearahnya menduduki dirinya disamping ibunya " kau sangat cantik ma" katanya membelai lembut pipinya, tak ada respon dari sulli sepertinya ia lelap sekali tidur malam ini sampai tak merasakan pergerakan minho yang menganggunya

"  aku beruntung, memiliki eomma sepertimu,, cantik dan juga baik, dan terkadang kau juga menyebalkan " katanya yang masih saja menatap ibunya " andai aku tak dilahirkan sebagai anakmu, aku pasti sudah menikah dengan mu ma ... " ia tersenyum getir mengatakannya sendiri

" kenapa tuhan melahirkanku sebagai anakmu, kau tau....  Choi sulli aku mencintaimu selayaknya seorang wanita " ia menyebut ibunya tanpa menggunakan kata eomma, dan malah menyebutkan nama sulli seorang

minho berjalan kedepan wajah ibunya, mengecup bibir ibunya yang begitu diidamkannya selama ini, tangan nakalnya membelai pundak dan leher ibunya lalu berjalan keperut dan sampailah dibawah pusar ibunya, ia menghentikan tangannya saat menyentuh kepemilikan ibunya menjauhkan wajahnya menatap ibunya yang masih pulas tertidur, minho tidak mungkin melakukan itu kepada ibu tanpa permisi dahulu ia takut kalau sampai ibunya tau apa yang telah diperbuatnya, ia kemudian mengeluarkan tangannya dari dalam sana merapikan selimut yang sedikit acak2n olehnya, mengecup singkat keningnya kemudian keluar dari kamar ibunya untuk beristirahat.

****

S

ulli terbangun dari tidurnya dipagi hari, tubuhnya terasa sangat pegal sekali, malas rasanya untuk bangun dan membiarkan tubuh ini terus meringkuk diatas ranjang nan empuk ini.

ia memaksakan tubuhnya untuk bangun karena ia adalah seorang ibu yang harus menyiapkan segalanya untuk anaknya ia memutuskan untuk bangkit walaupun sakit semua ditubuhnya.

ia berjalan kedepan cermin menatap dirinya yang begitu acak2n karena baru bangun dari tidurnya, ia tersenyum menatap dirinya sendiri, lalu ia kembali terdiam entah apa yang dipikirkannya

" rasanya seperti mimpi, aku merasa kalau seseorang telah menciumku tadi malam, tapi siapa... orang itu begitu gelap" katanya, kalau saja ia tau, sesungguhnya minholah yang menciumnya namun ia memang tidak tau karena terlalu lelah ia  tertidur begitu saja " itu hanya mimpi choi sulli "ia menggelengkan kepalanya, kemudian berlalu untuk membersihkan dirinya.

****

Minho berjalan kedapur mendapati ibunya yang tengah memasak, ia tersenyum mendekati ibunya memeluk erat punggungnya dari belakang, dirasanya ibunya sepertinya terkejut dengan kedatangannya " kau mengagetkan eomma minho"

" mianne " ia mengecup pundak ibunya yang sedikit terbuka, bisa2nya ibunya pagi ini sudah mengenakan pakaian sexy yang menggoda iman minho

" minho berhentilah" sulli seakan terangsang oleh kecupan anaknya sendiri menyuruhnya berhenti, bukan halnya untuk minho, ia malah menikmati kegiatannya mengecup pundak dan leher ibunya, tak perduli dengan desahan yang membara keluar dari mulut ibunya itu.

" jangan kurang ajar minho, aku ini ibumu"
minho menghentikan kegiatannya melepaskan pelukannya
" mianne ma" ibunya menatapnya tak percaya dengan anaknya yang semakin hari semakin berani saja kepadanya

" sudahlah " ibunya menajuhinya membanting spatula besi kelantai membuat suara begitu keras mengema didalam dapur saat itu

minho menatap kepegian ibunya yang sepertinya sangat marah oleh kelakuannya, minho menjadi pusing sendiri dan ia memutuskan untuk segera berangkat bekerja tanpa sarapan terlebih dahulu.

.....

Didalam kamar sulli tak henti2nya menangis, sejak perbuatan minho anaknya sendiri tadi membuatnya tak bisa berkata apa2 lagi, entah sejak kapan anaknya mulai berani kepada ibunya sendiri, apa ia kurang didikan, sampai seperti itu, setahunya dirinya mendidik minho dengan betul dan ia bahkan tak pernah mengajarkan minho untuk menjadi anak yang kurang ajar kepada orang tuanya sendiri.

" anakmu sudah mulai berani yeobo, ini semua karena kau, andai saja waktu itu kau tidak memanjakannya, dia tak seperti ini sekarang, ia bahkan telah berani menyentuh ibunya sendiri, itu semua akibat ajaranmu" ia berbicara dengan figura suaminya yang telah tiada, ia melemparkan figura itu kearah dinding membuatnya pecah, dan sulli tak perduli dengan hal itu

ia terdiam mendengar ponselnya berdering diatas meja rias, berjalan sekaligus menghapus airmatanya, ia melihat diponselnya tertera nama oh sehun didalam sana, ia tersenyum menganggkatnya menetralkan tangisnya.

" ada apa sehun " suaranya sedikit parau akibat terlalu banyak menangis
" kau menangis "
" tidak" jawabnya singkat
" aku akan menemuimu"
" tak perlu, aku yang akan menemuimu"
" baiklah, ditempat biasa ne "
" nde "

sulli mengakhiri sambunganya dan segara bersiap untuk menemui sehun

My Mom is My Lover NC21: +18 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang