06. Bagian 5

54 4 0
                                    

   Seorang pria tengah duduk di bangku taman dengan memainkan ponsel di tangannya.

      "Hhhaaa..." pria itu membuang nafasnya dengan kasar karna merasa bosan , dan beralih melihat sekelilingnya. Matanya tertuju pada seorang gadis dan pria yang sedang mengacak acak puncak kepala gadis di hadapannya itu.

      "Friska? Fakhri? " batin pria itu melihat Friska yang kini berjalan meninggalkan Fakhri.

      Pria itu berjalan mengikuti Friska sampai ke mobilnya, Friska menjalankan mobilnya dan Pria itu berjalan mengambil motor kawasaki KLX merah nya yang terparkir tidak jauh dari mobil Friska dan memakai Helm Cross berwarna senada dengan motornya. Pria itu kembali mengikuti mobil Friska yang belum jauh.

      Pria itu melambatkan motornya saat mobil Friska mulai memasuki gerbang rumahnya. Pria itu memberhentikan motornya tidak jauh dari rumah Friska dan membuka helmnya. Pria itu memperhatikan Friska yang berjalan masuk ke dalam rumahnya dari jauh.

      "Ngapain gue ngikutin Friska yah?" ucap Pria itu dalam hati dan menatap lurus ke depan

     Pria itu beralih menatap balkon di rumah Friska. terlihat di sana Friska yang sedang duduk dan mengutak atik ponselnya ponselnya

Ddrrt drrt..

    Ponsel pria itu bergetar menandakan ada pesan yang masuk.

Friska
06:22pm
P  06:22pm
P 06:22pm
Oy... Join rumah gue yuk, gue
Sendirian di rumah nih  06:23pm

   Pria itu membaca pesan yang masuk di ponselnya, tapi tidak berniat membalasnya. Beberapa pesan pun kembali masuk, tapi pria itu tetap tidak berniat membalasnya. Setelah beberapa menit merasa bosan dan hari mulai gelap pria itu memutuskan untuk menyalakan motonya, tapi sekali lagi ponselnya kembali bergetar, pria itu membaca pesan yang masuk di ponselnya dan hanya menjawab singkat dan menjalankan motornya

    Sampailah dia di depan sebuah rumah besar yang bercat putih. pria itu kini berdiri di depan pintu rumah tersebut, tangannya terulur untuk mengetuk pintu rumah itu tapi tertahan. Pria itu mengambil ponselnya dari kantong celananya dan mengetikkan sebuah pesan dan menekan tanda sand, Pria itu terus menatap cklist dua yang belum berwarna biru di room chatnya. Pria itu memutuskan untuk menunggu sebentar di teras rumah itu dan duduk di kursi kayu yang terdapat di teras rumah itu.

    Setelah 8 menit menunggu, pria tersebut memutuskan berdiri dan berjalan ke depan pintu rumah yang belum juga terbuka , pria tersebut mengetuk pintu rumah bercat putih itu sebanyak tiga kali.

    "Bentaaar!" teriakan dari dalam rumah itu membuat pria tersebut menarik tangannya dari depan pintu yang ingin ia ketuk lagi.

    Pintu terbuka, terlihat di depan sana seorang gadis yang menatap pria itu dari bawah sampai atas, gadis itu terkejut melihat siapa yang ada di hadapannya.

    "Gue boleh masuk?" ucap pria itu membuat gadis yang ada di hadapannya itu hanya mengangguk dan memberikan jalan ke pria itu untuk masuk ke rumahnya.

    "Brian" panggil gadis itu yang masih berdiri di belakang pintu rumahnya, membuat Brian menengokkan sedikit kepalanya ke samping.

    "Gue kira lu ngga mau datang" ucap Friska dengan sedikit terkekeh

    "Oh" jawab Brian santai dan melanjutkan jalannya menuju sofa yang terdapat di ruang tamu rumah Friska. Friska melongo melihat jawaban dan sikap Brian.
   
~~~

     Kini Brian duduk di sofa rumah Friska dengan menyilangkan tangannya di depan dadanya, dan Friska yang berada di hadapannya merasa canggung dengan suasana seperti ini. Merasa tidak enak dengan suasana seperti ini Friska memberanikan diri membuka suara.

BRIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang