Friska berlari di koridor sekolahnya untuk mengejar Brian yang mungkin ada di parkiran untuk pulang. Friska melihat sepatunya karna tali sepatunya yang terlepas tapi Friska masih saja terus berlari, Friska tidak memperhatikan jalannya dan terus menunduk ke bawah dan tiba-tiba Friska menabrak seseorang sehingga Friska terjatuh ke belakang.
"Aduuhh... Pantat gue njir" ucap Friska meringis kesakitan.
"Lo ngga apaapa" ucap pria yang di tabrak Friska dengan nada cuek dan masih berdiri tegak di hadapan Friska yang telah duduk di lantai.
"Ngga papa, pala lo Peang" jawab Friska
"Pantat gue nih" sambungnya lagi sambil berusaha untuk berdiri
"Mampus, pantat semok guee" batin Friska
"Sini" ucap Pria di hadapan Friska sambil mengulurkan tangannya untuk membatu Friska berdiri.
Friska menerima uluran tangan pria di hadapannya itu, Friska kini telah berdiri di hadapan pria itu memasang wajah marah dan bersiap siap ingin mengeluarkan kata-katanya
"Brian!! Lo dari mana? kok ngilangnya cepat banget? Lo punya kekuatan super yah? Atau jangan-jangan lo itu Flash?" tanya Friska Tanpa henti
"Pantat lo udah ngga apaapa?" tanya Brian sambil menaikkan satu alisnya
Friska memegang pantatnya dan merasa malu
"Mesum lo tai" ucapnya dan berjalan meninggalkan Brian.
Friska melupakan sesuatu. Dia lupa memberitau Brian untuk mengikuti Rapat. Di saat Friska ingin berbalik untuk menghapiri Brian kembali, ia malah menabrak tubuh Brian. Tubuhnya dan tubuh Brian begitu dekat sehingga Friska dapat mencium aroma maskulin dari tubuh Brian. Friska mendongakkan wajahnya menatap Brian yang juga menatapnya dengan wajah dinginnya
"Ganteng banget lo, syalan" Batin Friska, dan masih menatap Brian
Karna merasa Friska masih saja menatapnya, Brian mengalihkan padangannya sebentar dan kembali menatap Friska lagi, di waktu yang bersamaan Brian meniup wajah Friska, dan membuat Friska memerjapkan matanya.
"Ihh... Brian, mulut lo bau jigong" ucap Friska setelah selesai memerjapkan matanya dan berjalan mundur selangkah agar ada sedikit jarak antara dia dan Brian
"Mau lagi?" jawab Brian cuek
"Candaan lo baaaang" ucap Friska sambil sedikit terkekeh dan menepuk lengan Brian. Brian tidak mengubrisnya terpaksa Friska menurunkan tangannya dari lengan Brian.
"Oh iyya Brian, ke ruang karate kuy, katanya ada pertemuan" ucap Friska dan berbalik berjalan tanpa menunggu Brian
"Friska" panggil Brian yang masih bisa di dengar oleh Friska
"Apa?" jawab Friska dan membalikkan badannya menghadap Brian dengan senyum yang terukir di wajah cantiknya
"Punya lo kecil" ucap Brian dan sedikit tertawa
Friska yang mendengarkannya sontak kaget kemudian memeluk tubunya sendiri dan senyumannya yang mengembang tadi hilang seketika, wajahnya pun berubah memerah karna malu
"BRIAN MESUUUUUUUUM!!!!" Teriknya Friska kemudian pergi meninggalkan Brian dan masih memeluk tubunya sendiri.
~~~
Di ruang Sekret Karate, semua panitia duduk melantai berbentuk lingkaran termaksud Friska dan Brian, hanya Agus saja yang berdiri sambil memberikan arahan arahan kepada semua panitia. Agus merupakan ketua Ekskul Karate, dan merupakan teman sekelas Fakhri, dia telah memegang sabuk Coklat sama dengan Fakhri.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIAN
Teen Fiction"kata orang perbedaan menyatukan seseorang. tapi kenapa perbedaan yang kita miliki tidak?" -AMELIA FRISCA K "Kita di pisahkan oleh benteng yang sangat kokoh, aku berada di sisi benteng itu dan kamu berada di sisi lainnya. sehingga kita tidak dapat b...