Sehun prov
setelah baekhyun dan chanyeol pulang dari apartemen, aku langsung mengajak haerin kedalam kamar untuk beristirahat.
haerin lebih dulu naik ke tempat tidur dan membaca majalah fashion kesayangannya sementara aku pergi untuk membersihkan diri di kamar mandi.
10 menit kemudian aku keluar dari kamar mandi dan mendapati haerin yang ternyata sudah tertidur namun dengan gaya yang sangat lucu.
dia tertidur dengan majalah yang menutupi sebagian besar wajahnya, namun tak membuat istriku itu terusik.
aku menyingkirkan perlahan majalah dari wajahnya, membuat dia sedikit bergerak dan berakhir membelakangiku.
aku tidur disampingnya, melingkarkan tanganku diperut buncitnya, tak lupa untuk mencium pipi dan kepalanya "i love u haerin" kemudian menyusulnya ke alam mimpi
***
pagi ini mungkin adalah pagi yang tidak akan pernah aku lupakan.
bagaimana tidak, saat haerin dan aku sedang memasak bersama didapur tiba-tiba perutnya sakit.
wajahnya pucat dan keringat dingin mulai timbul didahinya.
bukankah sebulan lagi baru haerin bisa melahirkan??
memang sejak semalam dia terus merasa gelisah dan tidak nyaman dalam tidurnya.
aku segera membawa haerin kerumah sakit secepat mungkin,aku sangat benci melihat haerin seperti ini, menahan sakit.
sesampainya dirumah sakit, haerin langsung dibawah diruang persalinan sedangkan aku harus menunggunya diluar.
dalam keadaan yang masih panik aku menelpon suho hyung memberitahu tentang haerin, aku juga menelpon ayah dan ibuku dan juga otang tua haerin di Indonesia.
***
sudah 1 jam dan belum ada kabar apapun dari haerin didalam ruang persalinan.
aku sangat mengkhawatirkannya saat ini. suho, chanyeol dan kai yang datang setelah aku menelpon tadi terus menenangkanku.
ibuku yang juga kelihatan khawatir. dia terus terusan meremas remas tangannya dan bolak balik tidak karuan.
ewueeek~ ewueeekk~
suara itu.......
"hyung~" lirihku menatap suho
"hun, kau resmi menjadi seorang ayah hun!" ucap suho girang dan memelukku
"selamat hun,kau jadi ayah sekarang!" ucap chanyeol menimpalku dan suho hyung dan ditimpal lagi oleh kai yang begitu senang hingga melompat kecil sebelum memeluk kami.
"itu cucuku" suara ibuku yang menangis bahagia memeluk ayahku.
tak lama pintu ruang persalinan terbuka dan aku melihat 2 perawat sedang membawa anakku dengan terburu buru keruang dimana semua bayi ditempatkan.
sempat sedikit bingung melihat kedua perawat itu namun tak lama kedua perawat itu kembali dengan seorang dokter lainnya.
"dokter, ada apa ini? dimana anakku? lalu istriku bagaimana dok?" tanyaku menahan dokter yang akan masuk keruang persalinan.