4. Dara PMS

339 98 192
                                    

Jaka Sableng: matahari adalah pusat segala alam semesta bumi dan planet-planet lain bergerak mengelilingi matahari pada lintasannya masing-masing. Tokoh dalam teori ini; isac N

Jaka Sableng: Dara Berliana adalah pusat segala rindu dan sayang yang ada, rindu yang bergerak mengelilingi hati dan pikiran pada lintasannya masing-masing, tokoh dalam teori ini; Jaka Ganteng.

Dara tertawa membaca chat dari Jaka. Benar-benar bocah sableng itu...

Dara mengetikkan balasan dengan kekehan yang masih tersisa di bibirnya.

Dara Berliana: bagus bener tuh kata. Ambil dr mana lo?

Jaka Sableng: dr gue lah

Dara Berliana: ah masaaa, perasaan gue pernah baca di salah satu akun seleb

Jaka Sableng: 😏 ketauan deh. Lo sok-sok nggak tau kek.

Dara Berliana: lah?

Jaka Sableng: nyokap lo masak ap dar? Laper gue

Dara Berliana: gak msak

Tidak ada balasan dari Jaka. Dara tahu betul sedang apa laki-laki tersebut.

"DARA, CIHUYY!"

Benar dugaannya. Laki-laki sableng itu pasti tidak percaya dengan apa yang ia kirimkan tadi. Dara melempar ponselnya ke atas kasur dan melangkah keluar dari kamar untuk menemui laki-laki perusuh itu.

Dara menemukan Jaka sedang duduk di meja makan. Laki-laki berkaos putih itu menyengir sambil menunjukkan satu potong paha ayam goreng ke arah Dara.

Dara mendengus sebal. "Itu jatah makan gue, Nyet!" Satu geplakan mampir di dahi Jaka.

Jaka tertawa geli, ia mengunyah ayam goreng itu dengan nikmat. "Buatin gue nasgor dong, Dar!" Suruhnya tidak tahu diri.

Dara melotot. "Nggak sopan nyuruh yang lebih tua. Lagian emang emak lo nggak masak?" tanya Dara sambil membuka kulkas. Ucapannya berlainan dengan apa yang ia lakukan.

Jaka tersenyum senang sembari bersiul pelan menyadari bahwa Dara akan menuruti keinginan perutnya itu. "Emak gue pengajian, Dar. Makanan kemarin gue habisin tadi malam. Jadi nggak dapat jatah makan dari emak gue."

Dara memotong-motong bahan-bahan untuk membuat nasi goreng. Bawang, sosis, wortel dan segala macamnya. "Dasar perut karet lo! Pantesan perut lo buncit."

"Lo lebih buncit, Dar."

"HEH!" Dara melotot, membalikkan badan sambil mengangkat pisau.

Jaka terkekeh geli. Ia bangkit dan melangkah mendekati Dara. "Kenyataannya begitu, Dar."

"Sekali lagi lo ngatain gue, pulang-pulang tinggal nama lo." Ancamnya seraya kembali melanjutkan kegiatan memotong bahan-bahan itu.

Jaka menggigit daging ayam yang ia pegang, kemudian mengunyahnya dengan cepat. "Dar, lu tau nggak ayam apa yang paling ganteng?"

"Ayam jago," jawab Dara dengan asal.

Jaka menggeleng-geleng. "No! Ayo tebak, apaan?" Jaka mengguncang-guncang bahu Dara.

Jaka & DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang