11. Bete

177 33 123
                                    

Daraberliannaa

❤️ 768 likes Daraberliannaa Happy 18th birthday @darieelar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤️ 768 likes
Daraberliannaa Happy 18th birthday @darieelar. Keep being the sweetest person that you are. May happiness will always be with you. Much love, Dara❤️

🌹🌹🌹

"Sha," Jaka mencolek bahu Shaira. Membuat perempuan yang sedang mencatat materi dari papan tulis itu menoleh dan menghentikan kegiatannya.

"Kenapa, Jak?" Suara lembut Shaira terdengar pelan di telinga Jaka. Wajah perempuan itu menunjukkan raut bertanya.

Jaka berdehem pelan. "Istirahat berapa menit lagi sih, Sha?" Lalu ia menyengir. Sepertinya cengiran dari Jaka tidak pernah tertinggal satu hari saja.

Shaira mengembuskan napas panjang. Lelah mendengar pertanyaan Jaka. Padahal dua menit lalu laki-laki itu baru saja menanyakan hal yang serupa. Terhitung sudah sepuluh kali Jaka bertanya hal itu.

"Sepuluh menit lagi. Sabar Jak, mending lo nyatet dulu tuh," ucap Shaira sambil menunjuk papan tulis menggunakan pena yang ia pegang.

Jaka berdecak pelan. Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Bosan. Pelajaran peminatan fisika selalu membosankan untuk Jaka. Untuk ukuran kepintarannya di bidang hitung-hitungan, menjadikan fisika sebagai pelajaran yang paling ia tidak suka setelah matematika.

"Sha, gue mau pantun, dengerin ya." Jaka kembali menegakkan punggungnya. Daripada ia bosan, mending ia menggombali Shaira. Karena Jaka selalu suka melihat rona kemerahan di wajah perempuan itu.

"Siang-siang makan roti, duh mbaknya cantik sekali." Jaka tersenyum geli saat melihat rona kemerahan muncul di kedua pipi Shaira. Wajah polos perempuan itu terlihat sangat manis sekali.

Shaira menutupi kegugupannya dengan tertawa pelan. "Gue bales, ya?"

"Siang-siang bawa elpiji---"

"Cakep," sahut Jaka sambil memerhatikan Shaira.

"Sori mas, aku jiji," lanjut Shaira seraya mengedikkan bahu.

Jaka tertawa geli. Suaranya pun tidak dapat ia kontrol. Alhasil, rata-rata murid di dalam kelas tersebut menoleh ke arahnya. Untung saja guru fisika sedang keluar. Jaka menutup mulutnya dengan satu tangan, tapi masih cekikikan tidak jelas.

"Jijik apa jijik nih, Sha?" Jaka menaik turunkan alisnya yang cukup tebal. Kembali melancarkan aksinya untuk menggoda Shaira.

Shaira mendorong buku catatan fisikanya ke tengah meja. Menutup buku tersebut karena kegiatannya sudah selesai. Lalu ia menoleh lagi ke arah Jaka. "Maunya apa?"

Jaka & DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang