9. Bingung

260 52 221
                                    

  Dara: Lagi ya Jak, es krimnya, hehehe Jaka: *ekspresi dipict*  🌹🌹🌹🌹🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dara: Lagi ya Jak, es krimnya, hehehe
Jaka: *ekspresi dipict*

🌹🌹🌹🌹🌹

"Jak, oper!" Bani berseru lantang dengan keringat yang membasahi dirinya di tengah lapangan. Mendengar seruan Bani, Jaka segera mengoper bola berwarna putih itu ke laki-laki jangkung yang telah menggiring bola ke arah gawang lawan setelah Jaka mengoper bola itu padanya.

Sorakan dari para penggemar masing-masing kubu menyemangati para pemain untuk saling menungguli timnya. Sementara skor pada babak kedua pertandingan futsal ini 4-3.

Jaka mengibaskan kaos futsal berwarna merah yang ia pakai. Ia menyeka keringat di dahinya sembari memerhatikan bola yang kini sedang digiring oleh timnya. Saat bola tersebut ditendang, Jaka mengembuskan napas kasar saat bola itu melambung jauh di atas gawang lawan.

"Dariel, bisa!"

Jaka mendelik sebal pada seorang perempuan berambut pendek yang kini terlihat sangat bahagia menyemangati sang kekasih. Memang kini tim futsalnya melawan tim futsal Dariel. Yang diungguli oleh tim Dariel. Jaka kalah telak. Meski ia sudah memberi gol dua kali untuk menambah skor timnya.

Mencoba menulikan telinga dari kata-kata semangat perempuan yang ia sukai untuk laki-laki lain, Jaka fokus untuk menggiring bola ke arah gawang lawan. Mencoba menghindar semampunya dari dorongan dan pawangan tim lawan.

Tanpa ragu, Jaka segera menembakkan tendangannya, dan berakhir pada jebolnya gawang lawan. Membuat pendukung timnya kini berseru senang saat Jaka berhasil kembali menyamai skor lawan. Skor imbang, sementara waktu tersisa lima menit. Break time diberikan wasit untuk kedua tim.

Jaka beserta timnya melangkah ke arah pinggir lapangan. Jaka menghampiri perempuan berambut panjang yang kini tengah menyodorkan satu botol air mineral ke arahnya.

"Keren nggak, Sha?" Jaka menyombongkan diri pada Shaira setelah memuaskan dahaganya.

Shaira mendengus. "Mau jujur apa bohong?"

Jaka menyeka keringatnya yang bercucuran kembali. "Jujur dong."

"Nggak, biasa aja," ucap Shaira dengan serius.

Jaka terkekeh. Ia tidak merasa sakit hati, toh itu hanya hal biasa. "Sha, lap-in dong!" Jaka memajukan wajahnya ke arah Shaira dengan sedikit menunduk.

Shaira menelan ludahnya. Ia mengarahkan sapu tangan berwarna hitam ke arah wajah Jaka yang begitu dekat dengannya. Perempuan itu langsung saja menyeka keringat yang bercucuran di wajah dan leher Jaka.

Jaka & DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang