3. Reaksi mereka

28 10 0
                                    

Airyn pov.

Dreeeeeeet (suara pintu yang gue buka)

Di dalam ruangan itu ada Ken yang duduk dengan gadgetnya, Windy mondar mandir khawatir, dan yang dilakukan Rayn seperti biasa, sibuk tanda tangan walaupun dia bukan model lagi, dalam arti fansnya masih banyak.

Windy yang pertama kali lihat gue masuk keruangan mereka, langsung menghampiri gue.

"ngapain lo kesini?"

"setiap cewek yang berani datang kesini, pasti karna mau ketemu Arvin" cetus Rayn.

Windy menghembuskan nafasnya "Arvin gak ada, lebih tepatnya dia gak ada kabar dari kemarin"

Sebelum mereka tambah mikir gue nyari Arvin, lebih baik gue jelasin kemereka bertiga.

"gue gak mau nyari dia, justru gue punya informasi tentang Arvin sekarang ada dimana"

Windy yang mulai bingung kembali bertanya.
"maksud lo?"

"jadi Arvin sekarang ada di rumah gue, dan Arvin minta kalian jemput dia dirumah gue"

"ha?" teriakan serentak dari Ken, Windy, dan Rayn.

"nyut" spontan gue.

"lo gak bohong kan?" ucap Windy yang masih kurang percaya.

"dia gak mungkin bohong, mana mungkin dia berani datang kesini, kalau dia bohong, sama aja dia mau menghindar dari kita seumur hidup"  walaupun Ken habis kaget,dia tetap cool dan sibuk sama gedgetnya waktu lagi ngomong.

Windy menarik nafas panjang. "oke, kalau bener dia minta jemput, kenapa gak langsung hubungi kita aja, atau supirnya?"

"gimana mau hubungi kalian, hp sama motornya aja dirampok"

Rayn langsung berdiri dari duduknya dan berjalan kearah gue. "wahh cewek kekar, pasti lo yang rampok ya?"

"sembarangan, malahan bokap gue yang nolong dia" ucap gue kasar.

"oke kalau bener, nanti gue, Rayn sama Ken yang jemput Arvin dirumah lo"

"lah, kenapa gue sama Ken, lo sendiri kan bisa"

"terserah kalau lo gak mau ikut"
"Ken, lo ikut gue gak?"

-Ken menganggukan kepala.

"oke gue ikut, gue gak mau ada masalah sama lo berdua" ucap Rayn tiba-tiba.

Windy tersenyum.
"siapa nama lo?"

"Airyn"

"makasih ya info lo, Airyn"

"sama-sama"

Setelah degdegan diruangan itu, gue langsung kekelas dengan badan gue yang sedikit lemas, didalam kelas sudah ada Fero sama Naf yang lagi sibuk ngobrol tentang Organisasi Siswa.

Naf yang sadar gue lagi lesu, langsung bertanya.
"eh, kenapa lo?"

"bukan urusan lo"

"gue tau lo pasti lagi ada masalah, tapi santai ajalah, lo kan orang miskin, jadi lo pasti sudah biasa dapat masalah" dengan nada songong.

"lo bisa gak sih, sehari aja gak hina gue"

"gak bisa"

Fero yang dari tadi diam tiba-tiba berdiri dari duduknya.

"Naf, gue tau lo orang kaya, tapi lo gak seharusnya hina Airyn, kalau lo hina Airyn, sama aja lo hina gue" dengan Nada keras.

"gue gak ada maksud hina lo Fer"

"diam lo!" bentak Fero

Hening seketika.

Fero kembali membuka pembicaraan.
"Naf"

"emm"

"proposalnya sudah selesai, lo bisa langsung bawa ke meja mr. Kit"

Naf yang mungkin sedikit tersinggung dengan ucapan Fero, pergi tanpa berkata apapun.

"lo sih Fer, jadi ngambek tu anak"

"biarin, dia sering begitu"
"lo dari mana, tadi gue liat sepeda lo, tapi lo gak ada dikelas" lanjut Fero.

"coba tebak gue dari mana!"

"ruang guru"

"bukan, tapi gue dari ruangan dekat kolam renang" bisik gue.

"lo bohong?"

"eh buset, lo pikir tampang gue cocok jadi penipu"
"gue serius" lanjut gue.

"ngapain lo kesana?"

"ceritanya panjang, ntar jam istirahat gue jelasin"

Author pov.

Karena bel pelajaran sudah bunyi, Airyn memutuskan untuk bercerita nanti di jam istirahat.

~TBC yah

Jangan lupa Vote, comment dan Share ya, ajak teman kalian baca cerita "Airyn"

Maaf kalau ceritanya masih gak jelas, semoga kedepannya bisa diperbaiki. Amin.

Bagian ini lebih sedikit dari yang sebelumnya, semoga yang baca tetap suka ya, gak suka juga gak papasih ; )

💐💐💐💐💐💐

Cerita ini tidak bermaksud menyinggung pihak mana pun, jika ada kesamaan Nama Tokoh, Tempat, atau Kejadian, itu adalah hal yang tidak di sengaja.

AirynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang