5. Pekerjaan baru

27 8 0
                                    

Suasana tegang setelah Airyn memukul wajah Arvin dengan sangat keras.

"semua gara-gara lo" teriak Airyn dengan wajah memerah.

"lah kenapa gue, lo yang gak jelas tiba-tiba mukul muka gue, lo pikir muka gue samsak"

Nafas Airyn tidak beraturan.
"kalau bukan karna lo, gue gak mungkin telat kerja, barusan bos gue nelfon dan dia bilang gue dipecat"

"ya salah lo, siapa suruh lo telat, hubungannya sama gue apa, sampai lo buat muka gue jadi tambah biru"

"ya karna lo, kalau aja lo gak manja bisa pulang sendiri, gak mungkin temen lo maksa gue antar mereka kerumah gue cuma karena mau jemput lo"

Hening seketika.

"aishh, gak ada gunanya ngomong sama lo semua" dengan kesal, Airyn pergi meninggalkan rumahnya.

Suasana tegang masih terasa.

"kayaknya kita salah langkah" ucap Windy pelan.

"gue juga gak tau masalahnya bisa seribet ini" sahut Rayn dengan wajah tegang.

"ooh, jadi ulah kalian bertiga, kenapa muka gue yang jadi korban?" keluh Arvin.

"muka lo memang pantas dijadiin samsak Vin" canda Rayn.

"diem lo!"
"yaudah ayo antar gue pulang"

Mereka berjalan meninggalkan rumah Airyn, kecuali Ken.

Rayn yang sadar Ken cuma berdiri diam, mulai bertanya dan membiarkan Arvin dan Windy duluan kemobil.

"Ken, lo ngapain berdiri disitu?"

"kalian duluan aja, gue mau kestudio dulu"

"yaudah ikut kita aja, lo gak bawa mobil kan?"

"gue naik taksi aja, lo urusin Arvin, jangan sampai nyokap sama bokapnya tau mukanya biru gitu!"

"oh yaudah, tapi lo jangan lama ya distudio, lo datang kan malam ini?"

"iya gue pasti datang"

Rayn pergi meninggalkan Ken sendirian.

Airyn pov.

Gue berharap masih bisa kerja dicafe, jadi gue datang kecafe untuk minta maaf langsung ke bos gue.

"minta maaf ya bos, saya janji, gak akan telat lagi" terus memohon sama bos gue.

"iya saya maafkan"

"serius bos?"

Bos gue menganggukan kepalanya.

"jadi saya bisa kerja lagi?"

"saya memang maafkan kamu, tapi kamu tetap gak bisa kerja lagi di sini"
"sekarang kamu keluar dari cafe saya!"

Gue keluar dari cafe dan duduk di kursi depan cafe.

"gue harus ngapain sekarang?" ucap gue pelan dan bingung.

"ikut gue" ucap seorang pria tiba-tiba.

Gue memperhatikan pria itu, sepatu sneakers putih, celana hitam, dan seragam SMA Miaru.
Ternyata pria itu Ken, disatu sisi gue senang ada Ken, disisi lain gue masih bingung sama nasib pekerjaan gue.

"kenapa diam? Ayo ikut gue" ucap Ken datar.

"kemana?"

"ikut aja" Ken jalan didepan gue.

Gue gak tau dia mau bawa gue kemana, Yang saat itu terjadi, Ken cuma diam dipinggir jalan, kayak ada yang ditunggu.

sekitar 4 menit berdiri dipinggir jalan, ada sebuah mobil putih berhenti di depan gue dan Ken. Dan seorang pria tinggi menggunakan pakaian rapi keluar dari mobil itu.

"tuan, ini kuncinya mobilnya" ucap pria itu memberikan kunci kepada Ken.

"makasih ya bil" Ken mengambil kunci yang diberikan dan menepuk pundak pria itu, seolah mereka seumuran, padahal jika diperhatikan, pria itu berusia sekitar 33 tahun.

"iya sama-sama tuan, jangan lupa acara malam ini" ucap si pria tinggi.

"soal itu, malam ini gue bawa mobil sendiri, gak perlu supir"

"baik tuan"

"ayo masuk!" ucap Ken membuka pintu depan mobil dan melihat ke gue.

"lo mau bawa gue kemana sih?"

Ken tiba-tiba menarik tangan gue masuk ke mobil, dan langsung menutup pintu mobilnya.

Gue sama sekali gak tau Ken mau bawa gue kemana, tapi gak tau kenapa, gue merasa saat itu Ken datang diwaktu yang tepat.

Author pov.

Ken menghentikan mobilnya di Neklean Studio.

"lo ngapain bawa gue kesini?"

"lo ikut gue masuk, nanti didalam gue jelaskan" ucap Ken lagi-lagi cuek, dan langsung berjalan masuk ke studionya.

"ash, dia ini terlalu dingin" batin Airyn.

Didalam studio itu masih banyak orang, walaupun sudah sore, mereka tetap latihan musik.

-Ken dan Airyn memasuki sebuah ruangan yang hanya ada piano didalamnya.

"maaf gue cuma bisa bawa lo kesini, karena cuma ruangan ini yang kosong sekarang" ucap Ken tidak terlalu datar.

"tujuan lo bawa kesini apasih?"
Pertanyaan ini terus di ucapkan Airyn sejak tadi.

"lo butuh pekerjaan kan?"

"iya"

"gue ada tawaran pekerjaan buat lo"

"hah, lo serius?"

Ken menganggukkan kepalanya.

"yeeeeeeeee" teriak Airyn kesenangan.

Ken tersenyum melihat tingkah Airyn, yang terlihat seperti mendapatkan nilai seratus di ulangan Matematika.

Tiba-tiba Ken mengucapkan hal yang sempat membuat Airyn berhenti teriak.
"tapi ada syaratnya"

"ha, syarat?"

"iya"

"syaratnya apa?"

"lo harus ikut gue malam ini"

Pikiran Airyn mulai kemana-mana.
"ni cowok punya pikiran mesum gak ya?" batin Airyn.

"udah pikiran lo gak usah kemana-mana, gua gak akan macam-macam"

"lah, dia kok tau" batin Airyn.

"keliatan dari muka lo" ucap Ken seolah tau isi hati Airyn.
"lo setuju gak?" lanjut Ken.

"oke gue ikut lo"
"eh, maksud gue kak"

Ken tersenyum.
"lo ingat aja kata Rayn, sekarang gak ada senioritas!"

"okee, terus disini gue kerja apa?"

"apapun yang lo bisa"

"gue sih pernah kerja di studio musik sebelumnya, tapi gue dipecat karena yang punya bangkrut, jadi gue bisa bersihkan alat musik yang ada"

"oke kalau itu yang lo bisa"

"ya udah, gue mulai kerja hari ini" ucap Airyn terlalu bersemangat.

"gak hari ini, lo masih harus ikut gue"

"oh iya, memangnya lo mau bawa gue kemana?"

Ken diam kemudian tersenyum.

~TBC

vote yahh....
Comment dan share juga....

Terima kasih karena sudah baca cerita "Airyn"

Maaf ya kalau masih banyak kurangnya, semoga selanjutnya bisa lebih baik lagi.

🎈🎈🎈🎈🎈🎈

Cerita ini tidak bermaksud menyinggung pihak mana pun, jika ada kesamaan Nama Tokoh, Tempat, atau Kejadian, itu adalah hal yang tidak di sengaja.

AirynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang