Malam yang begitu indah untuk seorang gadis yang berada di balkon kamarnya. Dia memandangi langit gelap yang dipenuhi bintang dan bulan. Malam ini bisa dikatakan malam terakhirnya berada di rumah yang begitu banyak kenangan untuknya.
" Diluar dingin" gadis tersebut terkejut mendengar suara yang tak asing baginya.
" Kakak ngapain disini?" Tanyanya yang melihat kedalam kamarnya sebentar lalu melihat langit gelap lagi.
" Emangnya gak boleh seorang kakak mau ke kamar adiknya sendiri" laki laki yang dipanggil kakak tadi menghampiri gadis tersebut di balkon.
" Sal, kamu masih sedih ditinggal sama ayah?" Tanyanya yang berada di samping gadis yang dia panggil sal tadi. Yah, gadis tersebut bernama Salshabilla atau dipanggil Salsha.
" Bukan soal ayah kak, tapi soal rumah ini" jawab Salsha yang menundukkan wajahnya.
" Kak Verrel tau, kamu masih belum bisa untuk ninggalin rumah ini karena rumah ini banyak kenangan tentang ayah" Verrel melihat Salsha yang masih tertunduk,
kemudian Verrel mengangkat wajah Salsha dengan lembut hingga dia melihat wajah sang adik yang sudah basah akan tangisan." Kakak juga mohon sama kamu, kamu juga harus ngerti sama perasaan bunda" ucapnya sekali lagi sambil memegang pundak Salsha kemudian menghapus air mata Salsha.
Salsha pun langsung memeluk sang kakak dengan erat. Berat rasanya untuk melupakan dan meninggalkan rumah yang begitu banyak kenangan ini.
.
.
.Hari ini Salsha dan keluarganya pindah rumah. Mereka membereskan barang mereka untuk dimasukan kedalam bagasi mobil. Salsha sesekali melihat rumah tersebut sebelum dia pergi.
" Udah gak usah dilihatin lagi, yuk masuk mobil" Salsha tersenyum tipis mendengar ucapan kakaknya tersebut.Salsha pun masuk kedalam mobil dan duduk dibelakang bersama adiknya.
" Kak Salsha, aku sedih deh pergi dari rumah itu" Salsha melihat adiknya yang berbicara padanya." Kakak juga sedih" jawab Salsha singkat pada adiknya itu dan diapun memainkan handphone nya yang tadi terhenti karena adiknya berbicara padanya.
.
.
.Salsha dan keluarganya sudah sampai di rumah baru mereka. Rumah yang begitu besar dengan halaman yang luas dan memiliki kolam ikan di samping rumah tersebut serta beberapa tumbuhan yang ada di sekitar perkarangan rumahnya.
Mereka pun masuk untuk membereskan perlengkapan mereka. Salsha masuk kedalam kamarnya untuk membereskan perlengkapannya. Kamarnya begitu luas dan besar. Kamar Salsha berwarna biru. Sebenarnya Salsha lebih menyukai kamar yang dulu.
Salsha keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga dengan cepat untuk membantu bunda, kakak, dan adiknya yang masih sibuk diluar.
" Sal, kamu udah selesai beresin perlengkapan kamu di kamar?" Suara wanita separuh baya yang sedang merapikan bunga di depan rumahnya saat melihat Salsha keluar dari dalam rumah.
" Udah Bun" Salsha mendekati wanita yang dia panggil bunda.
" Bunda mau Salsha bantuin?" Ucap Salsha saat berada di samping bundanya.
" Gak usah, bunda udah mau selesai kok" ucap bunda lembut pada Salsha.
" Oh ya sal, kamu tolongin tutup pagar di depan yah" ucap bunda yang berdiri sambil melihat Salsha yang tersenyum.
Salsha pun pergi menuju pagar rumahnya. Dia pun menutup pintu pagar tersebut, setelah selesai menutup pagar tersebut Salsha kembali menuju didalam rumahnya.
.
.
.
* Maaf ya kalau ceritanya kurang menarik atau gaje soalnya baru belajar.
Jika ada saran, kritik, atau pendapat silahkan, akan saya terima untuk pembelajaran nanti
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKTI
FanfictionCinta memang aneh, baru pertama melihatnya langsung jatuh cinta Dia bisa merubah pola hidupku, disaat aku merasa kehilangan dia datang disaat yang tepat