Setelah lima belas menit lalu, ini mungkin ke sepuluh kalinya telepon Dahyun berdering karena orang yang sama. Kali ini gadis itu mematikan panggilan tersebut dan berniat menghubungi orang itu nanti.
"Sepertinya jadwal Dahyun eonni malam ini sangat padat." Nyonya Kang, wanita di pertengahan tiga puluh tahun yang merupakan orang tua dari salah satu muridnya langsung menggoda. Nada bicaranya yang lirih dan kerlingan di matanya membuat Dahyun yakin jika wanita itu berpikir tentang dirinya menghabiskan waktu semalaman di ranjang dengan seorang laki-laki.
Membayangkan itu saja membuat Dahyun buru-buru meluruskan kesalahpahaman itu. "Temanku mengadakan pesta hari jadi malam ini. Aku mungkin sudah sedikit terlambat."
"Benarkah?" Nyonya Kang terdengar tidak percaya. "Kalau begitu bersenang-senanglah. Ucapkan selamat tinggal pada Dahyun eonni." Dia kemudian menyuruh anak perempuannya yang berusia tujuh tahun untuk mengucapkan selamat tinggal.
Dahyun tersenyum pada gadis kecil itu. "Sampai jumpa hari selasa nanti, ya."
"Ne... jalgayo eonni."
Dahyun pun bergegas. Melangkah selebar yang dia mampu dan mencari taksi secepat mungkin. Tepat di saat sebuah taksi berhenti di depannya, teleponnya berdering lagi. Diangkatnya panggilan itu sedikit tergesa-gesa sambil memasuki taksi. Suara musik yang diputar cukup kencang menyambut telinganya.
"Ya Kim Dahyun! Cepat kesini!"
Lengkingan itu membuat Dahyun seketika menjauhkan jarak teleponnya. Meski kesal, dia tidak mampu menahan senyum melihat tingkah kekanakan sahabatnya itu. "Kyulkyung-ah, pelankan suaramu."
"Apa? Aku tidak bisa mendengarmu. Suara musiknya sangat kencang."
"Jangan berpura-pura!"
Kyulkyung tertawa lalu melanjutkan dengan sebuah ancaman. "Cepat datang atau aku akan menciummu seratus kali!"
Ancaman itu membuat Dahyun tergelak. "Baiklah. Sepuluh menit lagi aku sampai."
Panggilan berakhir sementara taksi yang Dahyun tumpangi terus melaju di jalanan malam Seoul yang lengang. Jika bukan karena paksaan Kyulkyung dan bujuk rayu Jackson, Dahyun sebenarnya malas menghadiri pesta seperti itu. Sangat membuang-buang waktu menurutnya, tapi dua saudara itu kompak mengancamnya dengan jurus andalan mereka: Kim Dahyun, jika kau tidak datang, kami tidak akan menemuimu lagi.
Bisa apa Dahyun jika kata-kata itu sudah keluar dari mulut mereka. Setelah semua hal yang telah mereka lakukan, Kyulkyung dan Jackson mungkin menjadi dua orang yang tidak ingin dia kecewakan.
Taksi yang membawanya tiba di pelataran apartment Jackson tidak lama kemudian. Dahyun bergegas turun dan menuju unit dimana laki-laki itu tinggal. Gadis berambut gelombang sebahu yang Dahyun kenal membukakan pintu, dia juga orang yang sama yang telah Jackson kencani selama lebih dari setengah tahun. Hingar bingar musik langsung menyumbat telinga Dahyun begitu masuk.
"Ayo!" Eunbi, gadis yang membukakan pintu untuknya tadi langsung menariknya menuju ruang tamu. Semua orang disana terlihat menggila, tidak terkecuali Jackson. Begitu melihat Eunbi kembali membawa Dahyun bersamanya, laki-laki itu segera meninggalkan beberapa temannya dan menghampiri kedua gadis yang telah dia nantikan sejak tadi.
"Dubu-ya!" pekiknya lalu memeluk Dahyun tanpa sungkan. Eunbi tentunya tidak perlu salah paham dengan perilaku pacarnya itu mengingat semua orang, termasuk dirinya sendiri mengetahui betapa Jackson terobsesi hanya padanya.
Dahyun meronta dan berusaha melepaskan diri. "Aku tidak habis pikir kenapa kau menghabiskan uang hanya untuk berpesta seperti ini!" tanpa merasa sungkan Dahyun langsung mengomeli laki-laki itu.
YOU ARE READING
Unintentionally [END]
FanficA Fanfiction of SVT's Vernon and Twice's Dahyun. Genre: Fanfiction, Romance, Young adults. Language: Bahasa