Untuk pertama kalinya dalam dua tahun Dahyun merasa tidak tenang mengikuti pelajaran di kelas. Tidak satu detik pun terlewat tanpa dia merasa khawatir jika sang dosen akan mengetahui jika dia bukanlah orang yang sama yang selama ini mengikuti perkuliahan. Jika bukan Kyulkyung yang meminta, Dahyun pasti akan menolak tanpa berpikir dua kali. Entah masalah apa lagi yang sebenarnya terjadi hingga Kyulkyung memutuskan untuk pergi berlibur selagi perkuliahan masih berlangsung.
Sibuk menghadiri kelas sejak pagi membuat perut Dahyun meminta untuk segera diisi. Dia langsung menuju kantin dan memakan apapun yang masih tersisa, maklum saat ini waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore dan makanan terakhir yang masuk ke perutnya hanyalah roti tadi pagi.
Situsasi kantin yang sepi membuat Dahyun makan lebih santai. Dia tidak harus berdesakan dengan mahasiswa lain atau buru-buru segera pergi karena harus menggunakan meja secara bergantian. Baru menghabiskan separuh makanannya, seseorang berseru memanggil. Dahyun balik melambaikan tangan dan dua orang itu datang menghampiri mejanya.
"Kau baru keluar kelas?" tanya Chaeyoung mengambil duduk disampingnya.
Dahyun mengangguk dan menjawab singkat. "Ne. Sebenarnya aku menggantikan Kyulkyung. Dia pergi berlibur. Aku tidak tahu kali ini karena masalah apalagi."
"Ini pasti karena dia." Chaeyoung menunjuk Vernon yang duduk berhadapan dengan Dahyun menggunakan dagunya.
Dahyun menoleh sekejap lalu menoleh pada Chaeyoung lagi untuk meminta penjelasan. "Ada apa?"
"Kami bertengkar." Vernon menjawab mewakili Chaeyoung.
"Lagi?!" Dahyun terlihat tidak habis pikir, pertengkaran ini bukan yang pertama dalam beberapa bulan belakangan. "Apa karena Mingyu lagi?"
Vernon hanya diam sambil terus meminum kopinya dan angkat bahu, berpura-pura tidak tahu.
"Ya... apa kalian tidak bosan bertengkar terus?" dengan mulut masih dipenuhi makanan Dahyun terlihat mengungkapkan pikirannya.
Jika Chaeyoung tidak berada disana, Vernon pasti tidak mampu menyembunyikan senyum yang kini berusaha dia tahan mati-matian.
Kwiyeowo.
Apa selama ini Dahyun memang selalu begitu menggemaskan? Atau apakah kejadian malam itu telah membuat Vernon menatap gadis itu dengan berbeda? Entahlah. Satu hal yang pasti, ekspresi dan reaksi gadis itu telah membuat Vernon kesulitan mengendalikan diri.
"Ya... tidak bisakah kau menghabiskan makanan di mulutmu dulu?" Vernon berpura-pura ketus dan mengingatkan Dahyun untuk kembali mengunyah.
Chaeyoung yang sejak tadi diam pun ikut angkat suara. "Vernon-ah, tidak bisakah kalian berkencan dengan tenang?"
"Aku berusaha." Jawab Vernon seadanya dan diam-diam masih memperhatikan Dahyun.
"Lalu kapan kau berencana berbaikan dengannya?" Chaeyoung mencecar, terdengar sarkastik.
Vernon diam beberapa saat, nyaris tidak mendengar pertanyaan Chaeyoung karena kesibukan rahasianya memperhatikan Dahyun. "Entahlah." Jawabnya cepat ketika tersadar. "Kurasa kami perlu waktu."
"Terserahmu saja." Chaeyoung memutar bola mata bosan. "Ayo. Kita harus segera ke kelas."
"Baiklah, sampai bertemu di studio." Ucap Vernon pada Dahyun lalu mengikuti Chaeyoung kembali ke kelas.
***
Dahyun sedang dalam perjalanan kembali menuju studio saat hujan yang semula hanya rintik berubah cukup deras. Sambil mendekap beberapa buku yang tadi dia pinjam di perpustakaan, dia berlari sekencang-kencangnya untuk tiba di gedung fakultas. Meski berjarak cukup dekat, rambut dan baju Dahyun tetap saja basah begitu sampai di studio.
YOU ARE READING
Unintentionally [END]
Fiksi PenggemarA Fanfiction of SVT's Vernon and Twice's Dahyun. Genre: Fanfiction, Romance, Young adults. Language: Bahasa