Lucas dari tadi ngaret mulu diajak ke perpus. Padahal yang punya tugas dia. Tapi dia yang males. Dari tadi makanin churros sengaja di lama-lama in. Kesel gak tuh?
"Lucas ayo ih."
"Beli aja udah bukunya." elak Lucas.
"Ya lo kira kalo kita dateng ke gramed sekarang buku yang lo cari bakal ada?"
"Online."
"Ya lo kira barang online udah pasti ada?"
"Pasti."
"Terus lo kira barangnya bakal nyampe sehari? Tugas lo di kumpul seminggu lagi!"
Lucas menghela napas pasrah dan bangkit dari duduknya. Lalu ngikutin Lucys jalan masuk ke perpus.
"Lo cari di sini, gue di sana." perintah Lucys. Lucas ngangguk aja.
Setelah Lucys ninggalin dia, dia juga jalan ke arah yang Lucys suru tadi.
"Eh, kalo lo nemu buku tentang HAM, bilang-bilang ye." ucap Lucas sambil menyentuh seorang gadis dengan ujung jarinya.
Gadis itu berbalik dan menatap Lucas sambil mengerutkan dahinya.
"Kalo kamu nemu buku yang ada ham ham nya, kasi tau aku ya." ulang Lucas sambil tersenyum manis kepada gadis yang tidak ia kenal itu.
Sang gadis yang terkena panah asmara Lucas hanya mengangguk dan kembali ke kegiatan awalnya, nyari buku.
Walaupun dalam hatinya udah dugun dugun dugun heart heart."Aku kesebelah sana ya." pamit Lucas yang lagi-lagi membuat gadis itu tersenyum dan mengangguk.
Lucas dengan gantengnya berjalan ke rak buku yang ada di seberang. Kebiasaan Lucas ya gitu. Kalo udah ngebaperin anak orang, sifat terong-terongannya langsung muncul. Maksudnya dia jadi sok kegantengan sendiri gitu.
Padahal emang ganteng sih.
"Lucas!"
Lucas noleh karna merasa namanya di panggil.
"Loh, kok kamu tau nama aku?" tanya Lucas kepada gadis yang tadi.
Gadis itu tampak malu-malu dan tersenyum kepada Lucas. Lucas jadi ikutan senyum. Karna lucu, ditanyain malah senyum-senyum.
"Nih, tapi tentang pelanggaran HAM gitu." ucap gadis itu sambil menyerahkan buku yang ia temukan kepada Lucas.
"Oh bisa ini. Btw nama kamu siapa?"
Sang gadis senyum lagi. Padahal dalam hatinya udah teriak-teriak kesenengan.
"Nuri."
"Oh Nuri. Namanya cantik. Orangnya-"
"Eh jangan dilanjutin." sergah gadis itu segera.
"Loh kenapa?"
"Gapapa. Eh btw kamu kok sendirian. Lucys mana?" tanya gadis bernama Nuri itu.
"Lucys... Itu di sana. Kamu temennya Lucys? Kok aku gak pernah tau?"
"Engggg anu, kenal waktu ospek kemaren itu." jawab Nuri.
"Ooooh iyadeh. Oh iya kamu nyari buku apa? Mana tau bisa aku bantu."
"Ini aku nyari buku manajemen keuangan. Baru dapet satu buku sih." jawab Nuri sambil menunjukkan buku yang ia pegang.
"Yaudah ayo cari lagi."
Nuri hanya mengangguk dan kembali mencari buku dengan fikiran yang tidak fokus.
YA GIMANA MAU FOKUS YANG NEMENIN MODELAN LUCAS BEGINI.
"Eh ini nih, bisa ga?" tanya Lucas sambil menarik buku dengan judul Manajemen Keuangan. Sialan emang si Lucas. Buku sendiri nggak keliatan, buku orang cepet banget.
"Lah iya, bisa kok. Makasih btw." ucap Nuri girang. Dia aneh juga kenapa dari tadi dia nyari buku itu gak keliatan.
Lucas udah senyum-senyum ganteng aja karna cewek yang dia tolong bisa senyum bahagia. Itulah tugasnya, membahagiakan wanita.
"Wei Lucas sampah!"
Lucas kaget, kenapa kayak ada panggilan yang ngajak berantem gitu?
Pas balik badan, ada Yuta yang lagi fokus nyari buku.
"Anjay manggil gue sampah."
"Lah nama lo kan Lucas Zhonk. Zhonk artinya apa? Sampah kan? Ga salah dong gue." jelas Yuta tanpa menoleh ke Lucas. Padahal dalam hatinya udah ngakak.
Lucas diem. Mikir.
"Lah iya. Eh tapi, Woi nama gue Zhong ge bukan Zhonk ke. Bangtas."
"Bhahahahaha bangsat bangtas. Tumben lo ke perpus?" tanya Yuta, lalu ia menoleh ke Nuri yang ada di sebelah Lucas.
"Eh gue fikir si Lucys tadi. Soalnya lo lengket terus sama Lucys kaya anak kembar." ungkap Yuta sambil tersenyum manis ke arah Nuri.
"Emang kembar ogeb."
"Lucas gue duluan ya."
Pamit Nuri."Eh iya hati-hati! Selamat menjalankan tugas!"
"Emang dia mau tugas di mana Cas?"
"Mana gue tau."
__________________________
Haloo..
KAMU SEDANG MEMBACA
Zhonk Family
Ngẫu nhiênYuk intip kegaduhan yang terjadi di kediaman keluarga Zhong. Start 14 Maret 2018 • • • Dibuat sebagai bentuk kecintaan aothor kepada NCT. Terlebih untuk Jaehyun, yang selalu membuatku menoleh meski aku sudah sangat jauh darinya. Untuk Lucas, yang me...