Hastaroth

15 0 0
                                    

Perjalanan menuju kota tujuanya masih sekitar setengah hari lagi. Untuk melalu itu banyak sekali rintangan yang terjadi.

Adabran mengistirahatkan kuda putihnya pada pinggir pohon Ek besar. Dia mengambil persedian air minum dari sungai yang mengalir. Sungai ini sangat bening dan sejuk.
Sungai yang tercipta dari lelehan salju pegunungan terpantul cahaya matahari. Hingga menimbulkan kerlap kelip seperti berlian.

Kemudian Adabran membuka tas yang berisi perlengkapanya. Diambilah sebuah Vitality Crystal bewarna hijau dari kantungnya.

Meletakanya di kedua telapak tanganya.

"unravel...."

Vitality Crystal itu kemudian menguap membentuk kabut hijau muda. Kabut itu kemudian mengelilingi tubuh Adabran yang berjongkok.

Staminanya kembali pulih. Tubuhnya kembali menjadi ringan dan segar. Setelah selesai mengambil air. Adabran meninggalkan hulu sungai. Menghampiri Volvoz yang asik melahap rerumputan.

Diletakan botol minumnya dengan mengikat ke tali yang berada di punggung kudanya.

Tiba tiba awan mulai menjadi gelap. Dari arah selatan kumpulan awan gelap menyatu. Seluruh permukaan tanah mulai menjadi gelap. Cahaya matahari menjadi sulit menembus awan gelap.

Akan ada badai besar Sore ini. Suara petir menyambar dari arah jauh. Cahaya kilat memberikan efek bayangan pada benda yang berwujud.

"aku harus bergegas sebelum badai datang"

Adabran menepuk kudanya. Dan kemudian melaju dengan cepat menuju Hastaroth.

Kudanya berlari sangat cepat. Hujan membasahi seluruh wilayah.
Jubahnya dirapatkan menutupi sebagian wajahnya. Volvoz Berlari bagai anak panah yang terarah.
Sangat cepat dan gagah

Rintikan hujan yang lebat menampar wajah putih Adabran. Dia tak mempedulikan keadaan. Terus menerjang hujan. Beberaa kilat dan petir menyambar tanah dan memecahkan bebatuan. Asapnya mengepul bagai kayu yang terbakar. Kemudian menghilang.

Setiba dipunggung bukit. Dari arah kejauhan sudah terlihat sebuah kota besar bewarna keemasan. Kota yang dipenuhi bangunan yang berderet. Serta sebuah pelabuhan kecil terlihat menjulang diantara lautan dan pantai.
Awan yang gelap dari arah berlawanan sudah mulai menghilang.

Dilangit tanah Hastaroth mulai membuka awan awan gelap. Menampilkan pemandangan bak pagelaran seni dengan cahaya Matahari sore menerobos masuk kedalam celah bangunan kota.

Dari punggung bukit. Adabran berdiri gagah diatas tungganganya. Membuka tudungnya. Kedua daun telinganya terlihat sangat panjang dengan anting berbentuk elang pada telinga bagian kirinya.

Perjalanya lebih cepat dari perkiraan tiba. Dan dia harus mencari sebuah penginapan, serta mengistirahatkan kuda putihnya.

Sebuah penginapan didapatnya dengan model bangunan berbentuk kubah pada atapnya. Serta beberapa menara kecil berdiri disudut bangunan penginapan.
Penginapan yang ia kunjungi adalah sebuah penginapan para pengelana. Banyak kuda kuda yang digunakan para pengelana terikat disebuah kandang khusus. Mereka memakan daun daun kering. Dan seorang kurcaci dengan sigap mendekati Adabran. Membawa Volvoz memasuki kandang kuda.
Penginapan ini memperkerjakan Kurcaci sebagai perawat kuda para tamu.

Aster Hotel

Sebuah penginapan besar sengan lahan yang cukup luas. Dan jauh dari bangunan bangunan lain. Adabran memilih penginapan yang lumayan jauh dari pusat kota. Agar dia bisa melihat dari bangunan ini kota besar Hastaroth.
Pemilik penginapan adalah seorang Manusia yang berbadan besar dengan lengan buntal, memiliki Tato berbentuk burung Gagak. Tubuhnya sangat berat, kulitnya dilapisi bulu halus bewarna perak. Rambutnya bewarna pirang dan ia berjalan menuruni tangga menyambut tamu barunya.

"Silahkan masuk Tuan Elf. Anda mau menginap berapa hari? Ayo masuk
. Pelayanku akan mengantarmu ke kamar terbaik"
Pria gemuk itu menyambut kedatangan Adabran dengan sambutan yang sangat akrab.
Adabran tersenyum hangat dan menghampiri meja besar yang disana sudah berdiri seorang wanita cantik bergaun bewarna biru muda. Dengan ikat kepala mengikat rambutnya. Wanita itu tersenyum lembut dan menyerahkan sebuah kunci kamar.
Memberikanya kepada Tamunya.

Kamar 407

Sang Pelayan wanita mengantarkan Adabran menuju kamarnya. Menaiki anak tangga sampaik ke 3 lantai bangunan penginapan. Lantai penginpan ini terbuat dari kayu yang kokoh dan kuat. Saat berjalan dengan hentakan kaki berbunyi lirih gesekan sepatu dari lantai kayu.

Sang pelayan mempersilahkan masuk ke kamar.
Ukuran kamar ini tidak begitu kecil. Nampak luas dan cukup untuk beristirahat. Satu buah dipan kayu dan beberapa lemari kecil serta vas bunga yang berisi bunga Tulip bewarna merah dan kuning. Jendela kamarnya berbentuk bulan melengkung. Dengan potongan kayu pohon pinus yang diukir. Aroma Anggur segar tercium dari luar jendera. Pemandangan dari luar jendela terlihat jelas kota Hastaroth dengan bangunan berdempet berkubah pada atap bangunan. Serta burung burung merpati berterbangan mengitari kota sihir itu.

Saat malam tiba Adabran keluar dari penginapan. Berjalan mengikuti pedestrian yang dipagari oleh sederetan tanaman berbunga.
Pohon Cherry Blosom yang belum berbunga tumbuh subur disepanjang jalan.

Cahaya bulan malam di kota indah ini nampak bersahabat. Tak ada awan tebal menutupi langit kota.

Suara gemercing lonceng disebuah Kuil berbunyi sayup. Diikuti beberapa penyihir wanita berjalan dengan jubah hitamnya.
Adabran berpapasan sengan Harpy yang membawa seikat bunga mawar. Dia tersenyum menyapa Adabran. Harpy adalah wanita cantik yang memiliki badan setengah manusia setengah burung. Ada Harpy bersayap dan juga ada Harpy berkaki burung dengam cakar tajam pada kuku kakinya. Harpy yang ia temui ini jenis harpy berkaki burung. Jalanya seprti burung unta dengan kaki jenjang burung Elang laut.
Kakinya berselimut bulu bewarna emas. Dengan hiasan sulaman kain bewarna orange.

Hastaroth adalah kota dengan bermacam macam Bangsa dan Ras.
Bahkan bisa ditemui Orc yang berjalan bebas ditempat ini.

Kebijaksanaan dan peraturan yang dibuat oleh Master Magician sangat dipatuhi.
Siapapun yang melanggar peraturan ini akan dipenjara dan dijatuhi hukuman berat.

Kota dengan bermacam macam Bangsa. Menjadikan sebuah kota dengan bermacam macam bentuk kriminal maupun penipuan.
Terdengar kabar jauh dari pusat kota letaknya di semenanjung Kortartos terdapat sekumpulan Assasin yang bebas berkeliaran. Mereka dapat disewa dengan mata uang negara manapun.

Tujuan Adabran ketempat ini adalah mencari dan menemukan seseorang.
Selama ini dia terus mencari keberadaanya. Namun jejak jejak mereka tidak pernah ditemukan. Dan selalu menghilang sebelum ditemukan.

Apakah ada kaitanya dengan penyerang suku Mink? Dan kawanan pemburu Megalith?
Serta sosok berjubah hitam yang menyerang Hilda saat bertarung dengan Kawanan Serigala bertanduk?

Aku harus cepat menemukan mereka

---------------------------------------------------------

Moon LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang