Chapter 6

24 4 3
                                    

Hwa Min POV

"Jadi bagaimana ?"
Tanya appa-ku.

"Em... Aku..."

"Jika kau tidak mau, kau bisa tinggal di sini atau akan appa titipkan ke teman appa."

Teman ? Siapa ? Ah tidak - tidak. Pasti itu akan merepotkan orang lain. Aku jadi merasa tidak enak kalau seperti itu. Tapi kalau aku ikut, bagaimana dengan sekolah-
ku. Mana mungkin aku pindah sekolah.

"Jadi bagaimana ?"
Sekarang eomma yang bertanya.

Ku harap keputusanku ini tepat,
"A-aku akan tetap di sini. Tapi, jangan titipkan aku ke teman appa."

"Wae ? Dia juga punya anak yang seumuran denganmu. Pasti akan menyenangkan bila kau berteman dengannya."

"Aniyo, tidak perlu. Aku merepotkan orang lain kalau begitu. Aku tidak ingin merepotkan orang lain. Lagi pula masih ada pelayan - pelayan yang menemaniku di rumah ini."

"Oke, besok pagi appa dan eomma akan segera berangkat. Sekarang kau tidur dulu. Selamat malam."

Setelah pembicaraan selesai, aku langsung memasuki kamarku. Ah... Sangat berantakan. Aku lupa membersihkan buku - buku yang habis ku baca tadi. Karena aku suka kebersihan, aku langsung membersihkan semuanya lalu mandi.

Selesai mandi, aku langsung membuka ponsel-ku. Karena saat aku mandi, aku mendengar ada suara pesan masuk di ponselku.
Mungkin Chanyeol atau Jisoo.

Maaf.

From : xxxxxxxxxx

Nomor siapa ini ? Dan kenapa si pengirim minta maaf. Ada - ada saja.

Ini aku, Oh Sehun. Sahabat masa kecilmu.

From : xxxxxxxxxx

Aih, mengapa ia tau nomor telfonku. Dengan cepat, aku lansung manamain kontaknya. Dan berencana membalas pesannya yang sangat tidak penting.

Dari mana kau mendapatkan nomorku ?

From : Son Hwa Min

Rahasia

- Oh Sehun

Setelah ia mengatakan itu, aku langsung mematikan ponselku.

Skip

Pagi ini aku mengantarkan orang tua-ku ke bandara. Hari ini aku libur sekolah, setelah acara kemarin. Jadi, aku mempunyai banyak waktu luang untuk sekedar bersantai - santai di rumah.

"Eomma dan appa berangkat dulu. Jaga dirimu baik - baik."
Eomma mencium pucuk kepalaku begitupun dengan appa.

Aku memeluknya. Sungguh berat rasanya bila tinggal berjauhan dengan orang tua. Ya, aku memang sudah sering di tinggal. Namun, tetap saja.

"Jaga diri kalian masing - masing." Ucapku.

Setelah dari bandara aku langsung pergi ke toko buku yang berada di dekat rumah Jisoo.

Aku memilih beberapa buku pelajaran, novel, dan komik. Sebenarnya aku tidak terlalu menyukai membaca komik. Namun aku tetap membelinya untuk hiburan semata.

"Ya! Son Hwa Min!"

Aku menoleh saat ada yang memanggilku. Dia adalah Jisoo.

"Ah ne. Annyeong Jisoo-ah."
Aku melambaikan tanganku lalu berjalan menghampirinya.

"Tumben sekali kau kesini."
Ucapku.

Karena ia sangat jarang membaca buku. Jadi menurutku agak aneh saja jika dia pergi ke sini untuk membeli ataupun membaca buku. Dia sangat malas membaca buku.

"Hanya ingin. Lagi pula aku hanya membeli buku novel."
Jawabnya lalu berjalan ke arah rak buku yang berisi novel - novel tentang cinta.

"Novel tentang cinta ? Kau sedang jatuh cinta ?"
Ucapku seraya tertawa pada akhir kalimat.

"Aigoo. Tidak. Tidak mungkin. Sudahlah, sana bayar dulu bukumu. Aku masih akan memilih."

Aku langsung saja pergi ke kasir setelah Jisoo menyuruhku. Setelah selesai membayar, aku langsung pergi ke caffe. Tentunya bersama Jisoo. Sebenarnya dia yang mengajakku. Katanya ia sangat bosan di rumah, makanya ia mengajakku pergi ke caffe.

"Membosankan sekali."
Jisoo mempoutkan bibirnya sambil mengaduk - ngaduk minumannya.

"Aku juga. Orang tuaku pergi ke luar negeri tadi pagi." Ucapku setelah menyeruput kopi dari gelasku.

"Kau sendirian ?"

"Tentu."

"Menginap saja di rumahku."
Jisoo berucap dengan penuh semangat.

"Tidak. Aku tidak mau merepotkan kau dan orang tuamu. Bagaimana kalau kau saja yang menginap di rumahku ?" Kataku.

"Aku tidak mau merepotkanmu."

Aih, menyebalkan sekali. Ia mengikuti perkataanku tadi. Itu sudah menjadi kebiasaannya. Lebih tepatnya kebiasaan buruknya.

"Ya! Kau mengikuti ucapanku tadi. Jadi bagaimana ? Kau mau tidak ? Jebal, temani aku ya."
Ucapku sambil memasang aegyo.
Dia malah menatapku datar. Kemudian tersenyum. Dia memang aneh.

"Oke. Aku akan menginap di rumah mu. Jadi, temani aku ke rumah untuk mengemasi barang - barangku."  Ucapnya yang ku balas anggukan.

Skip

Setelah menemani Jisoo untuk mengemasi barang - barangnya. Kini, aku membantunya untuk menata barang - barangnya di kamar tamu di rumahku.

"Hufftt... Lelah. Sekarang kita nonton flim horor ya. Kau ada snack kan ? Soda ?"

Huh... Dia memang begitu. Bersikap seenaknya ketika di rumahku. Tapi tidak apa - apa. Orang tuaku pun memperlakukan dia seperti anaknya sendiri.

Aku mengambil beberapa snack dan soda. Setelah itu langsung kembali ke ruang keluarga. Menyetel flim horor.

"Sebaiknya kita mengundang Chanyeol dan Baekhyun. Bagaimana ?"
Tawarnya yang ku balas anggukan.

Setelah 15 menit kemudian, mereka berdua sampai di rumahku. Sekarang rumahku sangat ramai. Baekhyun dan Chanyeol terus bercanda. Jisoo yang dari tadi terus memperhatikan televisi pun teriak - teriak ketika hantunya muncul.

Ting nong.... Ting nong....

Bel rumahku berbunyi. Aku langsung saja berjalan menuju pintu utama. Kubuka pintu utama, hanya menampilkan seorang pria memakai topi dan masker. Saat dia membuka maskernya....

"SEHUN !?"

Tbc

Vote and comment. Comment sangat berguna. Aku update satu dulu. Nanti sore bakal update satu lagi.







Can You Love Me ? {SEHUN×OC}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang