Mimpi Masa Lalu

4.3K 253 37
                                    

Warning : femNaruto (GS ), OOC ! Tidak sesuai EYD. Mainstream?.Typo's ! And many more. DLDR!!

Rate : T - M (sesuai alur)

Genre : Drama, Romance, Hurt, Comforth, Historical story ? , Complicated.

Pairing : ??? // xxxfemnaru, Sasusaku, SasuIno, ShikaTema, Nejiten, Sasuhina, dll.

This is a FANFICTION.

Mulmed memiliki hak cipta. Dan saya tidak bermaksud mengkomersilkannya.

Naruto dkk belongs to Masashi Kishimoto.

Istana Raja belongs to Fanfan.
.
.
.
.

Setiap kali memandang langit, ingatan lama menyeruak dalam benak. Memutar memori yang pernah terkubur dalam-dalam.

Menyisakan kesedihan mendalam yang tak terlukis. Raut wajah tak terbaca, tetap tenang menyisakan tanda tanya besar. Hanya sorot matanya yang jujur karena mata tidak pernah bohong itu yang selama ini dia pelajari.

'Puk'
Tepukan dipundak menyadarkannya. Lamunan masa lalu buyar seketika. Berganti sikap waspada. Pedang mengacung tegak menantang lawan siap menebas leher siapapun yang mengusik ketenangan jiwa.

Sapphire sewarna lautan memincing tajam. Menatap awas pada lawan yang kini bergetar ketakutan. Mata bermanik coklat bak anak anjing melotot terkejut, mulutnya bergetar menahan takut. "Ma-maaf." Ucapnya memohon maaf karena telah lancang mengagetkan tuan di depannya.

Mulutnya tak mengucap kalimat apapun. Sapphire indahnya berubah datar, posisinya berubah tegak, pedangnya kembali disarungkan.
Menatap pemuda didepannya dalam diam. Hampir dua bulan lamanya dia hidup di hutan, meninggalkan masalalu yang ingin dilupakan.
Dan selama itu pula tak ada satu orang pun yang berani menyapanya.

Hutan disini biasa disambangi orang-orang dari kampung di sekeliling hutan. Terletak antar dua daerah kekuasaan yang bersahabat membuatnya dalam keadaan tenang.

Meskipun tak menampik kenyataan banyak pemburu, pemberontak bahkan bandit sering berkeliaran dalam hutan, melarikan diri.

Selama ini ia tetap waspada, memilih menghindar dari masalah. Mempertahankan diri hingga dua bulan lamanya dengan penyamaran nyaris sempurna.

Berpindah dari satu gua ke gua lain menghindari marabahaya yang sewaktu-waktu hadir tak terduga entah dari bandit atau hewan buas yang siap membuatnya menjadi santap malam.

"Maaf tuan, saya hanya ingin bertanya dimanakah arah utara? Saya berputar ditempat yang sama selama setengah hari." Pemuda berumur kisaran 12 tahun itu bertanya hati-hati.

Telunjuknya mengarah tepat ketujuan yang menanya. Pemuda atau masih dikata anak lelaki itu hanya mengangguk dan berlalu setelahnya. Tak sampai tiga langkah kaki berjalan, anak itu berbalik.

"Terima kasih tuan. Saya Konohamaru, semoga tuan selalu dalam perlindungan-Nya." Ujarnya tak lupa berojigi. Melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda sebelum sang surya menghilang ketempat peraduannya.

Desiran angin musim gugur membawa ribuan warna berterbangan mengikuti alur angin.

.
.
.
.
.
.
.
.

Kinagashi itu tampak lusuh, debu menempel nakal membuat warna aslinya tertutupi. Terhitung 75 hari lamanya, selama itu pula pakaiannya tak terganti. Hanya di basuh sekenanya tanpa berniat dicuci. Karena itu satu-satunya pakaian yang ia miliki. Melindungi kulit putihnya dari terik matahari dan dinginnya angin malam.

Istana Raja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang